Oleh: Anita Sya'ban (Lingkar Studi Muslimah Bali)
Ahlan wa sahlan, Rabiul Awal!
Alhamdulillah kita sudah berada di bulan Rabiul Awal, yakni bulan kelahiran panutan kaum muslimin, Baginda Muhammad saw. Umumnya, di berbagai daerah mempunyai tradisi tersendiri dalam menyambut bulan kelahiran Nabi atau disebut bulan maulud.
Beberapa tradisi perayaan Maulid Nabi di Nusantara antara lain, ada Kenduri Maulud di Aceh, Panjang Maulud di Serang, Banten dan Grebeg Maulud di Yogyakarta, dan sejumlah nama tradisi di beberapa kota yang lainnya.
Jelas sekali terlihat bahwa perayaan maulud merupakan salah satu momen penting di Indonesia. Mengingat mayoritas penduduknya adalah beragama Islam.
Namun ironisnya, kian hari semakin bertumbuh subur pula penistaan kepada Beliau. Bukan hanya sembunyi-sembunyi, tetapi sudah secara terang-terangan.
Lantas, apakah mungkin kaum muslimin tak meradang menghadapi persoalan tersebut? Bersikap seolah biasa saja dan tak perlu ditanggapi secara serius?
Tentu bagi yang beriman pasti akan berupaya membalas perbuatan tersebut. Meskipun hanya sebatas yang mampu kita lakukan, tetapi masih ada upaya untuk menghukum pelaku penistaan tersebut. Sudah barang tentu sangat jauh dari paripurna.
Tak hanya di negeri sendiri, bahkan di negeri lain banyak kasus yang serupa. Tiada hentinya mereka mengejek dan mengolok-olok Beliau.
Mereka berani karena mereka tahu betul yang mereka hadapi adalah umat yang tengah tertidur, tak akan mampu melawan. Namun siapa yang berbuat tentu akan menerima balasannya.
Dilaporkan bahwa seorang kartunis asal Swedia yang menggambar Nabi Muhammad, tewas dalam kecelakaan (4/10/2021). Setelah membuat kartun Nabi, Pria ini diketahui hidup di bawah perlindungan polisi selama beberapa tahun sejak tahun 2007 lalu. (www.viva.co.id)
Pengadilan dunia mungkin tidak mampu menghukumnya. Namun, masih ada hukum Allah yang tidak mungkin berlepas diri darinya. Begitulah balasan bagi orang yang berani melawan utusan Allah yang mulia.
Ungkapan tak kenal maka tak sayang pantas disematkan pada diri umat ini. Semakin hari, semakin banyak generasi muda yang tidak mengenal Rasulullah secara mendalam. Baik pribadi beliau, keluarga dan para sahabatnya.
Pertanyaannya, mau ataukah tidak.
Era modern saat ini sangat banyak media pembelajaran yang bisa diakses untuk mempelajari sirah beliau. Seharusnya ini menjadikan generasi muda lebih mudah untuk mengakses pengetahuan tentang Rasulullah dan segala kehidupannya.
Ditambah lagi dengan geliat semangat hijrah yang makin meluas dan menguat. Mulai dari tayangan anak-anak yang menampilkan cerita Rasulullah, kajian online yang khusus membahas sirah Beliau, atau pelajaran agama yang semakin diminati. Tak kalah banyak pula berbagai judul buku yang mengangkat kisah Beliau.
Kecintaan kaum muslimin kepada Nabi Muhammad saw. adalah sebuah keimanan. Juga merupakan bekal kita agar dapat masuk surga. Ini berkorelasi dengan hadist bahwa kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai.
Bagaimana agar rasa cinta itu tumbuh sebagai pembuktian keimanan?
Beberapa diantaranya adalah dengan mengenali sirahnya yang mencakup kelahiran, keutamaan, kecintaan pada umatnya dan tentunya risalah Islam yang Beliau bawa.
Dengan kita mencintai Beliau, tentu akan berdampak pada kita. Adanya usaha kita meneladani akhlak Beliau, mengikuti syariat yang Beliau bawa, serta turut andil dalam mendakwahkan Islam, nantinya akan membawa kita untuk kembali kepada kehidupan Islam yang sempurna.
Maka, dapatlah dikatakan bahwa cinta kita telah terbukti jika semua yang Rasulullah ajarkan telah kita laksanakan dengan baik. Tentunya bukan sekedar ungkapan gombal semisal rayuan semata.
Mari semangat mengenali dan mencintai Nabi kita, Muhammad Rasulullah, agar kelak kita dapat berkumpul bersama dengan Beliau dan para pengikut setianya. Aamiin.
Wallahu'alam bishowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar