Ramadhan Bulan Perjuangan

Oleh : Vanny Vadhila (Aktivis Muslimah Karawang)

Marhaban Ya Ramadhan…

Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu - tunggu oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Bulan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan, bulan dimana setan dibelenggu, pintu surga dibuka selebar - lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat - rapatnya, maka kita harus gunakan waktu ini dengan sebaik - baiknya jangan sampai kita menjadi hamba yang menyesal karena telah menyia - nyiakan bulan penuh ampunan.

Banyak hal yang sangat istimewa dari bulan Ramadhan, seperti disunnahkan untuk makan sahur yang di dalamnya penuh keberkahan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda “Sahur itu makanan yang berkah, maka dari itu janganlah kalian meninggalkannya walapun hanya dengan meneguk setengah air, karena Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang melaksanakan sahur”.

Euforia menunggu waktu berbuka atau ngabuburit, bisa dengan berburu takjil, membaca al-qur’an, murajaah, membaca buku dan lain sebagainya menjadi rutinitas yang asik dilakukan pada bulan Ramadhan.

Dan berbondong - bondong ke Mesjid untuk shalat tarawih, laksanakan walau harus munfarid di rumah karena wabah bukan halangan untuk kita tetap beribadah. Jangan lewatkan juga waktu sepertiga malam, hidupkan ia dengan shalat tahajud dan berdzikir kepada Allah, tengadahkan tangan untuk segala pinta, karena itu adalah waktu yang mustajab untuk memohon padaNya.

Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita bergembira karena disampaikannya umur kita pada bulan Ramadhan. Bagaimana mungkin kita tidak bergembira ketika amalan yang kita lakukan diganjar berkali lipat oleh Allah. Seperti pada sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam hadist qudsi yang artinya: 

“Semua amal manusia adalah bagi mereka sendiri. Kecuali puasa karena sesungguhnya puasa itu milik-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Dengan banyaknya redaksi dalil - dalil mengenai pahala akan amalan yang kita lakukan di bulan Ramadhan harusnya membuat kita semangat menjalaninya dengan sungguh - sungguh, jangan buang waktu untuk hal - hal yang tidak bermanfaat apalagi maksiat. Inilah momentum yang tepat bagi kita untuk taat syariat tanpa tapi, bertaubat dan mensucikan diri. Apalagi dengan keadaan dunia saat ini ketika pandemik masih menjadi masalah yang sedang kita hadapi bersama, kita yang masih harus menjaga jarak dengan sesama, waktu yang lebih banyak kita habiskan dirumah, bukankah wabah covid dan bulan Ramadhan adalah duet yang hebat untuk kita mendekat kepada yang Maha Kuat? Lalu ketika kita masih melakukan kemaksiatan bahkan ketika setan - setan dibelenggu di bulan suci ini bukankah ada yang tidak tepat?

Keadaan saat ini, sudah sepatutnya kita jadikan bahan muhasabah diri. Jika pandemik dan Ramadhan saja tidak mampu membuat kita jauh dari maksiat lalu harus dengan apalagi kita bisa menjadi hamba yang taat? Jika pandemik dan Ramadhan ini saja tidak sanggup membuat kita berubah lalu apalagi yang mampu membuat kita menjemput hidayah?

Tidak hanya masalah wabah saja, masalah keadilan, ekonomi dan aspek lain yang kian hari makin menyiksa rakyat. Masih banyak orang yang kelaparan, tidak punya tempat tinggal padahal semua itu adalah hak rakyat yang harus diatur oleh negara. Rakyat butuh hidup dengan aman, nyaman dan sejahtera terlebih di bulan Ramadhan. Rakyat ingin fokus beribadah tanpa harus memikirkan bisa makan atau tidak. Rakyat perlu sebuah institusi yang mampu mengatur dan menyejahterakan hidup.

Satu abad sudah kita hidup tanpa adanya khilafah, umat Islam bagaikan anak ayam kehilangan induknya, tidak memiliki perisai yang mampu melindungi harta, nyawa dan kehormatannya. Ketiadaan khilafah yang memimpin umat adalah musibah yang sangat besar bagi umat dan seluruh alam. 

Maka kita harus terus berjuang untuk tegaknya Islam kaffah sebagai perarturan dalam kehidupan dan bernegara, karena sistem pemerintahan saat ini adalah sistem kufur yang membuat segala aspek kehidupan menjadi carut - marut. Hanya dengan tegaknya Islam sebagai sistem peraturan yang sempurna, maka hidup semua umat akan sejahtera karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.

Wallahu a'lam.

Posting Komentar

0 Komentar