Rekayasa Penjajah bagian 4


Oleh : Hasyim Suparno

Kaum terpelajar saat ini belum bisa memandang berbagai situasi di negerinya, hanya masih bisa mengikuti orang asing tersebut dalam memandang situasi negerinya, tanpa memahami kebenaran situasi sebenarnya. Sehingga kaum terpelajar tidak lagi memahami apa yang dapat membangkitkan pemikiran umat, kecuali dengan mengikuti orang asing tersebut ketika membicarakan kebangkitan.

Hati nurani kaum terpelajar semacam ini tidak tergerak karena dorongan idiologi, tetapi tergerak karena sentimen patriotisme dan nasionalisme. Padahal emosi ini adalah emosi yang salah. Akibatnya, ia tidak akan berjuang demi negerinya dengan benar, memeras rakyat terus menerus, menyakiti rakyat terus menerus dan tidak akan berkorban untuk kepentingan rakyat secara sempurna.

Karena pemikirannya dalam melihat situasi negerinya tidak dilandasi oleh pemikiran Islam. Ia tidak akan memahami kebutuhan kebutuhan rakyatnya, kalaupun kita memaksakan diri untuk mengatakan bahwa ia berjuang menuntut suatu kebangkitan, maka sesungguhnya perjuangannya itu lahir dari konflik untuk kepentingan pribadinya, atau suatu perjuangan yang meniru--niru perjuangan bangsa lain, supaya negeri ini patut di publikasikan. 

Oleh karenanya perjuangan ini tidak akan bertahan lama, dan hanya berlangsung sampai halangan untuk merebut kepentingannya lenyap, yaitu di angkatnya menjadi pegawai atau dengan tercapainya apa yang menjadi ambisinya. Bisa juga perjuangannya berhenti takkala berbenturan dengan kepentingan pribadinya tak kala di hambat dalam perjuangannya.

Atas dasar itu adalah mustahil dengan menggunakan pemikiran asing di tengah masyarakat akan terbentuk sebuah kelompok yang benar. Kelompok seperti ini tidak akan terwujud  atas dasar pemikiran asing tadi.

Penjajah tidak sekedar menggunakan tsaqofah, bahkan mereka meracuni masyarakat Islam dengan beragam pemikiran dan pandangan di bidang politik dan falsafah, yang merusak pandangan hidup kaum muslim. Dengan itu mereka rusak suasana islami yang ada serta memgacaukan pemikiran kaum muslim dalam segala segi kehidupan.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar