Childfree, Bikin Happy?


Oleh: Kartika Septiani

Dikutip dari Wikipedia, Child free  adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Penggunaan istilah Childfree untuk menyebut orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki anak ini mulai muncul di akhir abad 20.

St. Augustine sebagai pengikut kepercayaan Maniisme, percaya bahwa membuat anak adalah suatu sikap tidak bermoral, dan dengan demikian (sesuai sistem kepercayaannya) menjebak jiwa-jiwa dalam tubuh yang tidak kekal. Untuk mencegahnya, mereka mempraktikkan penggunaan kontrasepsi dengan sistem kalender. 

Para pendukung gaya hidup childfree (e.g. Corinne Maier, Penulis asal Paris dalam bukunya "No Kids: 40 Reasons For Not Having Children") mengutip beragam alasan dalam pandangan mereka; sudah banyak tanggung jawab sosial dan keluarga, seperti menjadi perawat atau pengasuh utama dari orang tua, saudara atau pasangan yang disabel, masalah finansial, kurangnya akses untuk mendukung jaringan dan sumber daya.

Ada lagi, untuk kesejahteraan pribadi,adanya masalah kesehatan, termasuk kelainan genetik, ketakutan bahwa aktivitas seksual akan berkurang, kerusakan atau masalah dalam suatu hubungan, ketakutan akan perubahan fisik akibat kehamilan, childbirth experience, dan masa pemulihan (misalnya berkurangnya daya tarik fisik),
kesadaran akan ketidakmampuannya untuk menjadi orang tua yang sabar dan bertanggungjawab, pandangan bahwa 
kepedulian akan dampak negatif pada lingkunan yang bisa mengancam seperti overpopulation, pollution, dan kelangkaan sumber daya alam, tidak tertarik, orientasi karier, dan berbagai alasan lainnya. 

Dari informasi diatas, sudah jelas bahwa, opini childfree bukan berasal dari agama islam. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya melihat dengan kacamata syariat dalam memandang sesuatu hal. Termasuk dalam memandang ide ini. 

Menikah adalah satu-satunya jalan menyatukan dua orang yang saling mengasihi. Menikah di dalam islam memiliki tujuan. Salah satunya adalah untuk mendapatkan keturunan. 

Datanglah seorang lelaki kepada Nabi SAW dan berkata: “Aku jatuh hati kepada seorang wanita yang memiliki kedudukan (terhormat) dan kecantikan, akan tetapi dia tidak bisa memiliki anak, apakah aku nikahi dia? Nabi menjawab: “Jangan”. Lalu ia datang lagi untuk kali kedua dan ketiga dan beliau berkata kepadanya: “Nikahilah (wanita) yang penyayang dan subur, karena sungguh aku memperbanyak umat dengan kalian.” (HR. Abu Daud)

Jadi, sudah jelas childfree bertentangan dengan apa yang islam perintahkan. Selain itu pula, Rasulullah SAW bangga dengan banyaknya umatnya di hari kiamat kelak. 

Nikahilah wanita yang pengasih dan punya banyak keturunan karena aku sangat berbangga karena sebab kalian dengan banyaknya pengikutku.” (HR. Abu Daud) 

Mengenai masalah finansial yang menjadi kekhawatiran orang-orang yang memilih untuk childfree, Allah SWT sudah berfirman ;
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
"Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu (tertulis) dalam Kitab yang nyata." (QS. Hud : 6) 

Oleh karena itu, tidak perlu mengkhawatirkan masalah rezeki karena sudah Allah SWT jamin. Anak adalah anugerah dan menjadi penyejuk hati. Hal ini sebagaimana terungkap dalam Al-Qur’an berikut ini.   
رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً   
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS.Al-Furqan : 74). 

Keutamaan untuk seorang wanita yang di dalam islam baik saat mengandung, melahirkan, dan membesarkan anaknya. Seluruhnya berisi pahala yang besar dari Allah SWT. Hingga salah satu sabda Rasulullah SAW yang menunjukkan keutamaan dari seorang ibu;

Tahukah kalian, siapa orang yang mati syahid di kalangan umatku?” beliau menjawab, orang yang mati syahid di kalangan umatku cuma sedikit. Orang yang mati berjihad di jalan Allah, syahid, orang yang mati karena Tha’un, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena sakit perut, syahid. Dan perempuan yang mati karena nifas, dia akan ditarik oleh anaknya menuju surga dengan tali pusarnya.” (H.R. Ahmad) 

Terdapat kerugian , jika pasangan suami istri memutuskan untuk childfree. Yaitu, sebagai berikut;

1. Hilangnya kesempatan memperoleh amal jariyah dari anak yang soleh. Karena Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika anak Adam meninggal, terputuslah amalannya kecuali tiga: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim) 
2. Silsilah keluarga akan terputus.
3. Kesulitan dimasa tua karena tidak memiliki orang yang dapat diandalkan. 
4. Kebingungan mewariskan harta kekayaan atau menanggung hutang saat sudah meninggal dunia. 
5. Berpotensi memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan, dan beberapa kerugian yang lainnya. 

Kebahagiaan seorang muslim adalah dengan mendapatkan ridha dari Allah SWT, untuk mendapatkan ridha Allah SWT tentu saja dengan menjalankan setiap perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Mengaplikasikan aturan Allah dan sunnah Rasulullah SAW dalam kehidupan. Jadi, setiap tindakan yang diambil oleh seorang muslim wajib melihat pada aturan tersebut, jika sudah bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya maka tidak akan mendapatkan ridha Allah SWT, tidak ada kebahagiaan dan dikhawatirkan malah akan mendapatkan azab dari Allah SWT. Bukan berdasarkan dari materi dan juga manfaat semata. 

Wallahu'alam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar