Oleh : Umi Rizkyi (Komunitas Setajam Pena)
Setiap orang pasti memiliki waktu. Kalau ada yang bilang, saya tidak punya waktu! itu berarti ia telah tiada/maksudnya telah menyia-nyiakan waktu yang telah Allah berikan. Dalam hidup ini, banyak sekali persepsi tentang waktu. Orang Inggris bilang Time ia money! Jadi selama ada kesempatan ia gunakan untuk uang, uang dan uang.
Berbeda dengan Islam memandang waktu, Allah SWT menyatakan waktu adalah pedang. Di mana seperti yang kita ketahui bahwa pedang itu, siap menebas apa sajq, di mana saja dan siapa saja. Begitu pula dengan waktu. Jika seseorang memanfaatkan waktu dengan optimal dan maksimal dalam hidupnya, maka ia akan menjadi orang yang beruntung.
Seperti yang telah Allah SWT firmankan yang artinya "Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran". TQS Al-Asr 1-3. Sungguh Allah telah memberikan surat cintanya kepada kita, mengingatkan dan memerintahkan kita tentang memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan pada kita.
Sungguh merugi bagi orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan optimal dan maksimal. Nah dari sini, waktu juga bisa kita artikan modal. Di mana untung dan rugi itu hanya ada pada muamalah atau perdagangan atau sejenisnya. Jikalau kita berdagang atau berbisnis pasti yang kita cari untung. Tidak mungkin sebuah kebangkrutan atau kerugian yang kita inginkan pastinya.
Nah, sesungguhnya Allah SWT telah memberikan modal buat kita yaitu berupa waktu. Tinggal kita, mau untung atau mau rugi. Mau modalnya berkembang atau mau bangkrut dan rugi. Semua pilihan ada pada diri kita. Bagaimana kita memanfaatkan waktu, mengolahnya dan mengisinya.
Sebagai seorang muslim tentulah kita paham, apa saja yang harus kita lakukan dan apa saja yang harus kita tinggalkan. Segala apa yang Allah perintahkan kita lakukan dan yang dilarangnya harus kita tinggalkan. Dalam Islam hukum sebuah perbuatan ada lima.
Pertama, wajib. Yaitu sebuah perbuatan yang harus kita lakukan. Dan jika kita meninggalkan maka kita akan mendapatkan dosa dan jikankita lakukan kita akan mendapatkan pahala. contoh: solat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, taat dan patuh dengan suami, berdakwah/menyeru kepada amar ma'ruf nahi mungkar, menutup aurat, zakat dan lain sebagainya.
Kedua, sunnah. Yaitu segala amal perbuatan yang jika dilakukan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Contohnya solat dzuha, membaca Alqur'an, solat taajud, puasa Senin-Kamis, aqiqah dan lain-lain.
Ketiga. Mubah yaitu segala amal perbuatan yang dilakukan tidak dapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. contohnya bekerja bagi perempuan, makan dan minum dengan kenyang, membeli baju ketika lebaran dan lainn sebagainya.
Keempat mahkruh. Yaitu segala amal perbuatan yang kita lakukan tidak mendapat pahala dan jika kita tinggalkan kita mendapatkan pahala. Contohnya merokok, berenang atau suka main air ketika puasa,
Kelima haram. Yaitu jika kita lakukan kita berdosa dan jika tinggalkan akan mendapatkan pahala. Contohnya Makan bangkai, riba, mencuri, merampok, bersenggama di siang hari di bulan ramadhan, minum minuman yang memabukkan, fitnah dan alin sebagainya.
Dari kelima uraian hukum suatu amal perbuatan, hendaknya kita harus memprioritaskan amal. Tentunya kita harus mengutamakan yang wajib daripada yang sunah. Kita lakukan yang sunah dari pada yang mubah. Dan kita harus berusaha untuk menghindari amal perbuatan yang hukumnya makruh dan haram. Bagaimanpun keadaan dan situasi kita. Baik dikala kita senang-sedih, lapang-sempit, kaya-miskin, sehat-sakit, marah-tersenyum kita harus prioritaskan amal perbuatan kita.
Apa lagi di bulan ramadhan penuh berkah ini, yang wajib ditingkatkan ratusan kali lipat dan yang sunah dilipatkan puluhan kali lipat pahalanya. Oleh karena itu, makanya kita harus tetap memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya.Sebelum ajal datang menghampiri. Karena setiap yang bernyawa akan mengalami kematian. Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Imron ayat 185.
Satu hal yang terpenting lagi tentang waktu ialah jangan pernah tinggalkan dakwah. Jangan pernah terpikirkan oleh kita, seberat apapun ujian dan cobaan kita jangan sampai keluar dari barisan dakwah ini. Walau hanya sebentar saja. Seminggu, sebulan, setahun dan seterusnya. Yakinkan pada diri kita atas janji Allah, selama kita menolong agama Allah maka kita akan ditolong Allah.
Jangan ada keraguan secuilpun akan janji Allah itu. Jadi jika kita gunakan waktu untuk berdakwah, menyeru umat untuk melakukan amal kebaikan dan menyampaikan kebenaran Islam. Yakinlah Allah pasti akan menolong kita. Apapun ujian dan cobaanyang kita alami, pasti Allah akan memberi jalan keluar dan solusi dari segala kesulitan dan kesusahan yang kita alami. Semoga kita bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan maksimal. Sehingga kita tak membuang waktu kita dengan sia-sia. Agar kita mendapatkan pahala dan Jannah-Nya di akhirat kelak. Aamiin
0 Komentar