Oleh : Kartikasari
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Bintang Puspayoga bicara mengenai kasus Novia Widyasari (23) yang menenggak racun karena sang kekasih Bripda Randy Bagus memaksa melakukan aborsi. Bintang menyebut kasus yang menimpa Novia termasuk dalam kategori kekerasan dalam berpacaran atau dating violence. "Kasus yang menimpa almarhumah ini adalah bentuk dating violence atau kekerasan dalam berpacaran, di mana kebanyakan korban, setiap bentuk kekerasan adalah pelanggaran HAM," kata Bintang dalam keterangan pers tertulisnya, Minggu (5/11/2021)
Hal serupa juga di ungkapkan Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo yang mengungkapkan bahwa mahasiswi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Novia Widyasari telah melakukan aborsi sebanyak dua kali hingga akhirnya nekat melakukan bunuh diri. Hal itu terungkap setelah pihaknya melakukan pemeriksaan kepada mantan kekasihnya yang merupakan oknum polisi yang bertugas di Polres Pasuruan.
Kasus bunuh diri sebagai puncak depresi akibat kekerasan di masa pacaran menarik perhatian masyarakat hingga para pejabat negara. Namun, kasus Novia bukanlah satu-satunya kasus bunuh diri yang dilakukan akibat permasalahannya dengan pacar, masih banyak kasus serupa yang menimpa perempuan lainnya, baik yang terekspos media mau pun tidak.
Kasus ini tidak selesai dengan penangkapan pacar korban, sepatutnya hal ini mendorong semua pihak untuk memperbaiki tata cara pergaulan dan menghapus beragam nilai liberal, yang dianut oleh negara ini. Jangan sampai justru kasus ini memperbesar dukungan terhadap Permendikbud dan RUU PPKS yang liberal. Karena solusi menurut kacamata manusia pasti menghasilkan lebih banyak masalah baru.
Sudah banyak bukti dari kegagalan sistem atau aturan hidup yang diterapkan saat ini yaitu Demokrasi Kapitalis yang mengusung liberalisme dan pluralisme. Kembali lah pada penataan Islam secara kaffah yang terbukti menjadi solusi paripurna memberantas Kekerasan seksual dan kejahatan lainnya.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar