Ketawaduan Pemuda Langka


Oleh: Evalasari, S. Pd.

Beberapa minggu lalu dunia sosial media ramai oleh viralnya seorang pemuda berkulit hitam dan berambut ikal di sebuah masjid AsSa’adah di Ciater Subang. Setiap harinya ia membereskan sendal-sendal  jamaah di masjid tersebut dengan menyambut setiap orang yang hendak solat ke masjid.

Sesuatu yang langka saat ini  seorang pemuda 17 tahun yang berkhidmat di masjid. Mengingat saat ini pemuda banyakyang asik dengan dunianya entah itu bermain, main game, hura-hura dan hal-hal lain yang tidak bermanfaat. Hadirnya pemuda bernama Raja tersebut membawa angin segar, contoh seorang pemuda yang tawadu dengan berkhidmat di masjid. Ketika ditanya dalam banyak wawancara, mengapa mau membereskan sandal-sandal jamaah di masjid, Karena dia terinspirasi dari tamu-tamu hotel yang sering disambut dengan baik dan hangat, mengapa tamu-tamu Allah yang datang ke masjid tidak? Dari situ ia terispirasi untuk membereskan sendal-sendal jamaah yang datang ke masjid tersebut.

Perbuatannya yang mulia dan patut ditiru ternyata ada yang lebih mencengangkan lagi tentang identitas pemuda ini yang dia sendiri tidak ingin diketahui banyak orang. Setelah ditelusuri oleh Mat Peci ternyata pemuda 17 tahun berambut ikal dan berkulit hitam itu adalah anak pemilik masjid dan resort yang ada di sekeliling masjid tersebut. Masya Allah, nitizen Indonesia menyebutnya dengan “The Real Sultan”. Karena ketawaduannya yang luar biasa, walaupun dia adalah orang yang berada tetapi tidak sombong bahkan tidak ingin diketahui oleh khalayak bahwa dia adalaha anak dari pemilik resort tersebut.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Seorang pemuda yang mulia itu ternyata memiliki keluarga yang tawadu, tidak berbangga atas harta yang dia puya bahkan enggan disebut orang kaya atau sultan. Ayah Raja mengatakan bahwa harta ini adalah titipan apa yang mau kita sombongkan. Nasihat-nasihat dan mindet yang positif banyak dikemukakan oleh ayah Raja ini, Seperti  harus baik dalam hambluminnalloh dan habluminanas. Luar biasa seorang yang betul-betul berada tapi tetap rendah hati. Sesuatu yang sangat langka saat ini di saat banyak orang yang memamerkan kekayaan dan kesombongan.
Qodarulloh, Allah memperlihatkan Raja dan keluarganya  kepda kita semua untuk menjadi pelajaran yang berharga, bagaimana kita harus bersikap tawadu dan bersyukur dengan yang apa kita miliki. Dan bersikap tawadu ketika diberi harta lebih oleh Allah, karena sesungguhnya kita tidak memiliki apa-apa Allah lah yang memiliki segalanya. Sehingga ketika diberi lebih kita menggunakannya pula dijalan Allah yang akan membuahkan pahala.

Wallahua’lambishowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar