Pacaran Islami...! Emang Ada...?


Oleh : Windha Yanti (Aktivis Dan Pemerhati Sosial)

Banyak kaum muslim yang beranggapan ta'aruf itu pacaran yang islami, menjadi syar'i jika pacaran dengan menggunakan embel embel ta'aruf, selama tidak melakukan perjinahan. Memang sekarang ini banyak juga kaum muslim yang tau bahwa pacaran itu dilarang dalam Islam, akhirnya bagi mereka ta'aruf adalah menjadi solusi bagi mereka yang tetap masih ingin pacaran namun tidak ingin melanggar hukum syara.

Pada akhirnya ta'aruf ini menjadi pemahaman yang salah kaprah dikalangan masyarakat. Dengan dalil (Q.S Hujurat ayat 13.)

يٰٓاَيُّه ا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Dari kata "agar kamu saling mengenal" dijadikan dalil bagi mereka untuk saling mengenal antara laki - laki dan perempuan, di tempat tempat keramaian seperti taman taman, cafe cafe, mereka saling berkenalan dan bertukar identitas, nomer handpon, dan ngobrol berdua duaan, padahal tidak ada niat untuk menikah saat itu juga.

Dari sini saja sudah jelas ada hukum Allah yang dilanggar, jelas di dalam Islam pergaulan laki laki dan wanita itu terpisah tidak boleh berkholwat dan berikhtilat, kecuali dalam jual beli, pendidikan, itupun tetap harus di jaga batasan batasannya.

Jika pacaran Islami dalam rangka ingin menjauhi perjinahan, maka pintu pintu yang akan menghantarkan pada perjinahanpun harus dihindari, seperti ikhtilat dan berkholwat. Karena akifitas ini jika terus dibiarkan syaitan akan terus menggoda dan menuntun agar anak manusia ini terjerumus dalam dosa besar seperti perjinahan. Karena jika laki laki dan perempuan hanya berdua duaan maka syaitan tidak akan rela sebelum ia berhasil mengodanya hingga terpedaya.

Kemudian Allah ciptakan laki laki dan perempuan dengan potensi gorizah nau, atau naluri kasih sayang, sehingga secara fitra manusia akan merasakan saling tertarik satu sama lain, terlebih lagi jika tak ada batasan dalam pergaulan. Manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas, tidak tau mana yang baik dan buruk baginya, karena pada dasarnya manusia hidup hanya mengikuti hawa nafsunya saja tanpa berfikir panjang dan efek dari perbuatannya.

Oleh karena itu Allah turunkan seperangkat aturan untuk manusia, agar manusia itu bisa selamat di dunia maupun akhirat, dan terhindar dari jeratan syaitan yang menyesatkan, yaitu Al quran dan as sunah. Karena Allah yang menciptakan manusia beserta potensi potensinya, maka Allahlah yang paling tau kelemahan manusia, dan yang paling tau mana yang baik bagi manusia.

Dalam pandangan Islam jika sudah muncul naluri libido maka menikahlah, jika tidak mampu maka perbanyaklah zikir, puasa dan mengkaji Islam. Karena Islam itu menjaga fitrah dan memuliakan manusia. Islam akan menjaga manusia terhidar dari jalan yang akan merusakny, dan kesenangan yang menipu.

Namun jika sudah siap menikah maka ta'aruflah sesuai dengan ketentuan syariat, perkenalan yang diperantarai oleh mahromnya dengan bertukar biodata, jika proses ini sudah cocok maka dilanjut dengan khitbah atau lamaran, baiknya dari proses ta'aruf sampai akad tidak terlalu lama, dan selama peroses ta'aruf sampai akadpun harus tetap terjaga interaksinya, tidak boleh ada obrolan yang akan memancing syahwat.

Semua demi menjaga kehormatan dan menjaga kesucian wanita. Agar Allah ridho dan menurunkan berkahnya kedalam rumah tangga tersebut. Maka sakinahpun akan diraih, jika pasangan suami istri saling mendorong dalam keta'atan pada agamanya, dan saling menjalankan perannya sesuai yang telah ditetapkan oleh syariat istri sebagai umun warobatul bayit (ibu pengatur rumah tangga), dan suami sebagai qowam (pemimpin rumah tangga. 

Suasana ta'at dalam masyarakat hanya bisa diperoleh dari sistem yang ta'at pula, yaitu sistem Islam, dan negaralah yang menerapkannya. Maka agar sistem Islam bisa diterapkan dalam bernegara perlu adanya dakwah Islam keseluruh penjuru dunia. 

Wallahualam

Posting Komentar

0 Komentar