Kemajuan Peradaban di Era Kapitalisme, Ilusi yang Mengorbankan Rakyat


Oleh : Ine Wulansari (Pendidik Generasi)

Di era perkembangan teknologi saat ini, masyarakat banyak yang memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari. Berbagai sektor pun tak luput dari pemanfaatan teknologi dalam rangka membantu kegiatannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), kata teknologi mengandung arti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. (Kompas.com, 8 Januari 2021) 

Pemanfaatan teknologi yang dianggap sebagai kemajuan di zaman modern ini, sejalan dengan niat pemerintah berencana menggantikan PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan robot kecerdasan atau artificial intelligence (AI). Tujuannya yaitu, agar mempercepat reformasi birokrasi.

Menurut Satya Pratama selaku Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerja Sama Badan Kepegawaian negara (BKN) mengatakan, wacana PNS digantikan robot sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Sebab saat ini jumlah PNS sangat banyak alias gemuk, maka dari itu akan dikurangi secara bertahap. (Finance.detik.com, 28 November 2021)

Sebenarnya, wacana penggantian PNS dengan robot telah bergulir pada November 2019. Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa   penggantian tenaga manusia dengan robot Al, akan membantu penyederhanaan birokrasi yang dilakukan secara besar-besaran untuk melancarkan investasi. Hal ini dianggap penting, untuk menstimulasi perekonomian Indonesia. (voi.id, 30 November 2021)

Jika dicermati rencana pemerintah ini, lebih kepada pengurangan anggaran yang dianggap sangat tinggi dengan jumlah PNS yang banyak. Padahal nyatanya, bukan pengeluaran anggaran PNS yang besar, justru anggaran bengkak karena pemerintah juga menggenjot pembangunan infrastruktur. 

Jika PNS digantikan robot, dapat dipastikan jumlah pengangguran di negeri ini akan bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Agustus 2021 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,1 juta orang. Sungguh jumlah yang sangat besar. Benarkah dengan penggunaan robot cerdas ini menjadi solusi tepat? Bukankah justru menambah persoalan baru, disebabkan perampingan PNS ini artinya mengurangi jumlah orang yang bekerja.

Sungguh, kebijakan pemerintah ini bukan disandarkan pada pemenuhan kebutuhan rakyat, dan memberi solusi tuntas. Melainkan pada tren global yang ingin dianggap modern. Dengan mengambil langkah demikian, justru menambah persoalan baru. Salah satunya penambahan jumlah pengangguran.  

Tidak bisa kita pungkiri kemajuan teknologi merupakan suatu keberhasilan yang layak diapresiasi. Namun, jika pemanfaatan  teknologi dapat merugikan rakyat, itu pun bukan dikatakan maju. Fakta yang kita lihat saat ini, kemajuan teknologi justru mengabaikan peran pemerintah dalam mengemban tanggung jawab terhadap rakyat. Pemerintah disibukkan dengan mengikuti perkembangan zaman dan melakukan berbagai pencapaian fisik, serta kemajuan teknologi, tanpa memberi pengaruh berarti bagi kesejahteraan  dan kemakmuran rakyat.

Tentu saja, hal ini merupakan solusi ilusi yang mengatasnamakan kemajuan teknologi. Semuanya disandarkan pada sistem demokrasi kapitalisme yang lebih mengedepankan kepentingan pihak tertentu dan mengorbankan rakyat. Dalam sistem kapitalisme, menyejahterakan  rakyat bukan prioritas melainkan mengeruk keuntungan materi yang sebesar-besarnya.  Kemajuan bangsa mestinya tidak diukur dengan sekadar pencapaian fisik dan kemajuan teknologi semata. Dengan meningkatnya kualitas kehidupan dari segala sisi, seperti perlindungan, kesehatan, kesejahteraan dan lainnya. Itulah yang dikatakan bangsa yang maju. Bukan malah mengikuti tren global yang justru memperbanyak persoalan baru dan semakin menambah  derita rakyat.

Begitulah hidup dalam sistem rusak dan merusak yakni kapitalisme. Kemajuan teknologi yang seharusnya membawa perubahan bagi rakyat ke arah kesejahteraan dan perbaikan hidup, justru menambah kesengsaraan yang tak berkesudahan. Berbeda dengan Islam. Memiliki aturan sempurna untuk mengatur manusia, alam semesta, dan kehidupan. Kemajuan bangsa atau peradaban dalam Islam dapat diukur melalui peningkatan kualitas kehidupan bagi rakyat, baik dari sisi perlindungan (keamanan, keadilan) kesejahteraan (sandang, pangan, papan, kesehatan) maupun kecerdasan (pendidikan). Kemudian dapat memberi pengaruh positif kepada warga-warga lain di luar wilayah kekuasaan Daulah Islam, juga mampu bertahan terhadap dinamika perubahan zaman, bahkan mampu mengendalikannya. 

Dalam Islam, parameter kemajuan bangsa ini bisa diperluas sesuai maqashid syari’ah (sebuah gagasan dalam hukum Islam bahwa syariat diturunkan Allah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu). Peradaban  diukur dari kemampuan sebuah masyarakat menjaga atau membela agamanya,  jiwa, akal sehat, kehalalan dan keberkahan harta,  keturunan, keamanan,  kehormatan, dan  keberlangsungan kedaulatan negara. 

Peradaban Islam telah menorehkan tinta emas dalam perjalanan kehidupan manusia di berbagai aspek. Kemajuan ilmu pengetahuan hingga kesejahteraan masyarakat, turut tercatat secara gemilang ketika peradaban Islam tegak di muka bumi.  Islam dijadikan pedoman di segala sendi kehidupan. Selama hampir 1.400 tahun terbukti peradaban Islam mampu bertahan dan berpengaruh terhadap dunia. Hal ini dapat tercapai karena sistem pemerintahan dan sistem ekonomi Islam, tidak sekadar membiarkan  kemajuan melainkan bersifat mendorong kemajuan.

Seluruh penemuan dalam Islam, berasal dari Allah Swt. dan manusia memanfaatkannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Teknologi yang dikembangkan manusia bertujuan untuk memudahkan kehidupan manusia. Bukan memperburuk dan memunculkan masalah baru.

Kunci untuk mencapai kemajuan bangsa dapat diraih melalaui tiga hal: pertama, kesadaran mayoritas individu mukmin untuk mengambil peran mewujudkan cita-cita menjadi bagian dari umat terbaik. Kedua, kesadaran kolektif. Tumbuhnya budaya pembelajar, mencintai ilmu, amar makruf nahi mungkar  berjalan baik. para penguasa senang mendapat kritikan dari rakyat, para aghniya tak segan  mengeluarkan hartanya untuk kemaslahatan umat. Ketiga, aturan atau hukum yang bersandar pada syariat Islam. 

Dengan demikian, umat akan kembali merasakan kemajuan yang hakiki jika tujuannya untuk kemaslahatan rakyat. Kemajuan teknologi berupa digitalisasi akan diwujudkan dalam rangka menyejahterakan. Semua ini akan terealisasi jika syariat Islam diterapkan dalam bingkai institusi Islam. Sehingga kegemilangan peradaban akan diperoleh rakyat secara menyeluruh. 

Wallahu a’lam bish shawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar