Simpul Besar


Oleh : Jessy Tiara Putri

Resah ya? Memang apa yang tengah kamu cari itu apa? Kesenangan atau kebahagian?

Jika kesenangan, maka akan diliputi keresahan didalam hati. Sebab kesenangan adalah buah dari pemenuhan hawa nafsu. Apapun yang bikin senang, ya diambil. Terlepas dari halal atau haramnya suatu perkara.

Lain halnya dengan kebahagiaan, yang senantiasa diliputi dengan ketenangan. Sebab kebahagiaan adalah buah dari pemenuhan hak dan kewajiban yang sesuai fitrah dengan jalan yang diridhai penciptanya, dan pastilah kehalalan dan keharamannya pun akan jadi tolok ukur.

Apalah arti suatu kesenangan jikalau tiada ketenangan didalamnya? Jangan kan bahagia, untuk menikmatinya saja tidak akan sampai. Kenapa? Sebab simpul besar itu belum terurai, masih kusut. Ya, pertanyaan simple yang bisa merubah kehidupan. Darimana? Untuk apa? Dan akan kemana? Apakah pertanyaan ini pernah sampai atau sudah sampai dan sudah ada jawaban tapi masih diacuhkan? Kenapa? Sebab diri masih jumawa akan kemampuan yang merasa bisa melakukan semuanya sendiri. Lalu, bagaimana penyelesaian nya?

Rendahkan hati, fokuskan pikiran. Bahwasanya hidup bukan hanya perkara dunia, uang, harta, tahta, dan eksistensi. Kita dan dunia ini berawal dari tiada menjadi ada dan akan berakhir dengan batasan usia tertentu, sebab adanya pencipta yang kekuasaan-Nya melebihi ciptaannya yaitu salah satu sifat-Nya adalah tiada berawal dan berakhir. 

Lalu untuk apa kita diciptakan dan dihidupkan serta menjalani serangkaian ke-random-an hidup ini yang kadang bikin overthinking atau underthinking. Sebenarnya hidup ini mudah, hanya pikiran kita saja yang membuatnya menjadi rumit. Terlalu panjang dalam berangan atau merencanakan semua tentang dunia. Padahal kehidupan ini bukan hanya tentang dunia, tapi juga tentang kehidupan setelah dunia, yaitu akhirat yang mana juga perlu dipersiapkan sebab akhirat itu kekal. Seperti firman Allah ta’ala:

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 96)

Jadi untuk apa sebenarnya kita didunia ini? 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. 51: 56)

Lalu, kita gak boleh jadi kaya gitu? Trus kerjaannya hanya shalat dan puasa aja gitu? 

Nah, bedanya Islam dengan agama lain itu, ibadahnya umat Islam bukan sekedar shalat, puasa, sedekah saja. Tapi, seluruh perbuatan/kegiatan yang diniatkan karna Allah dan sesuai hukum syariat Islam maka bernilai ibadah. Contoh : Bermuamalah karena Allah bukan mengejar harta, menutut ilmu karena Allah bukan mengejar title, bekerja karna Allah bukan menimbun harta.

Dan kata siapa Orang Islam gak boleh kaya? Padahal Rasulullah Saw bersabda :
Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih.” (HR. Ahmad 4/197. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)

Ingat? Hamba yang shalih, berarti hamba yang memiliki sifat yang tidak merusak. Sedangkan sifat itu hanya bisa terpancar dari iman yang kokoh. Coba bayangkan jika orang-orang kaya dan berjabatan dari kalangan yang tidak beriman, hanya akan terjadi kerusakan yang merusak disetiap sendi kehidupan. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin sengsara.

Lalu, abis cape-cape hidup trus mati harta gak dibawa. Ya jelas, sebab dollar, emas, rumah, mobil itu semua gak berlaku di akhirat sana. Hanya amal ibadah yang berlaku disana, maka dari itu kenapa kita diperintah Allah untuk beribadah kepada-Nya, agar kita selamat diakhirat kelak. Selamat dari apa? Dari siksa neraka.

Jadi, Yuk ngaji Islam kaffah agar menjadi generasi bangsa pembawa perubahan anti overthinking-overthingking an.

Wallahu'alam




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar