Fenomena Penistaan Agama Islam, Mengapa Kerap Terjadi?

Oleh : Khayrunnisa Atbar (Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta)

Akhir-akhir ini marak berita yang diperbincangkan terkait penistaan agama yang dilakukan oleh banyak sekali dari oknum-oknum yang membenci Islam. Salah satunya adalah seorang pria yang bernama Joseph Paul Zhang, yang mengaku sebagai nabi ke-26.

Joseph Paul Zhang tidak hanya mengakui dirinya sebagai nabi ke-26, tetapi ia juga mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang meluruskan kesesatan ajaran nabi ke-25 dan kecabulannya yang maha cabullah (inews.id, 17/04/2021)

Joseph Paul Zhang juga mengatakan ucapan yang ditujukan kepada umat Islam bahwa " Anda bisa laporan atas penistaan agama, gua kasih loh satu laporan Rp. 1 juta, maksimal 5 laporan supaya jangan bilang gua ngibulkan". Begitu ujarnya dalam rekaman video yang ia upload pada hari sabtu (17/4/2021).

Beberapa bulan ke belakang, Apollinaris Darmawan, melakukan penghinaan melalui jejaring medsos. Dalam akun Twitternya, dia menyebut Alquran itu sampah, Nabi Muhammad ï·º hidup dari hasil rampasan, membunuh, dan main perempuan.

Bahkan dia sering menyebut Nabi Muhammad ï·º dengan kata-kata kasar. Termasuk juga melecehkan ibadah menyembelih hewan kurban saat Iduladha. Ia ditangkap aparat setelah sebelumnya diprotes massa, kemudian diadukan masyarakat, dan saat ini ia berstatus tersangka (Republika.co.id 12/08/2020).


Mengapa Terus Berulang?

Sungguh miris, di negeri dengan mayoritas penduduknya muslim, malah kerap terjadi kasus penistaan dan penodaan agama. Berulangnya kasus penodaan agama ini, menunjukkan pada kita bahwa negara gagal menjamin dan melindungi agama.

Di negeri yang menganut sistem demokrasi-kapitalis seperti negeri ini, dengan mengatas namakan HAM seseorang bisa bebas bertindak sesuai dengan keinginannya. Selama tidak ada yang terusik, dianggap sah-sah saja, termasuk persoalan ini.

Maka sangat wajar, karena sistem demokrasi kapitalis manfaat dijadikan sebagai asas dalam kehidupan dan dalam implementasinya, sistem demokrasi kapitalis menciptakan liberalisme atau kebebasan.

Liberalisme dalam sistem demokrasi kapitalis mengajarkan empat hal kebebasan yang sangat destruktif, yaitu kebebasan beragama, berpendapat, kepemilikan, dan berperilaku.


Bagaimana Peran Umat terhadap Penistaan Agama?

Padahal yang kita tahu bahwa sebagaimana Nabi Muhammad SAW., adalah seorang manusia yang sangat mulia yang diutus oleh Allah Swt., untuk menyampaikan Islam kepada seluruh umat manusia. Menyampaikan kebenaran-kebenaran yang hanya kita dapati dari Islam.

Sehingga kita sebagai manusia, sebagai umat yang beragama Islam sudah seharusnya tidak tinggal diam disaat agama kita diinjak-injak, dicaci maki, dan dinistakan oleh orang-orang yang membenci Islam.

Dimana peran kita? Dimana peran kita sebagai umat? Dimana kita disaat seharusnya kita semua bersatu untuk melawan kezaliman-kezaliman yang selalu kita terima. 

Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, Islam merupakan cinta yang Allah berikan berikan kepada kita. Harusnya kita sadar akan indahnya Islam saat ini, saat lalu, dan saat nanti.

Jangan hanya diam dan mau diperbudak oleh sistem sekuler seperti sekarang. Jangan mau dikekang oleh sistem, dan jangan takut bersuara menyampaikan kebenaran hanya karena sistem yang tidak memberikan kebebasan berpendapat bagi kita umat Islam.

Sudah saatnya umat Islam bangkit, perangi semua kezaliman yang ada, dan jadilah pejuang Islam yang sebenarnya, yang akan berada di barisan paling terdepan untuk membela Islam. Karena disitulah peran kita sebagai umat.

Posting Komentar

0 Komentar