KHUTBAH JUM'AT : MENGKAJI DAN MENDALAMI ISLAM, WAJIB!


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى  
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
  
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
 (QS Al-Mujadalah [58]: 11)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, laa ilaha illaLlah, Allahu Akbar. Dialah Yang Maha Perkasa, penguasa langit dan bumi serta isinya. Yang bisa kapan saja memerintahkan makhluknya sesuai kehendak-Nya. Yang tiada tandingnya di seluruh alam semesta. 

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Marilah kita terus berlomba-lomba meningkatkan takwa kita kepada Allah. Taati perintah-Nya, tinggalkan seluruh larangan-Nya dengan menjauhi segala jenis kemaksiatan. Sungguh, takwa adalah bekal terbaik kita saat kita nanti menghadap Allah subhanahu wa ta’ala.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,  
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَرُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ
مَا عُبِدَ اللهُ بِشَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ فِقْهٍ فِي دِيْنٍ وَلَفَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ وَلِكُلِّ شَيْءٍ عِمَادٌ وَعِمَادُ هَذَا الدِّيْنِ الْفِقْهُ 
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. menuturkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam. pernah bersabda: "Tidaklah Allah disembah dengan perkara yang lebih utama daripada memahami agama. Sungguh seorang yang faqih (mendalam pemahaman agamanya) lebih menyulitkan setan daripada seribu tukang ibadah. Setiap perkara ada pilarnya dan pilar agama ini adalah fiqih (paham agama)." (HR ad-Daruqutni dan al-Baihaqi).

Hadits ini memberikan ketegasan, betapa pentingnya kita umat Islam memahami agamanya, Islam. Ketahuilah, kata Nabi, setan saja lebih sulit menggodanya dibandingkan oleh ahli ibadah. Wajar, sebab orang yang paham agama, tahu rambu-rambu kehidupan. Apa yang harus dilakukan, dan apa yang harus ditinggalkan, serta konsekuensi atas setiap perbuatan.

Maka sangat aneh jika ada tokoh yang mengingatkan kaum Muslim agar jangan terlalu dalam mempelajari agama karena bisa berdampak pada penyimpangan. Ini pernyataan konyol. Bukankah sebaliknya, yang bodoh terhadap agama, merekalah yang gampang disimpangkan oleh setan dari jenis manusia dan jin? Pernyataan itu kemudian diralat, bahwa yang dimaksud jika belajar agama tanpa guru. Tapi tidak ada permintaan maaf.
 
Yang lebih parah lagi, ada tokoh Muslim mengatakan bahwa radikalisme telah diajarkan di tingkat PAUD hingga SD, sehingga harus diwaspadai. Astaghfirullah...  

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 
Ingatlah, setiap Muslim tentu wajib mengimani Islam sebagai agama mulia. Tak pantas seorang Mukmin meragukan apalagi menuding agamanya sebagai pembawa bencana, baik dengan sebutan radikalisme ataupun penyimpangan. Sebabnya jelas, Islam adalah rahmat bagi semua (QS al-Anbiya [21]: 107). Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah subhanahu wa taala (QS Ali Imran [3]: 19). 

Ketahuilah, tudingan-tudingan negatif itu adalah produk orang-orang kafir Barat. Tujuannya satu, menjauhkan umat dari ajaran Islam. Juga untuk memecah-belah umat agar memusuhi siapa saja yang memperjuangkan Islam dan membenci Muslim yang menolak paham liberalisme.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 
Ingatlah, thalab al-ilmi (menuntut ilmu) adalah kewajiban setiap Muslim. Hukumnya fardhu alias wajib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Mencari ilmu itu wajib atas setiap Muslim (HR Ibnu Majah).

Kewajiban mempelajari Islam bukan hanya dalam perkara thaharah atau ibadah saja; tetapi semua ajaran Islam seperti muamalah, pidana, jihad, hingga pemerintahan khilafah, dan lain-lain.

Banyak nas al-Qur’an maupun al-Hadits yang memerintahkan kaum Muslim untuk bersungguh-sungguh mempelajari Islam. Seperti, Allah subhanahu wa taala berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو اْلأَلْبَابِ
Katakanlah, “Samakah orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sungguh orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (TQS az-Zumar [39]: 9).

Para ulama juga mengungkapkan kemuliaan orang yang berilmu. Imam al-Ghazali rahimahulLaah mengutip perkataan Khalifah Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu: Kematian seribu ahli ibadah yang rajin shalat malam dan shaum pada siang hari itu lebih ringan ketimbang wafatnya seorang ulama yang memahami halal dan haram dalam aturan Allah. (Al-Ghazali, Ihyaa Uluum ad-Diin, I/23).

Tanpa mengkaji dan mendalami ilmu agama, bagaimana mungkin umat mengetahui yang haq dari yang batil, halal dan haram, membela keadilan dan melawan kezaliman?

Karena itu, justru pernyataan jangan mempelajari agama terlalu dalam karena bisa menyimpang adalah sebuah penyimpangan; menyimpang dari nas Al-Quran, as-Sunnah dan pendapat para Sahabat dan ulama.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah, 
Menjauhkan umat Muslim dari aktivitas mendalami Islam justru akan menghasilkan kerusakan dahsyat di negeri ini. Tak akan ada lagi pihak yang melakukan amar makruf nahi mungkar. Tak akan ada lagi seruan dakwah untuk menyelamatkan negeri. Berbagai kezaliman bakal terus terjadi tanpa ada yang menghentikan.

Karena itu, wahai kaum Muslim, sadarlah bahwa kita hanya akan mulia dan selamat jika kita mendalami agama ini, lalu menjadikannya sebagai aturan dalam kehidupan. 

Ingatlah, Islam bukan sekadar ilmu. Islam adalah ideologi dan aturan kehidupan yang wajib diterapkan dalam kehidupan yang akan mendatangkan keberkahan dan keselamatan. Meninggalkan Islam akan membuat kita semua celaka di dunia dan akhirat.

[]

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم




KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar