KOMISARIS BUMN : Kompetensi atau Balas Budi ?

Oleh: Nurul Hariani (Mahasiswi dan Aktivis Muslimah Medan)

Baru-baru ini kita telah di gemparkan berita pemilihan ataupun penunjukan Komisaris Telkom milik BUMN oleh pihak pemerintahan. Dengan jelas dikatakan dalam Website sebuah berita online news.detik.com salah seorang juru bicara Kepala negara telah menilai penunjukan Abdi Negara atau Abdee Slank  menjadi komisaris PT Telkom Indonesia merupakan keputusan yang tepat. Dengan terpilihnya seorang musisi yang dianggap sebagai abdi negara tersebut menuai sejumlah Pro Kontra bahkan banjirnya kritikan,  salah satunya ketua DPP PKS menyebutkan penempatan  Abdee Slank sebagai komisaris hanya akan merugikan Telkom karena latar belakang profesi yang tidak sesuai bahkan akan merugikan Negara. Konon katanya dari beberapa ungkapan yang telah terlontarkan terpilihnya Abdee Slank sebagai Komisaris PT Telkom  adalah orang yang selama ini berada dibalik pemenangan dalam pemilihan  Kepala Negara (Pilpres 2019) Era Sekarang –Tahun 2024 mendatang yang menduduki Jabatannya selama 2 Periode, Dengan adanya itu menilai pantas saja tim sukses kerap mendapatkan posisi serta menjadikan jabatan profesional diberikan kepada pihak yang berjasa untuk menaikkan  kekursi kekuasaan  sebagai sistem balas budi.

Kalau di analisis secara rinci pengangkatan atau penunjukkan seseorang yang akan dijadikan bagian dalam pengelolaan sebuah perusahaan tidak masalah dari kalangan siapa pun itu , tetapi kita harus melihat dari sisi kompetensi yang ada pada diri seseorang tersebut, amanah, adil dan bijaksana ,serta mementingkan hak ummat atau kemaslahatan Rakyat banyak . Bukan malah dengan adanya sistem balas budi tanpa ada unsur kemaslahatan rakyat atau ma sebaliknya yaitu mengambil keuntungan dari pihak tertentu. Bagaimana tersayatnya hati umat dengan sikap pemerintah dengan hal ini? dimana keadilan? dimana kebijaksanaan para pemimpin dalam mensejahterakan ummat? 

Akan kah kita yakin dengan sistem Pemerintahan saat ini yang sudah tampak belang nya didalam kehidupan? Korup yang juga semakin merajalela dalam sebuah perusahaan ,padahal didalam nya banyak orang orang yang  berkompeten. Wajar mengapa sampai saat ini masih saja tipu muslihat yang dilakukan oleh para pejabat tinggi Negara masih saja terjadi dan tidak tuntas diusut, karena tak adanya Aturan yang benar didalam sistem kehidupan yang terterapkan , kejujuran , keadilan , kebijaksanaan, semua pudar karena hanya eksistensi, Nafsu duniawi, serta kepentingan pihak pihak segelintir pemegang kekuasaan. Sudah saatnya kita bangun Negara dengan menerapkan sistem yang Haq yang berdasarkan dari aturan sang maha Pencipta.

Wallahua’lam

Posting Komentar

0 Komentar