Oleh : Setyowati Ratna Santoso, S.Si (Guru Madrasah di Surabaya)
Dalam satu bulan ini kita merasakan menurunnya rasa aman di negeri ini,bagaimana tidak sederet peristiwa yang mengusik rasa aman terjadi mulai dari para nelayan di Kepulauan Natuna merasa takut melaut karena hilir mudiknya kapal perang cina di sekitar Kepulauan Natuna. Ketua Nelayan Lubuk Lumbang Kelurahan Bandarsyah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Herman mengungkapkan para nelayan merasa ketakutan dan terancam setelah melihat kapal perang asing pada Senin (13/9) di Laut Natuna Utara. Ia menerima laporan dari anggotanya yang kembali dari melaut pada Kamis (16/9) setelah melihat lima unit kapal perang asing di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). "Kami merasa terganggu dan takut, kenapa tiba-tiba ada kapal perang asing lagi?" tutur Herman kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Jumat (17/9).
Petistiwa serupa pernah terjadi pada akhir 2019 hingga awal 2020 saat dua kapal perang asing terlihat mengawal kapal-kapal nelayan China di Natuna Utara. Hal itu, kata dia, membuat para nelayan merasa trauma setiap melihat kapal perang asing. Lima unit armada yang baru mereka lihat itu, kata dia, terdiri dari dua kapal pengawas, dua kapal perang biasa, dan satu kapal induk. Meski kapal-kapal itu tidak terlihat melakukan aktivitas apa pun, Herman mengungkapkan nelayan masih merasa tidak aman. "Nelayan kami ini orang awam. Sudah turun-temurun mencari ikan di laut NKRI itu," tambahnya. Herman juga menjelaskan bahwa perasaan tidak aman yang dirasakan para nelayan bisa memengaruhi jumlah tangkapan yang didapatkan.
Peristiwa lain yang juga miris terjadi di bumi Cendrawasih menimpa tenaga kesehatan( nakes ).Serangan brutal ini juga membuat empat nakes luka-luka dan seorang nakes belum ditemukan. Aksi keji dan brutal kelompok yang dicap teroris ini ramai menuai kecaman publik. Para nakes yang menjalankan misi kemanusiaan, untuk melayani kesehatan masyarakat pelosok Papua, justru menjadi sasaran penyerangan. Kecaman dan pesan pilu disampaiakan mantan Kepala Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang, sekaligus Inisiator Satgas Perubahan Kabupaten Pegunungan Bintang, Yeremias Tapyor.
Tidak cukup dua peristiwa itu kita juga dikejutkan dengan peristiwa penembakan yang menimpa seorang Ustad di Tangerang.Peristiwa penembakan ini terjadi pada Ahad, 19 September 2021. Akibat peristiwa itu, Alex terluka di bagian pinggang dan meninggal saat dilarikan ke rumah sakit. Penembakan terjadi saat pria yang kerap disapa Ustad Alex ini baru saja pulang dari ibadah Salat Maghrib di Masjid Nuryaqin, di dekat rumahnya.
Mahalnya rasa aman di negeri ini tidak lepas dari sistem kapitalis demokratis sekuler yang dianut negeri ini.Kapitalisme yang memiliki landasannya adalah memisahkan agama dari kehidupan, yang bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak memandang aspek spiritual sedikit pun dalam kehidupan umum, memandang bahwa kehidupan dunia hanya manfaat belaka, serta menjadikan hubungan sesama manusia hanya manfaat saja, serta dibangun mengandalkan kekuatan ,menjadi sesuatu yang wajar terjadinya perselisihan,permusuhan dan baku hantam serta penjajahan yang menjadi sebab minimnya rasa aman bagi warga negara.
Keamanan dan stabilitas dalam negeri suatu negara memainkan peran sangat penting. Perekonomian yang menjadi urat nadi kehidupan rakyat tidak akan berjalan dengan baik jika keamanan kacau dan terganggu. Negara dalam sistem Islam memberikan jaminan keamanan bagi seluruh warga negaranya, muslim maupun non muslim. Sebagaimana Rasulullah SAW memberikan jaminan aman (jiwa dan hartanya yang halal) pada orang-orang kafir (non muslim) saat membebaskan Makkah, beliau bersabda: “Barang siapa yang menutup pintunya maka dia aman.” (HR Muslim).
Rasulullah juga memberikan perlindungan kepada utusan-utusan orang musyrik dan melarang berkhianat kepada orang yang telah mendapatkan jaminan keamanan. Dari Abu Sa’id, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bagi setiap pengkhianat ada bendera di hari kiamat, ia akan diangkat sesuai kadar pengkhianatannya. ketahuilah tida ada penghianat yang lebih besar pengkhianatannya dari pemimpim masyarakat umum”. (HR Muslim).
Rasa keamanan yang maksimal pun diberikan Khalifah pengganti Rasulullah dalam kepemimpinan umat kepada warga negaranya. Pada masa khilafah Bani Abbasiyah, sekitar 1216 tahun yang lalu. khalifah al-Mu’tasim, telah mencatat tinta emas sejarah Islam. kisahnya dibadadikan dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir.
Peristiwa bersejarah itu terjadi pada tahun 223 Hijriyyah, yang dikenl sebagai pembebasan kota Ammuriah. Pada tahun 837 H, seorang budak muslimah yang konon berasal dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar. yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Saat Khalifah Al Mu’tasim mendengar teriakan wanita muslimah itu, Ia pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk membebaskan kota Ammuriah di Turki. Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), begitu besarnya pasukan yang dikerahkan oleh khalifah.
Catatan sejarah menyatakan di bulan April, 833 Masehi, kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi. Setelah berada di kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan “Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?”. Sang budak wanita itu pun dimerdekakan oleh khalifah. Orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.
Di dalam negara yang menganut sistem Islam juga terdapat struktur negara yaitu Departemen Keamanan Dalam Negeri yang menangani semua bentuk ancaman dan gangguan keamanan, mencegah segala hal yang dapat mengancam keamanan dalam negeri.
Selain Departemen Keamanan Dalam Negeri, juga ada Kepolisian (Syurthah) yang merupakan organ fungsional yang bertugas menjaga keamanan dan stabilitas dalam negeri dari berbagai gangguan dan ancaman keamanan yang beranggotakan laki laki yang sudah baligh dan memiliki kewarganegaraan. Wanita boleh menjadi anggota kepolisian untuk melaksanakan tugas tugas kewanitaan yang memiliki hubungan tugas tugas keamanan dalam negeri.
Mengenai keamanan di daerah perbatasan Khilafah mendorong warga negaranya untuk menjaga daerah perbatasannya dengan mengingatkan keutamaan dan pahala besar yang diterima mereka dari Allah SWT. Dalam sebuah hadis Rasul bersabda, “Menjaga perbatasan sehari semalam di jalan Allah SWT itu lebih baik dari puasa satu bulan dan malam-malamnya didirikan qiyam al-lail. Jika ia mati, ia akan mendapat pahala sesuai dengan amalannya, mendapat rezeki di sisi Allah SWT, dan aman dari fitnah dunia-akhirat.” (HR Thabrani).
Dari hadis di atas, dapat kita pahami, Allah SWT dan Rasul-Nya begitu besar memberikan keutamaan dan pahala bagi orang-orang yang melakukan penjagaan atas wilayah perbatasan. Wajar Khalifah sebagai pemimpin tertinggi negara begitu besar pula menaruh perhatian atasnya. Khilafah juga akan selalu memperluas daerah perbatasannya sehingga Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam terwujud. Sebagai negara adidaya, negara Islam akan memberdayakan seluruh potensi yang ada demi melindungi negara dan warga negaranya.
Lepasnya tanggung jawab negara dalam sistem kapitalis demokrasi sekuler menjadi penyebab hilangnya rasa aman bagi rakyat sangat berkebalikan dengan sistem Islam yang memberikan jaminan keamanan paripurna, akan tetapi saat ini sistem Islam dalam naungan negara Islam belum hadir saat ini,maka menjadi pengharapan dan cita cita kaum muslimin seluruhnya hadirnya sistem Islam maka butuh peran kita semua untuk memperjuangkan tegaknya sistem Islam yang mampu memberikan jaminan keamanan bagi seluruh warga negara.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar