Rekayasa Penjajah bagian 2


Oleh : Hasyim suparno

Apabila kita pelajari kelompok- kelompok yang muncul di dunia ini, kita dapati bahwa metode pembentukan kelompok yang rusaklah yang merupakan sebab utama kegagalan mereka. Sebab, gerakan - gerakan tersebut tidak berdiri sebagai sebuah partai yang dilandasi oleh pemahaman yang hakiki ( terhadap sebuah ideologi) mereka sendiri hanya sekedar membentuk kelompok, atau membentuk partai semu.

Kaum muslim sebelum perang dunia 1 merasa bahwa mereka mempunyai sebuah Daulah Islam. Sekalipun negara ini telah lemah dan mengalami kekacauan, ia tetap menjadi pusat arahan pemikiran dan perhatian umat. Orang orang timur tengah (Arab) memandang negara ini sebagai penghancur hak hak mereka dan berkuasa secara nafsu manusia atas mereka. Tetapi pada saat yang sama mereka juga mengarahkan mata dan hati mereka kepadanya untuk memperbaikinya, karena bagaimanapun negara ini adalah negara mereka. Hanya saja mereka tidak memahami hakikat kebangkitan, tidak memahami metode kebangkitan. Dan kita bisa mengatakan bahwa kondisi seperti ini dialami oleh sebagian besar kaum muslimin.

Pada abad 20 M. Pemikiran asing yang telah menyerang negeri negeri islam. Dengan pemikiran itu para penjajah mampu menarik kepihak pihak mereka sekelompok kaum muslim, serta mendorong mereka untuk mendirikan kelompok- kelompok politik di dalam wilayah Daulah Islam. Kelompok ini berdiri untuk memisahkan dan memerdekakan negeri mereka dari Daulah Islam, seperti saat itu islam terpecah - pecah hanya mengikuti nenek moyang mereka mengikuti orang pertama pembentukan kelompok mereka, padahal orang yang pertama membentuk kelompok ini masih mengikuti Daulah Islam, tapi setelah orang pertama meninggal sejarah tujuan kelompoknya di lenceng kan, di belokan sehingga yang tujuannya hanya tertuju kepada kesejahteraan umat islam tetapi menjadi pembelok melawan sesama umat islam.

Pemikiran - pemikiran asing, serta perasaan nasionalisme dan patriotisme yang telah dihembuskan oleh kafir penjajah pada mereka. Mereka mempunyai ikatan pemikiran dan perasaan yang satu. Mereka di persatukan dalam satu pemikiran yang mengantarkan mereka pada satu tujuan, yaitu memerdekaan bagi bangsa Arab, Turki, indonesi dan lain lain.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar