KHUTBAH JUM'AT : BERPEDOMAN PADA AL-QUR’AN


KHUTBAH PERTAMA


إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى 

 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

 (QS Thaha [20]: 123-124)


Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Dzat Yang Mahakuasa atas seluruh alam semesta. Yang menghidupkan dan mematikan. Yang memberikan petunjuk dan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan oleh Allah kepada Rasulullah SAW, para shahabat, keluarga, dan umatnya hingga akhir zaman.

Bertakwalah kepada Allah tanpa henti. Tundukkan hawa nafsu kita seperti saat kita puasa. Dan, ternyata kita bisa. Jika puasa kita bisa menahan diri dari yang halal, semestinya kita lebih bisa lagi menahan diri dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah.


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Ramadhan sering disebut bulan Al-Qur’an. Sebab, pada bulan Ramadhanlah Al-Qur’an diturunkan. Allah SWT berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda  (TQS al-Baqarah [2]: 185).

Imam ath-Thabari di dalam Jâmi’ al-Bayân fi Tawîl al-Qurân (Tafsîr ath-Thabari) menjelaskan: Hudâ li an-nâs bermakna petunjuk untuk manusia ke jalan yang benar dan manhaj yang lurus. Wa bayyinâti bermakna yang menjelaskan petunjuk berupa penjelasan yang menunjukkan hudud Allah, kefardhuan-kefardhuan-Nya serta halal dan haram-Nya. Adapun frasa wa al-furqân bermakna pemisah antara kebenaran dan kebatilan.

Namun sayang, berbagai fitnah diarahkan kepada Al-Quran agar umat Islam ragu terhadap Al-Quran sebagai Kalamullah, agar umat Islam mengabaikan Al-Qur’an, menjauh dari Al-Qur’an atau alergi terhadap Al-Qur’an. 

Fitnah itu muncul sejak awal diturunkan Al-Qur’an. Kenyataan itu digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

Orang-orang kafir berkata, “Janganlah kalian mendengarkan Al-Qur’an dan buatlah hiruk-pikuk terhadap Al-Qur’an itu agar kalian menang.” (TQS Fushshilat [41]: 26).

Di masa sekarang, sebutan dan stigma negatif diarahkan pada Al-Quran dan ajarannya, yakni ajaran Islam. Ayat-ayat Al-Quran dituduh menginspirasi ekstremisme bahkan terorisme, seperti ayat-ayat tentang jihad dan perang. Al-Quran juga distigma bisa melahirkan radikalisme. 

Bahkan ayat-ayat tentang jihad, perang dan hukum-hukum pun diserukan untuk tidak diajarkan kepada murid-murid sekolah. Jika pun diajarkan, semua itu harus ditafsirkan ulang dengan penafsiran yang moderat dan toleran, tentu menurut kemauan kaum liberal dan pembebek Barat.

Muncullah kemudian upaya menafsir ulang Al-Quran sesuai konteks saat ini. Tafsir yang ada, dianggap tak sesuai. Maka Al-Quran pun ditafsirkan menggunakan kaidah-kaidah demokrasi, kapitalisme, hak asasi manusia, gender, emansipasi, toleransi yang salah-kaprah, moderasi (wasathiyah) ala Barat dan berbagai ide, nilai dan norma Barat.

 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Membaca Al-Quran pahalanya sangat besar, apalagi di bulan Ramadhan. Itulah mengapa para sahabat dan generasi salafus-shalih sangat bersemangat membaca Al-Qur’an.

Tapi, Al-Qur’an bukan sekadar dibaca. Lebih dari itu, diamalkan dan diterapkan seluruh isinya. Ingat, Al-Qur’an adalah petunjuk hidup bagi umat manusia. Sebagaimana firman-Nya:

 إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا 

Sungguh Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada kaum Mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (TQS al-Isra’ [17]: 9).

Sebagai petunjuk hidup bagi manusia, Al-Qur’an telah memberikan penjelasan hukum atas segala sesuatu.  Allah SWT menegaskan:

 وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ 

Kami menurunkan kepada engkau al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai penjelas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (TQS an-Nahl [16]: 89).

Menurut Imam al-Baghawi dalam Ma’âlim at-Tanzîl, ayat tersebut bermakna bahwa Al-Quran berisi penjelasan atas segala sesuatu yang diperlukan berupa perintah dan larangan, halal dan haram serta hudud dan hukum-hukum. 

Dengan mengutip Ibn Masud ra., Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya juga menjelaskan bahwa Al-Quran meliputi segala pengetahuan yang bermanfaat berupa berita apa yang telah terdahulu, pengetahuan apa yang akan datang, hukum semua yang halal dan haram serta apa yang diperlukan oleh manusia dalam perkara dunia, agama, kehiduan dan akhirat mereka.

Dengan kata lain, Al-Quran adalah solusi atas semua problem yang dihadapi manusia di dalam kehidupan mereka. Baik problem pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Baik problem ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, pemerintahan, politik ataupun berbagai problem lainnya. 


Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,

Karena itu, bukan hanya penting, sebagai hamba Allah yang meyakini kebenaran Al-Quran, kita wajib mengamalkan dan menerapkan seluruh isi Al-Quran. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Inilah pentingnya formalisasi dan pelembagaan Al-Quran. Inilah pentingnya negara menerapkan Al-Quran dalam seluruh aspek kehidupan. Inilah yang dipraktikkan oleh Rasulullah SAW saat memimpin Daulah Islam di Madinah dan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam. Inilah yang menjadikan umat Islam menjadi umat terbaik dan mercusuar peradaban.

Maka, saatnya Ramadhan menjadi titik tolak kita untuk memedomani Al-Qur’an dengan nyata, sebagai wujud ittiba’ kita baginda Nabi SAW. Bukankah Allah SWT telah berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى 

 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

Jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an), sesungguh bagi dia kehidupan yang sempit (TQS Thaha [20] 123-124). 

Saatnya kita bangkit dengan Al-Qur’an, menggapai kejayaan Islam.


[]


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم




KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Posting Komentar

0 Komentar