MKA Bukan Pahlawan, Layakkah Jadi Nama Jalan?


Oleh: Nuryanti (LISMA Bali)

Dikutip dari cnnindonesia.com (17/10) lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menjelaskan bahwa nama Mustafa Kemal Attaturk (MKA) akan digunakan menjadi salah satu jalan di ibukota Jakarta. Hal ini merupakan bagian kerja sama antara Indonesia dengan Turki.

Meski belum pasti dimana letak jalan tersebut, Riza akan mengupayakan nama MKA dalam waktu dekat. Menurutnya, keinginan ini sudah ada dan menjadi kesepakatan dari kedua negara ini (Indonesia-Turki). Sebelumnya, Menlu Rl juga menyampaikan dalam kunjungan bilateral ke Turki pada 12 Oktober lalu. Disebutkan bahwa Pemerintah Turki telah menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jl. Ahmet Soekarno.

Mustafa Kemal Attaturk adalah tokoh yang kontroversial sekaligus pemimpin Turki yang pertama atau sering disebut bapaknya orang Turki. Sebagian masyarakat Turki menganggap MKA sebagai pahlawan. Namun sebagian yang lain menganggapnya sebagai tokoh antagonis, tokoh yang penuh intrik, dan penghancur Khilafah. 

Jika Indonesia tetap akan mengabadikan nama MKA menjadi salah satu nama jalan di ibukota, jelas merupakan tindakan yang tidak baik dan tidak arif serta akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam. Sebab, banyak perbuatan Attaturk yang bertentangan dengan ajaran Al-Qur'an dan as-sunah. 

Selain itu, MKA punya sejarah kelam bagi umat Islam di seluruh dunia. Dia adalah seorang pengkhianat yang menyebabkan runtuhnya instusi tertinggi umat Islam yakni Khilafah. Semua aturan di Khilafah diganti dengan aturan sekuler ala Barat.

Adapun kebijakannya yang sangat menyakiti hati kaum muslimin yaitu;
1. Menghapus hukum syariat Islam dan menggantinya dengan hukum sekuler.
2. Mendirikan negara yang mengadopsi hukum-hukum barat.
3. Menutup seluruh lembaga-lembaga keagamaan serta melarang menggunakan Bahasa Arab.
4. Mengganti kalender hijriah dengan kalender masehi
5. Menghapus kementrian urusan agama dan waqaf.
6. Melarang memakai pakaian-pakaian islam, seperti hijab.
7. Memerintahkan kepada para khotib untuk tidak boleh menggunakan masjid dalam melaksanakan sholat, dan mengalihkan fungsi masjid sebagai museum.

Tentu masih banyak lagi yang dilakukan MKA untuk benar-benar menghapus eksistensi Islam di seluruh dunia. Dari perbuatan tersebut, kehidupan umat muslim menjadi berubah drastis. Mereka kehilangan ra'in (pemimpin) dan junnah (pelindung). Islam dijadikan sebagai objek penjarahan dan penjajahan negara-negara kapitalis. Pengaruhnya pun sampai bisa menghilangkan identitas diri sebagai muslim.

Mirisnya, fakta sejarah ini berusaha untuk dikubur dan dikaburkan dari kaum muslimin. Salah satu upayanya adalah menjauhkan Islam dari sejarah kegemilangannya serta membalikkan fakta. Kemudian mengajak umat Islam meniru kehidupan ala Barat yang penuh kemewahan dan kesenangan dunia.

Terang saja ada beberapa orang yang menerima usulan nama MKA di Jakarta. Ini karena mereka tidak mengerti bagaimana sejarah yang telah diperbuat oleh MKA pada Islam. Namun, bagi umat Islam yang mengetahui tentang sejarah MKA, mereka akan menolak atas usulan tersebut serta mengecam pemerintah jika benar-benar terealisasi. 

Di sisi lain, pemerintah meminta masyarakat untuk tidak menolak rencana ini dengan alasan menghormati kerjasama antara Indonesia dengan Turki.

Bagaimana bisa umat Islam menghormati manusia yang sudah menghancurkan institusi tertinggi kaum muslimin lalu menggantinya dengan sistem sekuler?

Tentu ini logika yang ngawur dan sulit dicerna. Kalau memang untuk menghormati kerjasama dan menegaskan hubungan antara Turki dengan Indonesia, seharusnya melihat sejarah dulu dan memilih nama tokoh yang benar-benar berjasa dalam membantu Indonesia.

Kontribusi apa yang diberikan oleh MKA kepada Indonesia sehingga harus dihormati dan dibuatkan nama untuk salah satu jalan yang ada di ibukota?

Seharusnya nama yang diambil atau dipakai sebagai nama jalan adalah nama pemimpin Turki yang memang jelas punya andil terhadap perjuangan membebaskan Indonesia dari para penjajah. Mereka adalah para Khalifah Utsmani. Ada pula nama tokoh Turki yang terkenal dan berjasa dalam Islam seperti Muhammad al Fatih, Beyazid I, Sultan Murad, dan lain-lain.

Apalagi jika letak jalan yang dipilih ini adalah jalan yang strategis dan dilalui banyak orang. Secara otomatis nama di jalan tersebut akan selalu diingat oleh masyarakat. Oleh karenanya, pilihlah nama yang terbaik agar selalu diingat jasanya dan didoakan banyak orang. Jangan sampai ketika lewat di jalan tersebut, justru yang diingat adalah keburukannya dan akhirnya orang akan enggan lewat di jalan tersebut.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar