Hijrahnya Kaum Milenial


Oleh: Puji Ariyanti (Pegiat Literasi Untuk Peradaban)

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan sosok milenial yang memilih berhijrah. Mereka berbondong-bondong meninggalkan masa lalunya dan membuka lembaran baru mempelajari Islam.

Hijrah dapat dimaknai dari kegelapan menuju cahaya. Hijrah sendiri dimulai dari sebuah proses menuju perubahan dengan sebenar-benarnya untuk kembali kepada Allah. Dengan demikian kita menyadari ebahwa kita berasal dari Allah dan akan kembali pula kepada Allah.

1 Muharam adalah tonggak bersejarah penetapan awal tahun penanggalan/kalender Islam, berdasarkan hijrah Nabi SAW dari Mekah ke Madinah. Meninggalkan Mekah dengan aturan kufurnya. Kemudian membangun negara Islam dalam naungan dan ridho Allah SWT 13 abad lamanya. Membangun peradaban Islam yang agung. Hingga kini kaum muslim merasakan nikmatnya berislam.

Begitupun dengan kondisi negeri ini. Sudah sepatutnya momentum Muharam jangan sekedar dijadikan spirit hijrah semata. Dengan segala keterpurukan yang terjadi, semua berimbas pada kondisi masyarakat.

Pandemi belum juga berakhir, sehingga makin memperparah kehidupan rakyat. Ekonomi menunjukkan gejala semakin merosot alias krisis. Penegakan hukum semakin ambruk, memunculkan ketidakadilan di semua sisi. Bahkan tokoh umat dinista sedemikian rupa.

Hijrah harus dilakukan secara hakiki. Diawali dengan perubahan pemikiran Islam bahwa aturan Sang Khalik adalah sumber kehidupan. Dengan demikian kaum milenial adalah sosok yang patut menjadi agen perubahan. Dengan jiwa idealismenya, hingga akhirnya mereka menyadari  kehidupan yang sekular ini harus di ganti dengan kehidupan nan Islami. 

Benar, kita hidup dalam peradaban kapitalis yang jelas-jelas meracuni cara pandang kaum milenial. Karena segala sesuatu berorientasi profit. Ilmu dipandang sebagai penghalang sandang. Pengabdian kepada negeri dianggap tak memiliki arti. Pendidikan tinggi dinilai solusi ekonomi. Karena sejatinya pendidikan hari ini adalah pendidikan sekuler liberal. Berpotensi melanggengkan hegemoni kapitalisme global melalui dunia pendidikan.

Wahai milenial sudah saatnya  berhijrah. Hijrah menuju peradaban yang mengembalikan pada cahaya kehidupan nan mulia. Menerangi kehidupan umat yang semakin merosot di semua sisi. Jadilah agen-agen perubahan. Merubah berfikir masyarakat dengan  pemikiran yang sama serta perasaan yang sama. Dengan satu aturan yakni aturan Ilahi, agar dapat terwujud individu, masyarakat serta negara yang taat terhadap seluruh aturan syariat Allah SWT. Sehingga terwujud negeri baldatun thayyibah wa rabbun ghafur. Karena sesungguhnya perubahan mendasar adalah terarah pada perbaikan negara dari sistem demokrasi sekuler menuju sistem Islam.

Hijrah Rasulullah pun mengajak manusia menuju  kebangkitan dengan merubah pemikiran jahiliyah menuju pemikiran Islam. Telah terbukti dalam sejarah, hal ini adalah jalan menuju perubahan hakiki. 

Dalam berhijrah yang terpenting adalah istikamah. Harus total meninggalkan aktivitasnya terdahulu, jika aktivitasnya menghambat proses hijrahnya. Dan yang bisa mengokohkan hijrah adalah berteman dengan orang-orang sholeh dan juga ikut menyolehkan masyarakat.  

Tentu dengan syarat utama  seseorang yang hendak berhijrah  niatkan karena Allah SWT. Lalu berupaya melakukan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Kemudian tidak dicukupkan hanya merubah penampilan secara Islami saja, namun perlu dibarengi dengan mempelajari atau mengkaji ajaran Islam. 

Pada masa Rasulullah pun ada para tokoh yang mendekati Islam, seperti Abu Sofyan, Khalid bin Walid, Umar bin Khattab, Mushab bin Umair. Mereka juga selebritas di zamannya, yang pada akhirnya mereka juga menemukan Islam dan mulia karena Islam.

Hidup di dunia hanya sebentar. Harus senantiasa diingat bahwa, waktu yang diberikan oleh Allah sangatlah singkat dan sangat berharga. Hal ini jadikan sebuah motivasi besar untuk segera berhijrah dengan sesungguhnya.

Oleh karena itu, bersama wujudkan Islam dalam naungan Khilafah, agar kezaliman, keterpurukan akan segera musnah. Khilafahlah yang akan menghancurkan musuh-musuh yang terus mengeksploitasi kekayaan setiap negeri muslim khususnya Indonesia.

Khilafah menjadi perisai bagi umat Islam. Khilafah menjaga kemuliaan kaum Muslim dan melindungi mereka dari marabahaya. Hal ini yang telah dilakukan terus menerus sepanjang eksistensi kekuasaan Islam selama tidak kurang dari 13 abad.

Sejatinya tujuan hidup manusia adalah menggapai keridaan dari Tuhannya yakni Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik"  ( Ali Imran : 110 ).

Wallahu'alam Bissawab[]




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar