KKB SERANG NAKES, KAPAN TEROR PAPUA BERAKHIR?


Oleh : Sri Setyowati (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, kembali melakukan aksi brutalnya di  Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada hari Senin (13/90/2021) lalu.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak sembilan tenaga kesehatan (nakes) yang  menjadi korban kekerasan mendapatkan luka yang serius, sedangkan perawat Gabriella Meilani  meninggal dunia usai dirinya jatuh ke jurang saat berusaha menyelamatkan diri dari serangan kelompok bersenjata.  Demikian juga beberapa fasilitas publik dibakar,  antara lain kantor Distrik, kantor Kas Bank Papua Kiwirok, Puskesmas Kiwirok, Rumah Dokter, Barak Tenaga Kesehatan, SD Inpres, Rumah Guru dan Pasar. (cnnindonesia.com, 17/09/2021)

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) buka suara usai menyerang fasilitas publik tersebut. Mereka mengklaim aksi tersebut dilakukan sebagai berlawan untuk dapat memisahkan diri dari Indonesia. OPM menyatakan siap jika perbuatannya dibawa ke hukum internasional. (cnnindonesia,com, 17/09/2021)

Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena mendesak negara untuk segera mengusut tuntas kematian perawat Gabriella. Semua pelaku pelanggaran HAM, baik aparat keamanan, kelompok bersenjata, maupun warga biasa yang terbukti melanggar HAM harus diadili secara terbuka, efektif, dan independen di pengadilan sipil.

"Tragedi ini seharusnya menjadi pengingat bagi Presiden Jokowi untuk mengevaluasi pendekatan keamanan yang selama ini dipraktekkan dalam menyelesaikan konflik di Papua. Selain itu, untuk mencegah siklus kekerasan yang terus berulang di Papua, negara harus segera mengakhiri impunitas yang selama ini terjadi."

Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid juga menambahkan, situasi Papua yang terus menerus diwarnai kekerasan tidak lepas dari rendahnya perhatian élite-elite politik Jakarta. Setiap kali ada kekerasan, setiap itu pula kita melihat negara gagal untuk melakukan investigasi secara fair dan menyeluruh, apalagi menuntut pelakunya ke pengadilan umum." (merdeka.com, 29/09/2021

Memang sangat ironis sekali, tanah Papua yang kaya akan sumberdaya alam, tetapi tidak mampu membuat masyarakat sekitar sejahtera, bahkan untuk kebutuhan dasar mereka karena sumberdaya yang mereka miliki hanya diserahkan pengelolaannya kepada asing sehingga kemiskinan tetap menyatu dalam masyarakat Papua. Disamping itu keterlibatan asing dalam memberikan dukungan untuk menyuarakan Gerakan Papua Merdeka, semakin mendorong terjadinya disintegrasi.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan akan melakukan pendekatan lunak untuk menangani aksi terorisme di Papua. BNPT akan menggandeng tokoh adat, pemuka agama, dan tokoh masyarakat dalam pendekatannya. (cnnindonesia.com, 27/05/2021

Mengapa sikap pemerintah begitu lunak kepada kelompok yang telah nyata-nyata mengancam keselamatan rakyat dan mengganggu aktifitas-aktifitas masyarakat, serta merusak persatuan dan mengancam kedaulatan ini?. Apakah KKB ini masih dianggap sebatas kelompok kriminal?, bukankah KKB ini sudah termasuk kelompok teroris dan separatis yang sebenarnya?.

Sangat berbeda ketika ada isu terorisme yang pelakunya diduga dari kelompok Islam, Densus 88 dengan cepat menindak kepada pelaku yang masih disebut terduga.

Negara adalah penjaga dan pelindung rakyat, karena itu seorang  pemimpin harus memberikan rasa aman kepada rakyatnya, seperti hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, "Sungguh Imam/Khalifah adalah perisai, orang-orang berperang dibelakang dia dan berlindung kepada dirinya." (HR. Muslim)

Negara juga wajib mengelola sumber daya alam dan mengembalikan hasilnya kepada rakyat seperti hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, "Kaum muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal, air, rumput dan api." (HR. Ibnu Majah). Rasulullah SAW juga bersabda, "Tiga hal yang tidak boleh dimonopoli, air, rumput dan api." (HR. Ibnu Majah)

Negara juga harus mengadili pelaku yang  melakukan penganiayaan terhadap warga.

Allah SWT juga melarang kaum muslimin bercerai-berai, karena itu memisahkan diri dari negara adalah suatu keharaman, maka pelakunya diberi pelajaran tanpa membunuh, agar mereka kembali dalam negara.

Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS Ali Imran: 103)

Hanya dengan sistem Islam, kelompok separatis Papua dapat diselesaikan.

Wallahu a'lam bi ash-shawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar