Konflik Palestina-Israel : Al-Quds Terluka

Oleh: Brelian Gangga Ayodyah (Mahasiswi STEI Hamfara Yogyakarta)

Zionis kembali menyerang Palestina dengan brutal, mulai dari rudal, bom, pistol hingga pemerkosaan terhadap para wanita. Tidak sedikit bangunan hancur lumat oleh serangan rudal zionis 70 tahun lebih anak-anak kecil terbiasa melihat orang tua, tetangga, bahkan saudara meninggal di depan mata. Begitu pula tak sedikit warga palestina tumbuh dalam keadaan cacat. Konflik ini terus terjadi tanpa henti, sementara para penguasa hanya bisa melakukan rapat internasional dan hanya bisa mengecam atas peristiwa yang terjadi. Lagi-lagi berakhir di meja konferensi yang tidak membawa solusi.

Serangan udara Israel di Jalur Gaza menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan puluhan warga Palestina di Jalur Gaza. Ada 42 orang tewas, termasuk 10 anak-anak. Pesawat jet Israel menyerang sistem terowongan yang digunakan oleh militan Hamas, yang runtuh, menobohkan rumah-rumah. Hamas menyebut "pembunuhan yang sudah direncanakan sebelumnya." (news.detik.com, 17/05/2021)

Dilansir dari kantor berita AFP, Minggu (16/5/2021), dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (15/5), Biden menyampaikan keprihatinannya soal kekerasan yang meningkat. Biden menyatakan 'dukungan kuat' pada Israel untuk mempertahankan diri dari serangkaian serangan roket Hamas dan kelompok teroris lainnya sambil menekankan keprihatinan atas jatuhnya korban dari dua belah pihak.

Sementara umat di dunia mengecam tindakan Israel dan mendukung Palestina dengan berbagai kreatifitas yang mereka bagikan di media sosial. Berbagai doa dan donasi terus diberikan untuk membantu kondisi Palestina. Namun, tidak bisa menghentikan kedzaliman yang dilakukan zionis kepada Palestina. Seperti memberi obat kepada pasien. Namun, membebaskan orang yang memberi racun tersebut. 

Tentunya, tragedi ini tidak terlepas dari perjalanan sejarah. Ketika Al-Quds dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra , beliaulah yang menerima tanah tersebut dengan perjanjian Umariyah, salah satunya berisi  dari usulan orang-orang Nasrani, yaitu “agar orang Yahudi tidak boleh tinggal di dalamnya”. Namun, ketika khilafah runtuh pada tahun 1924, lalu akhirnya zionis berhasil mendirikan negaranya di bumi palestina dengan bantuan PBB, yang ditambah dukungan kuat dari Amerika Serikat setelah memenangkan perang dunia ke II. Sehingga pada tahun 1948 wilayah bumi palestina terbagi menjadi dua, yaitu Israel 77%, dan Palestina hanya 17%. Hal ini seperti sang pemilik rumah diusir dari rumahnya, atau dia hanya dapat kamar kecil. Tetapi setiap harinya, ia selalu mendengar suara ledakan bom, dan matanya selalu melihat korban yang meninggal akibat rudal yang ditembakkan.

Di sisi lain, pada tahun 1967 para Zionis Yahudi menyerang Masjidil Aqsa lebih dari 100x. Padahal masjidil aqsa adalah salah satu masjid agung, yang mana diturunkannya wahyu dan kenabian. Abbas, menuturkan bahwa Rasulullah s.a.w pernah bersabda 

“Para nabi tinggal di Syam dan tidak ada sejengkal pun kota Baiutul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana (HR AT-Tirmidzi)

Al-Quds memiliki keutamaan dalam islam antara lain, yaitu tempat kiblat pertama umat islam dan te,pat isra miraj baginda Rasulullah s.a.w. Bahkan Rasulullah s.a.w nersabda  “ Sekali sholat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 x sholat. Sholat di masjidku Madinah seperti 1.000x sholat. Sedangkan sholat di Masjidil Aqsa sama dengan 500 sholat" (HR Ath-Thabrani dan al-Bazzar)

Jalan satu-satunya untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi ialah dengan jihad fii sabilillah, yakni dengan mengirimkan tentara militer yang sudah professional. Membentuk generasi seperti Shalahuddin Al Ayubi tentunya dengan penerapan islam kaffah. Sebab, selama semua media dan perkembangan IPTEK masih dikuasai oleh Yahudi, mereka akan sombong, angkuh karena merasa sdah mengembalkan . Maka, tugas kitalah yang membentuk generasi seperti Sultan Shalahuddin Al-Ayubi.

Hanya pemimpin yang tulus dan ikhlas dibawah naungan negara Islam, seperti Sultan Shalahuddin Al-Ayubi yang akan mengerahkan tentara kaum muslim untuk membebaskan Al-Aqsa dan kaum Muslim di dunia pada umumnya. Karena itu sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk bekerja tanpa kenal lelah untuk keembali mendirikan sebuah institusi negara, yaitu negara Islam untuk mengembalikan Al-Aqsa menjadi jaya kembali.

Posting Komentar

0 Komentar