Islam Wujudkan Perubahan Tatanan Kehidupan Baru



Oleh : Rita Yusnita (Pengasuh Forum Bunda Sholehah) 

Indonesia dengan segudang permasalahannya, sukses menuai berbagai kritikan. Ketidakpuasan dan kekecewaan atas kinerja para pemangku kebijakan munculkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Kritikan muncul dari berbagai kalangan, mulai dari pihak oposisi, aktivis akademis hingga masyarakat biasa. Mayoritas ungkapan kritikan disampaikan lewat media sosial, karena memang di sana kebebasan berekspresi mudah didapat. Baru-baru ini ramai dibicarakan ketika salah satu cuitan muncul dari akun @Kritikp3d45, yang menyorot tentang pelaku mega korupsi Harun Masiku. Dalam cuitannya, disampaikan bahwa kenapa sebagai rakyat biasa mereka mudah ditangkap karena hal sepele, tapi ketika seseorang punya uang dan kekuasaan maka akan mudah melenggang dari jeratan hukum. Hal ini sering terjadi di era pemerintahan sekarang, hukum berjalan timpang seperti tajam ke bawah (rakyat kecil) dan tumpul ke atas (para pejabat dan orang kaya). 

Sudah menjadi rahasia umum jika banyak pihak menyebut bahwa pemerintahan sekarang anti kritik, hal ini terlihat ketika beberapa orang mulai ditangkap dan terkena jeratan hukum setelah ungkapan kritiknya di media terhembus aparat. Padahal sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif dalam memberi masukan dan kritik pada pemerintah. Menurut Jokowi, kritik tersebut adalah bagian dari proses untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik. "Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya-upaya perbaikan," kata Jokowi saat memberi sambutan di Laporan Akhir Tahun Ombudsman RI, Senin, 8 Februari 2021, dilansir Tempo.com, Minggu (14/02/2021). 

Fakta tak seindah realita, mungkin itu ungkapan yang tepat saat ini ketika kritikan yang disampaikan berbuah penangkapan. Catatan Kontras, hingga Oktober 2020, ada sebanyak 10 peristiwa dan 14 orang yang diproses karena mengkritik Presiden Jokowi. "Lalu 14 peristiwa, 25 orang diproses dengan objek kritik Polri, dan 4 peristiwa dengan 4 orang diproses karena mengkritik Pemda. Mereka diproses dengan penggunaan surat telegram Polri maupun UU ITE," ujar Rivanlee selaku Penelitik Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan. "Jikalau benar Presiden menginginkan kritik, beri dan jamin ruangnya dari ancaman pasal karet yang ada selama ini. Ia bisa memulainya dengan bertanggung jawab kepada orang-orang yang menjadi korban pembatasan kebebasan sipil, baik karena surat telegram Kapolri maupun UU ITE," ujar Rivan, Rabu (10/02/2021). 

Bukan tanpa alasan jika masyarakat mulai jengah dan berani menyampaikan kritikan. Beberapa kebijakan yang ada tidak mampu memberi solusi yang tepat untuk Kesejahteraan umat. Mulai dari permasalahan ekonomi, pendidikan, hingga sosial masih saja menjadi topik hangat negeri ini. Maka jangan heran jika masyarakat inginkan perubahan, dan hal itu bisa terjadi jika sistem pemerintahan berganti. Sistem demokrasi sekuler yang sekarang masih diadopsi terbukti tidak mampu menjadi solusi setiap permasalahan hidup manusia. Satu-satunya sistem yang akan membawa perubahan pada tatanan Kehidupan baru yang lebih baik hanyalah sistem Islam. Allah telah berfirman dalam Salah satu surat, yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan...," (TQS. Al-Baqarah: 208). Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat ini diterjemahkan bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya agar berpegang kepada tali Islam dan semua syariatnya serta mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya. Salah satu langkah untul melaksanakannya yaitu dengan mencampakkan hukum buatan manusia dan kembali kepada Alquran dan Hadis sebagai rujukan untuk menyelesaikan setiap permasalahan hidup. Dalam surat An-Nisa’ Ayat 59, Allah berfirman, 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya".

Wallahu'alam Bishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar