Selain Kartu Vaksin, Penumpang Diwajibkan Melakukan Test PCR Sebelum Terbang


Oleh : Tarlina

Dengan menurunnya kasus penularan covid-19, pemerintah akan mengizinkan pesawat mengangkut penumpang dengan kapasitas penuh atau 100 persen seiring pemberlakuan syarat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi penumpang pesawat. Hal ini dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati. (Kompas.com)

Penurunan kasus covid-19 yang dinilai mulai bersahabat akhirnya membuat pemerintah bergerak cepat dalam membuka kembali fasilitas yang selama pandemi dikurangi fungsinya. Salah satunya di dunia penerbangan. Namun persyaratan untuk terbang semakin menyulitkan masyarakat selain harus memiliki kartu vaksin minimal dosis pertama, penumpang juga diharuskan melakukan tes PCR sebelum terbang. 

Adapun kisaran biaya yang harus dikeluarkan berbeda setiap daerahnya (Alexander Ginting). Batas tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR di Pulau Jawa dan Bali sebesar Rp. 495.000 dan untuk pemeriksaan RT-PCR di luar pulau Jawa sebesar Rp. 525.000. (kompas.com)

Seperti kita ketahui wabah yang berlangsung selama lebih dari satu tahun membuat ekonomi di hampir seluruh sektor mengalami surut karena tidak berjalannya roda ekonomi seperti biasanya. Bahkan banyak pihak yang melakukan pemutusan hubungan kerja karena tak sanggup lagi membayar gaji karyawannya. Tak sedikit pula pedagang-pedagang kecil yang mengalami kerugian terus menerus karena sepinya pembeli sehingga mereka sampai berhenti berjualan karena kehabisan modal.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi menyebutkan sebanyak 10 persen pedagang gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Data tersebut sebagaimana pendataan yang dilakukan pemerintah di seluruh pasar wilayah penyangga ibu kota.
”Dari 6.000 pedagang, sekitar 10 hingga 20 persen pedagang mengalami kebangkrutan akibat adanya pandemi Covid-19,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi, Tedy Hafni, Kamis (5/8). (Idxchannel.com)

Melihat besarnya dampak yang terjadi selama pandemi khususnya pada sektor ekonomi membuat rakyat semakin tercekik karena semakin sulit menghasilkan uang, pekerjaan yang semakin minim sedangkan biaya hidup harus terus berjalan. Hal ini semakin memilukan karena di negeri yang katanya subur makmur loh jinawi dan kaya dengan seluruh sumber daya alamnya masih banyak rakyat yang menjerit kelaparan sampai meregang nyawa.

Seorang ibu rumah tangga di Kota Serang, Banten, meninggal dunia diduga karena kelaparan akibat pandemi virus corona. Korban bersama keluarga menahan lapar selama dua hari hanya dengan meminum air minum galon.

Korban, Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, sebelumnya sempat ramai diberitkan karena menahan lapar selama dua hari dengan cara meminum air dari galon. Ibu empat anak ini meninggal dunia pada Senin (20/4/2020) pukul 15.30 WIB. (iNews.id)

Melihat banyaknya kesulitan yang dialami masyarakat saat terjadinya wabah covid-19 ini semakin memperjelas bahwa sistem kapitalisme yang sedang berlangsung saat ini gagal total dalam menangani permasalahan rakyat. Alih-alih memulihkan segala permasalahan yang terjadi selama wabah dengan membantu masyarakat menstabilkan ekonomi. Justru pemerintah menambah kesulitan rakyatnya dengan keputusan-keputusan yang hanya memikirkan keuntungan untuk segelintir pihak. 

Permasalahan yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 ini juga dialami oleh perusahaan di bidang transportasi. Makanya, kebijakan pemerintah untuk test PCR ini bagaikan angin segar bagi mereka. Namun perlu dipertanyakan apakah kebijakan ini adalah solusi terbaik bagi masyarakat? Untuk para konglomerat bisa jadi ini tidak jadi masalah. Namun bagaimana dengan rakyat biasa yang mereka memerlukan transportasi udara untuk bepergian antar daerah dengan anggaran yang minim? 

Sebetulnya, jika memang tes PCR bisa membantu dalam mengendalikan penyebaran covid-19 karena penumpang full 100% janganlah membebani rakyat dengan mengharuskan mengeluarkan biaya dari kantong sendiri. Bukankah hal itu harus menjadi tanggungjawab pemerintah karena biaya yang dikeluarkan sampai ratusan ribu dan hal ini membuat rakyat semakin sulit.

Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Aceh Taqwaddin Husin mengkritik kebijakan wajib tes PCR (Polymerase Chain Reaction) kepada calon penumpang pesawat udara. Aturan ini dinilai memberatkan masyarakat. “Kebijakan ini menyusahkan dan memberatkan rakyat, apalagi bagi orang daerah yang perlu ke Ibu Kota provinsi atau ke Ibu Kota negara Jakarta,” kata Taqwaddin Husin di Meulaboh seperti dilansir dari Antara, Minggu 24 Oktober 2021. (Viva.co.id)

Adanya keputusan harus dilakukan test PCR sebelum terbang, bisa dipastikan hanya keuntungan saja yang mereka pikirkan, bukan keselamatan rakyat. Karena yang diuntungkan di sini pastinya adalah pengusaha maskapai penerbangan dan pemilik pengusaha test PCR. Belum lagi selain memakan biaya banyak, peraturan ini membuat administrasi begitu rumit. Masyarakat harus antre PCR dulu, setidaknya H-2 keberangkatan. Selama ini, hasil tes keluar beberapa hari setelah pengambilan sampel. Bisa kita bayangkan jika semua penumpang harus antre tes H-2, sedangkan di daerahnya tidak ada alat PCR, mereka harus ke ibu kota provinsi atau kota lain yang memiliki alat tersebut. Butuh berapa waktu bagi mereka untuk memenuhi persyaratan itu?

Inilah wajah sebenarnya sistem kufur demokrasi, tidak ada ketulusan dalam menjalankan tugasnya, nafsu menjadi pengendali mereka dan tidak takut kepada Tuhannya. Sudah menjadi kewajaran jika dalam negara kapitalis tidak ada pemberian jaminan apapun pada rakyatnya, karena tugas negara hanya menjadi menjadi wasit bagi rakyatnya. Rakyat dibiarkan mandiri mengurus seluruh urusannya. Rakyat juga harus menanggung seluruh pembiayaan dari kebijakan dan beban pajak yang semakin melambung tinggi.

Berbeda dengan sistem Islam (khilafah) yang memberikan fasilitas kesehatan gratis kepada rakyatnya karena merupakan bagian dari tanggung jawab pengurusan negara kepada rakyatnya. Rasulullah Saw bersabda, “Imam (Kholifah) adalah pengurus,ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya.” (H.R muslim)

Dalam sistem Islam nyawa rakyat sangatlah penting sehingga negara akan dengan sepenuh hati menjaga dan melayaninya. Karrna sistem Islam terlahir bukan dari nafsu dan pemikiran manusia tapi dari pencipta Alam semesta yakni Allah SWT sehingga pasti akan membawa kemakmuran  kedamaian dan keselamatan bagi seluruh makhluk di dunia karena Islam Rahmatan Lil alamin.

Wallahu’alam bishshowab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar