Wahai Pemuda, Yuk Melek Politik Islam!

 

Oleh : Ummu Sansan (Komunitas Pena Cendekia)

Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” (Bung Karno).

Kalimat melegenda ini menunjukkan bahwa memang pemuda menjadi harapan bangsa. Di tangannya akan mampu mengubah dunia. Karena pemuda merupakan agen perubahan.

Posisi pemuda sangatlah penting. Namun para pemuda haruslah memiliki bekal pemikiran dan pemahaman tentang perubahan yang hakiki. Karenanya pemuda harus memiliki wawasan yang luas juga standar yang tepat selain tekad kuat dan niat bulat.

Sayangnya realita yang ada tidaklah demikian. Semangat masih berkobar tapi standar yang dimiliki belumlah tepat. Misal tentang standar seorang pemimpin. Sebagaimana hasil survei didapatkan bahwa sebanyak 39 persen anak muda menyatakan keberatan jika orang non-Muslim menjadi presiden, sedangkan anak muda yang tidak keberatan 27 persen, dan tergantung 28 persen. Sementara, mayoritas anak muda menyatakan tidak keberatan apabila orang non-Muslim menjadi gubernur (36 persen) maupun bupati/wali kota (35 persen), ada 29 persen yang keberatan, serta 30 persen dan 32 persen tergantung. Agama dan keyakinan belum dianggap sebagai salah satu standar dalam kriteria seorang pemimpin. 

Namun ternyata hasil survei suara anak muda tentang isu-isu sosial politik bangsa pada Maret 2021 ini dikaitkan dengan intoleransi agama maupun politik. Sebagaimana dilansir dari m.republika.co.id, 21/3/202 didapatkan mayoritas anak muda juga tidak keberatan jika non-Muslim mengadakan acara keagamaan di sekitar tempat tinggalnya (65 persen). Anak muda yang keberatan sekitar 12 persen dan 20 persen menyatakan tergantung. Juga mayoritas atau lebih dari 50 persen anak muda netral (antara setuju dan tidak setuju) terhadap pernyataan keistimewaan untuk Islam sebagai kelompok agama mayoritas.

Adapun terkait politik, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Sebanyak 25,7 persen anak muda yang menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi.(m.merdeka.com, 21/3/2021)

Demikianlah hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia pada 4-10 Maret 2021 kepada 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Dengan situasi pandemi Covid-19, survei dilakukan melalui wawancara telepon. 

Setidaknya tidak semua anak muda zaman now cuek dengan politik. Mereka masih berharap pula pada aktivitas politik yang dilakukan oleh para politisi. Namun nampaknya penilaian yang buruk ketika mereka lontarkan lebih dikarenakan pada belum sempurnanya praktik sistem demokrasi yang dilaksanakan para politisi itu.

Padahal benarkah para politisi tersebut melakukan aktivitasnya demi kepentingan rakyat sebagaimana digembar-gemborkan dalam jargon demokrasi? Dari, oleh, dan untuk rakyat melekat kuat dalam benak rakyat tak terkecuali para pemudanya. Alhasil harapan masih digantungkan pada demokrasi. 

Berharap pada demokrasi hanyalah omong kosong belaka, bak pungguk merindukan bulan. Karena justru kepentingan pribadi dan golongan lebih diutamakan. Rakyat hanya dipandang saat pesta demokrasi saja demi mendulang suara. Selebihnya bukan pertimbangan. Keberadaan pemodal dan korporatlah yang lebih berharga.

Inilah yang perlu disadari oleh anak muda zaman now. Melek politik menjadi keniscayaan. Tentunya politik yang benar. Bukan politik dengan makna perebutan kekuasaan sebagaimana yang jamak diyakini orang. Namun politik dengan makna pengaturan urusan umat. Makna politik inilah yang dibawa oleh sistem Islam dengan standar yang pakem dan tepat. Standar halal haram yang mengantarkan rakyat pada kemaslahatan bila diterapkan. Sayangnya belum dilirik sebagai politik alternatif oleh anak mudanya.

Karenanya sebagai agen perubahan dan penerus perjuangan bangsa, melek politik menjadi kebutuhan anak muda. Politik yang benar. Bukan politik yang berpihak pada partai dan golongan tertentu. Politik yang diterapkan oleh politisi muslim dalam sistem yang menerapkan Islam secara kaffah. Hanya dengan penerapan itulah persoalan bangsa akan mendapatkan solusi yang nyata. Jadi yuk melek politik wahai para pemuda!

Wallahua'lam bisshowab. 

Posting Komentar

0 Komentar