KESENJANGAN KAYA DAN MISKIN SEMAKIN TINGGI DI TENGAH PANDEMI


Oleh : Ni’mah Fadeli (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)

Pandemi covid 19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun menimbulkan pengaruh di segala bidang terutama ekonomi. Masyarakat terpuruk karena banyak yang kehilangan pendapatan. Ada warga yang dirumahkan disebabkan tempat kerja mereka harus gulung tikar, ada pedagang yang harus menelan pil pahit setiap hari karena sepinya pembeli, ada yang harus mencari pekerjaan alternatif karena tak ada yang menggunakan jasa mereka selama pandemi, seperti jasa antar jemput anak sekolah dan seterusnya. Hal ini tentu sangat menyedihkan, di antara perjuangan menghadapi wabah, masyarakat harus berjibaku memeras keringat dan memutar otak agar dapur tetap mengepul. 

Jumlah penduduk miskin tercatat 26,42 juta pada Maret 2020 dan pada Maret 2021 jumlahnya bertambah menjadi 26,42 juta orang. Artinya ada peningkatan 1,12 juta penduduk miskin selama kurun waktu satu tahun. Jumlah tersebut menjadikan tingkat kemiskinan nasional mencapai 10,14 persen dari total populasi. (CNN Indonesia.com,15/10/22021).

Di sisi lain, jumlah orang kaya justru makin meningkat di tengah gempuran wabah covid 19 ini. Berdasarkan laporan Credit Suisse, jumlah orang dengan kekayaan di atas US$ 1 juta atau setara dengan Rp 14,49 miliar (kurs dollar Rp14.486) ada sebanyak 172.000 orang, bertambah 62,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut dikarenakan naiknya harga aset yang dimiliki yang disebabkan rendahnya suku bunga sehingga terjadi dorongan harga aset di pasar keuangan, seperti properti. Selain penghasilan bulanan, para jutawan itu juga mendapatkan hasil yang tidak sedikit dari investasi yang mereka lakukan. Hal inilah yang menjadikan pundi-pundi kekayaan mereka justru meningkat di tengah pandemi. (Detik.com, 14/07/2021).

Pandemi masih berlangsung dan belum ada titik terang kapan akan berakhir, sebagian besar rakyat mengalami kesulitan hidup dan pemerintah  tidak fokus mengambil langkah agar pandemi ini segera berlalu, sejumlah kebijakan terkait pandemi seperti hanya sekedarnya saja dan selalu berganti-ganti. Proyek infrastruktur yang tidak terkait penanganan pandemi tetap dijalankan, proyek triliunan rupiah yang tentu hanya memberi manfaat bagi segelintir orang. Siapa lagi kalau bukan orang kaya pemilik modal atau kapital.

Menteri keuangan memiliki program Pemulihan Ekonomi Negara (PEN) yang diklaim dapat menyelamatkan lima juta orang miskin. Ada juga program Perlindungan Sosial (Perlinsos) PEN yang dikatakan mampu menahan kenaikan angka kemiskinan. Program ini sudah berlangsung setahun namun justru angka kemiskinan semakin meningkat. Segala bantuan pemerintah untuk masyarakat miskin tak banyak memberi pengaruh untuk kesejahteraan rakyat, apalagi ditambah dengan korupsi di sana sini.

Sistem pemerintahan yang saat ini masih diterapkan memang sudahlah rusak. Segala permasalahan seperti tak menemukan titik terang selama sistem pemerintahan tidak berlandaskan Islam. Pemimpin yang tak takut akan Allah sehingga tidak amanah baik dalam mengurus rakyat maupun sumber daya alam yang ada akan selalu lahir selama sistem pemerintahan masih sama. Kesenjangan kaya dan miskin akan semakin tinggi karena sistem yang digunakan memang berpihak pada yang memiliki modal atau kekayaan.

Kaya atau miskin adalah keniscayaan dari Sang Pemberi Rizki, Allah SWT. Akan selalu ada keberadaan orang kaya dan miskin, maka dalam Islam ada perintah zakat, sedekah dan saling memberi hadiah. Namun akan lain cerita jika kekayaan itu karena kepemilikan sumber daya alam yang seharusnya untuk semua rakyat dibawah pengelolaan negara namun hanya dikuasai sebagian orang saja. Kemudahan berusaha juga hanya diutamakan untuk sebagian kecil penduduk hingga  muncullah crazy rich dengan jumlah kekayaan yang tidak masuk akal. Kesejahteraan mereka yang miskin pun jadi semakin jauh karena negara lebih berpihak pada mereka yang kaya.

Dalam Islam, negara akan berusaha semaksimal mungkin membuat sejahtera seluruh rakyat. Pemimpin benar-benar mengurus rakyat karena begitulah Islam mengajarkan. Mereka yang diberi kelebihan rizki berupa harta oleh Allah SWT akan berlomba-lomba memperbanyak sedekah, menyediakan fasilitas umum dengan wakaf dan seterusnya. Sedangkan mereka yang kekurangan harta akan tetap merasa cukup dan sejahtera karena pemahaman Islam yang baik dan merasa negara sudah mengurusnya dengan benar sehingga tidak ada rasa cemburu kepada mereka yang kaya.

Pemahaman Islam yang benar baik di level pemimpin maupun rakyat akan dapat terbentuk ketika negara menerapkan sistem Islam secara kaffah. Segala permasalahan baik menyangkut pribadi, masyarakat ataupun negara sudah lengkap dibahas dengan solusinya dalam Islam, sebagai satu-satunya petunjuk hidup yang membawa kebaikan untuk seluruh alam. 

Wallahu a’lam bishawwab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar