Film Vs Akhlak Remaja


Oleh : Siti Kuraesin 

Sering kita saksikan penayangan film remaja di televisi maupun via online akhir-akhir ini di dalamnya banyak mengandung unsur adegan kekerasan, pornografi, dan tata cara pergaulan yang kurang mendidik bagi kaum remaja. Penayangan film-film tersebut dapat membawa dampak yang sangat besar terhadap akhlak para pemirsa terutama bagi kaum remaja, karena ingatan mereka pada hal-hal yang menarik dan disukainya dalam film tersebut dapat menimbulkan kesan yang mendalam dalam jiwanya. Dengan kesan yang mendalam dan tertanam dalam jiwanya mereka berusaha untuk melakukan dan meniru hal-hal yang mereka anggap menarik seperti apa yang para bintang idolanya lakukan dalam adegan film tersebut. 

Semua menyadari bahwa dunia media saat ini semakin maju didukung dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat di era modernisasi. Apalagi di masa pandemi seperti ini, banyak remaja yang mencari film ataupun drama untuk mengisi kegabutan mereka, film yang disajikanpun sangat menjanjikan, banyak film menceritakan kisah yang relate dengan kehidupan nyata, bahkan tidak jarang adegan-adegan yang tidak patut dicontoh selalu terselip disana. Hampir setiap bulan dunia perfilman merilis judul baru, contohnya "Little Mom", yang di dalamnya menceritakan seorang remaja berprestasi namun akhirnya ia harus putus sekolah karena hamil di luar nikah, dan masih banyak lagi contoh film lainnya. Wahh, ini si udah pasti setiap adegan romantisnya bikin penonton halu, dan kemungkinan besar ditiru. 

Menonton film memang mubah selama hal tersebut tidak menjadikan kita lalai terhadap yang wajib, hanya saja isi dan informasi yang jadi masalahnya. Kita sebagai remaja yang akan memasuki tahap dewasa, dengan bekal akal yang sudah Allah jamin harusnya bisa memilah mana yang baik dan buruk. Pertanyaannya adalah apakah kita mau menggunakan akal cemerlang kita untuk bisa memilah itu semua? Tontonan bisa menjadi maklumat loh teman-teman, bisa dibenarkan atau malah ditiru, ngeri kan? Bagaimana jika tontonan itu merupakan contoh yang tidak baik? Nau'dzubillah ya temen-temen 

Sadarkah kita, ketika kita mencoba untuk menonton sekali atau melakukan perbuatan buruk sekali saja, bisa membuat kita ketagihan, faham pluralisme sengaja membuat film semenarik mungkin agar kita tidak menyadari betapa buruk pesan-pesan di dalamnya. Sebagai remaja yang sudah mengkaji dan mempelajari Islam, kita tentu sebelum menonton film kita akan berpikir apakah ada manfaatnya ketika kita menonton filn tersebut, dan apa tujuannya kita menonton drama-drama seperti itu? Bukankah masih banyak hal-hal yang jauh lebih bermanfaat untuk dilakukan? Lagipula, setiap orang pasti berharap atas apa yang telah dilakukannya yang kemudian dapat meninggalkan manfaat, entah itu pahala atau pelajaran, dan yang pasti makna bermanfaat itu adalah ketika sesuai dengan hukum syara' dengan tujuan meraih ridho Allah. 

Memang awal-awal pasti sulit untuk meninggalkan kebiasaan, hanya saja kita tidak boleh membiarkan hawa nafsu menjadi pengendali keseharian kita. Misalnya, kita ganti dengan bergabung ke forum diskusi Islam, atau mem-follow instagram yang berisi kajian Islam, dan media-media dakwah yang tidak kalah banyaknya dengan media perfilman. 
Jadi, ayo segera ambil tindakan dan putuskan, jangan biarkan hawa nafsu menjadi pemandu jiwa kita. 

Wallahu’alam



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar