Oleh : Yuniar La Daiba (Mahasiswi Universitas PGRI Yogyakarta)
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir dan berbagai dampak yang di timbulkan ternyata berakibat pula dengan Utang pemerintah Indonesia. Tapi apakah benar ini hanya karna dampak covid-19 atau karena ketidak becusan pemerintah menghadapi permasalahan keuangan Indonesia saat ini.
Dilansir dari detikfinance, bahwa Utang pemerintah pusat membengkak, periode April 2021 meroket menjadi Rp 6.527,29 triliun. Dengan jumlah itu, rasio utang pemerintah mencapai 41,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah itu bertambah Rp 82,22 triliun dibandingkan dengan akhir bulan sebelumnya sebesar Rp 6.445,07 triliun.
Sunggu memprihatinkan bukan, di tengah masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia dan juga belum adanya kemajuan pemerintah terhadap penurunan angka kemiskinan di Indonesia tapi tingginya angka utang milik negara terus bertambah dari tahun ke tahun membuat keheranan di kalangan masyarakat mengenai banyaknya hutang yang dimiliki Indonesia saat ini yang bahkan dikatakan Angka ini diperkirakan masih terus bertambah hingga akhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo bahkan utang pemerintah di akhir periode ini di perkirakan bisa mencapai Rp10.000 triliun kepada presiden berikutnya.
Dilansir dari GELORA.CO, “Total utang publik sekarang mencapai Rp8.504 triliun. Saya memperkirakan di akhir periode, pemerintahan ini akan mewariskan lebih dari Rp10.000 triliun kepada presiden berikutnya,” katanya dikutip melalui keterangan pers, Kamis (3/6/2021).
Sepertinya utang negara Indonesia ini telah menjadi budaya untuk mewariskannya masa jabatan presiden selanjutnya, contohnya pada masa presiden SBY sebelumnya tercatat telah meninggal utang sebesar Rp2.700 triliun, utang Presiden Jokowi .
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini mencatat, utang era Presiden Jokowi naik sebesar 150 persen. Utang ini merupakan akumulasi peninggalan utang era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Rp2.700 triliun, utang Presiden Jokowi hingga kini Rp6.336 triliun.
"Ditinggal SBY beralih ke Jokowi Rp2.700 triliun sekarang Rp6.336 triliun. Ibu Sri Mulyani melihat datanya kemarin sudah sampai Rp6.336 triliun. Jadi 150 persen dalam waktu hanya 5-6 tahun," ujar didik (Merdeka.com, 24/3).
Jika terus seperti ini maka Sepertinya akan ada warisan utang kepada presiden selanjutnya di tahun 2024 nanti dan begitu pula dengan pertambahannya angka utang dan kemiskinan di Indonesia.
Maka itu berarti kesengsaraan masyarakat Indonesia akan semakin parah lagi untuk menanggung utang yang terus menumbuk. Indonesia benar-benar membutuhkan solusi Kaffah yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia bukan hanya utang tapi juga setiap permasalahan yang menimpa negeri kita ini.
Jika masalah ini terus berlanjut maka utang negara juga akan terus meningkat dan dipastikan pula kesengsaraan masyarakat Indonesia tidak akan dapat terhindar dan terus bertambah seiring dengan menumpuknya utang negara.
Wallahu A’lam Bish-Shawwab
0 Komentar