Ramadhan Yang Tak Sama

Oleh : Kartika Septiani 

Bulan suci ramadhan adalah bulan berharga bagi umat muslim di seluruh dunia. Di bulan ini terdapat banyak sekali keistimewaan dan keutamaan yang tidak ada di bulan-bulan yang lain. Bulan untuk meningkatkan level iman, mengukir prestasi ibadah dan menaikkan derajat dihadapan Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Seluruh umat muslim menyambut dengan gembira dan penuh suka cita atas hadirnya bulan suci ini. Umat muslim dunia melakukan berbagai aktivitas ibadah di bulan ini dengan penuh kekhusyukan. Seperti, solat tarawih berjamaah di masjid, tadarus al-qur'an bersama, iftar jama'i, dan lain sebagainya. 

Namun, keadaan umat muslim Palestina saat bulan suci ramadhan tidak seperti itu. Mereka tidak mendapatkan ketenangan dan melalui bulan suci ramadhan ini dengan derai air mata. Mereka tidak dapat menjalani ibadah dengan khusyuk, karena Israel terus mengganggu kekhusyukan umat muslim Palestina saat sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan. Membombardir jalur gaza, melarang umat muslim melaksanakan solat dan berbuka puasa di masjid Al-Aqsa, mematikan speaker ketika umat muslim sedang melaksanakan  solat tarawih dan masih banyak lagi perlakuan keji Israel terhadap umat muslim Palestina. Seperti salah satunya, dikutip dari tempo.co (16/4/2021)

Keadaan tersebut sudah terjadi selama puluhan tahun dan terus berulang setiap tahunnya sampai hari ini. Sehingga umat muslim di Palestina tidak pernah mendapatkan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah khususnya di bulan suci ramadhan. Ibadahnya dikekang, dibatasi dan dilarang. Tidak sedikit jiwa umat muslim Palestina yang terancam bahkan melayang karena kekejaman Israel. 

Hal ini terjadi, karena tidak adanya perisai/junnah bagi umat muslim dunia khususnya umat muslim Palestina saat ini. Palestina berdiri dengan kakinya sendiri dalam menghadapi kekejian Israel. Sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan, merenggut kehormatan dan hak umat muslim Palestina. Umat muslim dibelahan dunia yang lain hanya mampu menonton dan mengecam saja tanpa bisa menolong saudara seaqidahnya, para pemimpin dunia bungkam tak bersuara , dikarenakan sekat nasionalisme dan peraturan internasional yang membatasi. 

Sejak naiknya Joe Biden sebagai pemimpin di AS, belum terlihat adanya upaya untuk menghentikan kekejaman Israel. Israel dan pemerintah AS sejak dahulu sudah menjadi Sekutu abadi. Terbukti dalam setiap jabatan pemimpin AS, konflik Israel-Palestina tidak kunjung usai dan kebijakan politik AS lebih menguntungkan Israel. 

Keadaan umat muslim Palestina untuk bebas dan kembali pada keadaan aman dan khusyuk dalam setiap aktivitas ibadah baik saat ramadhan maupun bukan hanya bisa didapatkan dengan kembalinya Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Islamlah satu-satunya solusi, karena hanya Islam yang mampu menjaga dan melindungi seluruh umat muslim di dunia. Tanpa Islam umat muslim terhinakan, tertindas dan terancam jiwa raga nya. Perisai/junnah umat muslim harus kembali ditegakkan. Ramadhan ini merupakan pengingat , bahwa umat Islam harus segera bangkit. Menerapkan kembali Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai aturan dalam kehidupan. Wallahu a'lam.

Posting Komentar

0 Komentar