Gerakan Keluarga Berdoa, Bisakah Atasi Bencana?


Oleh : Kartika Septiani

Kasus covid-19 terus meningkat di Indonesia. Bahkan, jumlah kasus dapat tembus hingga 20 ribu jiwa per hari. Akibatnya rumah sakit tidak dapat menampung, tenaga kesehatan kewalahan, banyak yang ikut tertular hingga wafat. Jumlah kasus kematian akibat covid-19 membludak di berbagai daerah, hingga membutuhkan banyak lahan untuk pemakaman para korban. 

Pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM daerah, pada seluruh daerah dengan kasus covid-19 yang tinggi. Kebijakan ini dimulai tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Seluruh kegiatan dibatasi, termasuk adanya solat berjamaah di masjid. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, dan seluruh warga desa agar menggelar do'a bersama. Dalam surat tersebut, Mendes Halim menghimbau seluruh masyarakat berdoa sesuai kepercayaan masing-masing dan bersama dengan keluarga dirumah yang dilakukan untuk menyikapi kondisi meningkatnya angka kasus covid-19 di Indonesia. Seperti dilansir dari detik.com (03/07/2021) 

Sebagai seorang mukmin, wajib mengimani bahwa hadirnya musibah adalah kehendak dari Allah SWT. Baik itu bencana alam, wabah penyakit atau yang lainnya. Karena seluruh alam sepenuhnya ada di dalam pengaturan Allah SWT. Termasuk mewabahnya virus corona atau covid-19 yang berasal dari Wuhan, China akhir tahun 2019 silam. 
Seperti firman Allah SWT berikut;

قُلْ لَّنۡ يُّصِيۡبَـنَاۤ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَـنَا ۚ هُوَ مَوۡلٰٮنَا ‌ ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ

"Katakanlah (Muhammad), "Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman." (Q.S At-Taubah:9/51) 

Sikap seorang mukmin yang lainnya adalah tidak mencaci maki musibah yang datang. Bersabar, serta ridho atas ketetapan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157; 

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S Al-Baqarah:155-157) 

Adanya Himbauan doa bersama merupakan salah satu bukti bahwa manusia membutuhkan pertolongan dari Allah SWT, dan manusia adalah makhluk yang lemah. Bahkan hanya untuk menghadapi virus yang sangat kecil saja, manusia tidak mampu. Jika sungguh-sungguh meminta pertolongan dari Allah SWT, doa bersama dengan keluarga dirumah tidak menjadi jalan keluar. Butuh adanya pengambilan kebijakan, taubatan nasuha bersama dengan seluruh masyarakat dan pemerintah. Kembali berpegang pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. 

Sebab, adanya musibah merupakan ulah dari tangan manusia itu sendiri, dan  sudah seharusnya menjadi muhasabah bagi umat muslim. Seperti hari ini, ketika kemaksiatan meraja lela dan umat muslim meninggalkan agamanya. 
Firman Allah SWT ; 
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Q.S As-Syura :30)

Wallahu'alam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar