Mengelola Blok Wabu Serahkan Pada Islam


Oleh: Puji Ariyanti (Pegiat Literasi untuk Peradaban)

Papua merupakan salah satu wilayah nusantara yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Terutama dari sektor tambang dan migasnya. Sayangnya  sumber daya alam di Papua tidak membawa kemakmuran bagi masyarakat setempat. Bahkan negeri yang berlimpah kekayaan alam ini termasuk wilayah termiskin di Indonesia. Padahal di wilayah ini terdapat tambang emas terbesar di dunia. 

Dilansir Tempo (21/9/21), Blok Wabu santer dibicarakan khalayak setelah konflik antara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dengan Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti.

Blok Wabu juga sering disebut "gunung emas" terletak di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Blok ini juga berjarak 40 kilometer di sebelah utara Grasberg yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia. Blok Wabu dulunya pernah masuk kedalam konsesi PT Freeport Indonesia berdasarkan Kontrak Karya (KK) yang ditandatangani pada 1991.

Blok Wabu yang memiliki Kandungan emas di mana nilainya lebih besar dari Grasberg Freeport. Nilainya Setara Rp300 Triliun. Berdasarkan data Kementerian ESDM 2020, Blok Wabu menyimpan potensi sumber daya 117.26 ton bijih emas dengan rata-rata kadar 2,16 gram per ton (Au) dan 1,76 gram per ton perak (Bisnis.com 25 /9/2021).

Peneliti Alpha Research Database Ferdy Hasiman menjelaskan, lantaran pengembalian Blok Wabu oleh Freeport sudah dilaksanakan pada 2018, pengelolaannya menggunakan payung hukum Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009. Menurut ketentuan, prioritas tambang pun akan diserahkan kepada BUMN atau BUMD.

“Blok Wabu sudah lama ditunggu prosesnya dan pada 2020, Menteri BUMN Erick Thohir pernah meminta langsung ke Menteri ESDM bahwa BUMN bersedia dan siap mengelola Blok Wabu,” ujar Ferdy.

Fakta blok Wabu banyak menjadi incaran korporasi karena berpotensi hasilkan emas. Harusnya sebagai pengingat bagi pemimpin di negeri ini sumber daya alam jangan jatuh ketangan swasta, apalagi asing. Jika pengelolaannya tetap dilakukan oleh swasta akan terjadi seperti halnya Freeport. Freeport  menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak.

Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Hal ini tidak memberi maslahat pada rakyat Indonesia. Hal ini sama halnya menyerahkan aset publik untuk diambil hasilnya oleh swasta atau asing.

Papua tanahnya yang begitu kaya, emas dan tambang lainnya ternyata tak pernah dirasakan oleh mereka yang hidup di atasnya. Papua selalu identik dengan kemiskinan dan tidak sejahtera. Sehingga melahirkan kesenjangan sosial memunculkan konflik horisontal diantara masyarakat Papua. Kekayaan alam yang berlimpah di bumi Papua belum menjadi berkah.

Sistem kapitalis berbeda dengan Islam. Jika Kapitalis pengelolaan sumber daya alam diserahkan bulat-bulat kepada individu sedangkan pemerintah hanya cukup sebagai regulator saja. Pengelolaan sumber daya alam dalam sistem kapitalis melahirkan perusakan pada lingkungan dalam jangka panjang.

Berbeda dengan Islam telah mengatur secara rinci bahwa kekayaan alam adalah harta milik umum/rakyat. Negara wajib mengelola dan hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat secara umum. Karena seluruh biaya hidup rakyat baik sandang maupun pangan negara yang membiaya. Dengan demikian penguasa telah memenuhi kewajibannya sebagai seorang pemimpin.

Karena sesungguhnya haram hukumnya pengelolaan harta milik umum diserahkan kepada individu, swasta, ataupun asing. Seperti yang telah disebutkan hadist Nabi saw, “Kaum muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, rumput, dan api.” (HR Ibnu Majah).

Rasul saw juga bersabda, “Tiga hal yang tak boleh dimonopoli: air, rumput, dan api.” (HR Ibnu Majah)

Rakyat semakin sengsara dalam sistem ini. Saatnya mengganti sistem bobrok ini dengan sistem Islam dalam pengelolaan kepemilikan umum. Hanya inilah yang bisa mengembalikan hak seluruh rakyat Indonesia bukan hanya di Papua saja. Jika selama ini pemerintah hanya pandai menarik pajak pada rakyatnya. Katakan by by pada kezaliman, karena hanya Islam saja yang menghantarkan pada keberkahan hidup dan ridla Ilahi.

Wallahu'alam Bissawab[]




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar