Mampukah PPKM Darurat Mengatasi Lonjakan Covid-19?


Oleh: Salsa, S. Pd

Pandemi masih terus mengancam  Negeri ini, ditandai dengan adanya jumlah kasus yang terus meningkat. Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat ( PPKM Darurat ) diberlakukan  pemerintah setelah lonjakan kasus  positif Covid-19 makin tinggi.

Sejumlah perusahaan besar di Kabupaten Indramayu kembali ditindak karena melanggar aturan PPKM Darurat. Di antaranya, PT Damarindo Reka Kimia, sebuah pabrik yang memproduksi  bahan baku cat  dan PT Karya Persada Khatulistiwa, pabrik pengemas perikanan dan rajungan, yang berlokasi di Kecamatan Juntinyuat kabupaten Indramayu. Penindakan dilakukan saat petugas melakukan investigasi mendadak, kamis, 15 Juli 2021 (sumber : CirebonRaya.Com)

Penindakan terhadap dua pabrik besar tersebut menambah daftar panjang perusahaan di Indramayu  yang diberi sanksi  lantaran melanggar PPKM Darurat. Penindakan terhadap perusahaan –perusahaan besar itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penegakan PPKM Darurat  dan juga menepis  anggapan bahwa petugas di lapangan  melakukan tebang pilih yaitu terkesan aparat hanya berani kepada masyarakat kecil , tanpa berani menindak perusahaan besar, ujar Hafidh (Kapolres Indramayu).

Berbagai permasalahan baru  muncul  setelah diberlakukan PPKM Darurat. Terutama, permasalahan yang terkait ekonomi . Pemerintah, sejak awal kemunculan kasus Covid-19, tidak menerapkan lockdown total pada daerah yang terjangkit wabah. Pemerintah malah memberlakukan PSBB, PSBM di lanjut dengan new normal kala wabah sedang tinggi. Kini, PPKM Darurat, akhirnya menjadi pilihan  utama. Namun, apakah solusi PPKM Darurat  mampu mengatasi lonjakan kasus  positif Covid-19?

Gonta ganti kebijakan  tak membuahkan hasil nyata, korban tambah banyak berjatuhan. Kalaupun Masyarakat ingin di rumah saja, pemenuhan hidup tidak ada yang menjamin. Akhirnya, terpaksa harus keluar rumah demi mendapatkan sesuap nasi. 

Semua kebijakan pandemi  ini berasal dari akal manusia  yang lemah. Anggapan ekonomi lebih  utama dari keselamatan rakyat, membuat  seluruh kebijakan  mengacu pada pertumbuhan ekonomi. Setiap kebijakan diambil dengan mempertimbangkan  untung rugi  dan materi. Inilah karakter  dari Negara yang menganut Sekularisme-kapitalisme, di mana pergerakan ekonomi lebih utama dibandingkan dengan nyawa manusia. 

Berbeda dengan Islam yang berpatokan pada wahyu, konsep Islam mengatasi  wabah begitu komprehensif. Dirancang dari pencegahan / preventif, aspek promotif kuratif, hingga rehabilitative. Konsep yang total ini terkait beragam aspek yaitu kesehatan, ekonomi dan politik dalam negeri. Tindakan preventif  akan diberlakukan di tempat  kemunculan wabah, menutup puntu-pintu perbatasan, disertai jaminan hidup dasar bagi penduduk  wilayah karantina.  Negara akan melakukan tracking/tracing untuk menelusuri penularannya hingga dapat di pisahkan antara yang sakit dan sehat. Promotif melalui departemen penerangan, negara dapat menggencarkan berbagai info yang benar  tentang konsep  5M yang harus dilakukan masyarakat, sekaligus menyaring segala hoax. Negara akan mendorong untuk menjaga diri dan  lingkungan, jangan sampai menimbulkan bahaya bagi lingkungan  dan manusia yang lainnya. Sehingga, akan muncul  kesadaran saling menjaga. Kuratif / pengobatan melalui tes masal  akan terdeteksi  secara cepat. Rakyat yang sakit akan segera dipisahkan  dari yang sehat, akan dilakukan tindakan medis terbaik dan gratis. Negara akan mendorong dan memfasilitasi ilmuwan untuk melakukan penelitian  guna menemukan formula terapi dan penelitian vaksin terbaik.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar