Mengaku Islam, Tapi Tak Mau Tahu? Oh No!

Oleh: Yuni Indawati (Ibu Rumah Tangga) 


"Hai, Kamu agama apa?"

"Islam"

"Oh oke. Oh iya ini kan udah masuk ramadhan, gimana sih caranya kok orang Islam bisa puasa sebulan penuh? Salut deh sama kalian"

"Ah biasa aja. Itu mah masing-masing aja"

"Loh kok gitu? Bukannya wajib ya puasa ramadhan itu?"

"Iya bagi yang mampu, aku sih bodo amat"

"Hmm gitu ya"


Secuplik bahasan singkat antara orang Islam dan orang dari agama lain. Ketika seseorang yang mengaku Islam namun ketika ditanya tentang agamanya, seolah-olah dia tak mau tahu bagaimana pengaturan Islam itu. 

Inilah yang kadangkala membuat orang non Islam merasa ragu atas pengaturan di dalam Islam. Yang bisa jadi menimbulkan prasangka buruk terhadap agama Islam. 

Terlebih lagi bahwa saat ini banyak kaum muslimin yg tidak mau tahu tentang Islam yg sebenarnya, mereka tidak mau berpikir dengan kritis dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan mereka. Ditambah lagi sejak Negara tidak mampu membendung serangan budaya barat dan globalisasi.

Posisi negeri-negeri muslim terhadap barat sangatlah lemah sehingga memaksa mereka untuk tunduk pada kekuatan asing dan segala bentuk intervensinya. Umat Islam di cekoki dengan pemahaman yang sekuler, moderat, liberal, dan intoleran, ini semua adalah misi besar yg di usung oleh musuh Islam untuk menghalangi kebangkitan Islam. 

Para musuh Islam telah berhasil membuat kaum muslimin menjadi seorang manusia yg takut dengan keislamannya sendiri. Pada akhirnya mereka menjauhi kajian-kajian Islam yang kaffah. Mereka menganggap bahwa laki-laki yang memakai celana cingkrang dan memelihara jenggot, atau wanita berkerudung panjang, berjilbab lebar serta bercadar adalah radikal dan akhirnya mereka menganggap Islam itu ribet.

Salah besar jika ada yang menganggap Islam itu ribet ataupun manusia yang tidak mau menjalankan Islam secara keseluruhan itu biasa saja. Tak ada yang melanggar syariat. Begitu katanya. 

Ketidak pahaman inilah yang memicu kesalahan dalam beramal dan juga selain ketidakpahaman, umat Islam juga telah hidup dalam suasana yang tidak islami, tidak ada penerapan syariah Islam. Kontrol dari masyarakat yang sangat kendur alias cuek, belum lagi gempuran budaya barat yang mengangkat misi kehidupan hedonistik. Semua ini turut mempengaruhi syakhsiyah (pola hidup) seorang muslim.

Perlu kita pahami bahwa Islam bukanlah agama sesuka hati kita. 

Aqidah yang kita yakini adalah aqidah yang memaksa kita untuk tunduk secara totalitas pada pengaturan sang pencipta yaitu Allah swt, dan tak ada tawar menawar.

Kalau kita yakin bahwa Allah adalah yang menciptakan kita dan alam semesta, tentunya kita harus mau menerima aturan syariahnya secara keseluruhan. Bukan pilah pilih layaknya prasmanan nikahan. 

Untuk memahami aturan syariat yang benar, manusia di wajibkan untuk mencari ilmu untuk mendalami agama Islam. Menuntut ilmu merupakan perkara wajib bagi umatnya, ilmu menjadi bekal bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya agar ia selamat di dunia dan di akhirat.

Imam Ibnu Jauzi menyebutkan "sering aku menganjurkan kepada manusia agar manusia menuntut ilmu syariah karena ilmu laksana cahaya yang menyinari".

Oleh karena itu, Islam tidak butuh pengakuan saja, tapi Islam juga menuntut pemeluknya untuk mendalami aturannya. 

Wallahu a'lam bish showab

Posting Komentar

0 Komentar