Oleh : Kartika Septiani
Setiap manusia akan dihadapkan pada berbagai ujian dan masalah hidup. Ada berbagai bentuk kondisi dari Allah dalam menghadirkan ujian pada setiap manusia. Contohnya dengan sakit, musibah, kematian, kemiskinan, ketakutan, kegelisahan dan bentuk yang lain. Satu masalah selesai, masalah yang lain datang.
Sebagai seorang muslim, perlu dipahami bahwa ujian dan cobaan adalah tanda bahwa Allah SWT mencintai hamba-Nya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam salah satu surat dalam Al-Qur'an ;
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 155)
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat diatas, sudah semestinya seorang muslim menyikapi setiap ujian yang datang dengan bersabar. Ada banyak firman Allah SWT dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sikap sabar.
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
Artinya: "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (Q.S Al-Baqarah :45)
Namun, dibalik semua ujian yang Allah berikan pada hamba-Nya, terdapat banyak pahala sebagai balasan.
Cobaan dan ujian dapat menaikkan derajat seorang muslim di hadapan Allah SWT dan mendapat ridho dari-Nya.
Nabi SAW bersabda: “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya” (HR. At-Tirmidzi).
Tetapi, perlu diingat bahwa Allah menghadirkan setiap ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
Artinya : "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (Q.S Al-Baqarah : 286)
Ujian-ujian dari Allah , hadir sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, meminta pada Allah sebagai satu-satunya yang mampu menolong dalam setiap ujian yang melanda. Wallahua'lam
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar