Krisis Moral, Sebab Pemimpin Abai


Oleh : Muzaidah (Aktivis Dakwah Remaja)

Krisis moral yang dialami generasi saat ini tidak bisa dielakkan walau ada upaya pencegahan, seperti mengedukasi masyarakat agar tidak bertindak apatis terhadap sikap antar warga yang menyeleweng, karena cara semacam itu tidak bertahan lama bahkan tidak banyak yang menerapkan, kebanyakan mengabaikan menganggap tidak ada manfaatnya.

Suasana yang terjadi di daerah Pajak Baru Belawan, Kota Medan, mengalami ketegangan dikarenakan tawuran yang terjadi antar warga, pelakunya adalah para remaja. Menggunakan petasan dan mercon sebagai alat tawuran, akibatnya satu unit rumah warga terbakar. (medan.tribunnews.com, 12/01/2022).

Peristiwa tawuran yang dilakukan oleh warga Belawan sudah lumrah adanya. Disebabkan karena ada beberapa faktor, seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, rendahnya tingkat pendidikan sehingga banyak terjadi kenakalan remaja atau krisis moral. Dari fenomena yang terjadi, alasan sebenarnya adalah karena abainya pemerintah kepada rakyat.

Tidak menjamin kesejahteraan, mulai dari pendidikan, perekonomian dan lain sebagainya. Wajar saja masyarakat Belawan masih bertindak nekat, banyak yang menyimpang dari nilai Islam, karena tidak ada bimbingan edukasi terarah kepada masyarakatnya. Padahal memberikan pendidikan yang bermutu, menjamin kesejahteraan rakyat sudah menjadi keharusan pemerintah selaku pemimpin negara.

Selain itu, biang keladi dari ini semua adalah karena penerapan sistem kapitalis-demokrasi yang masih menjadi kiblat kehidupan, sehingga akan melahirkan penguasa beserta rakyat yang krisis moral. Terkadang tidak bisa lagi membandingkan mana pemimpin mana rakyat, hampir sama, terkadang rakyatlah yang seolah-olah bertindak sebagai pemimpin mencoba memberikan solusi terbaik, begitu pun sebaliknya, pemimpin seolah-olah bersikap sebagai rakyat yang tidak bisa berbuat banyak. 

Padahal melihat kenyataannya bahwa pemimpinlah yang bisa membimbing dan memberi jaminan terbaik untuk rakyat, karena pemimpin ibaratkan seperti perisai yang siap melindungi rakyat dari penyimpangan yang akan membuatnya melakukan segala yang diharamkan, tidak tunduk dari segala perintah Allah dan terus mengabaikan peringatan akan akhirat.

Dibalik ini semua, sangat disayangkan, ternyata Belawan merupakan salah satu pusat pergerakan perekonomian Kota Medan, tetapi tidak bisa membangkitkan masyarakatnya. Salah satunya terhadap akhlak yang minim dan bertindak sesukanya.

Maka, yang mampu menjadikan masyarakat yang peduli akan sesama, memiliki moral yang baik, pemimpin yang paham akan tanggung jawab, mewujudkan kepribadian Islam serta memberikan kesejahteraan rakyat hannyalah sistem Islam dengan penerapan syariatnya yang sempurna.

Karena hal ini pernah dilakukan para khalifah Islam selama 13 abad yang begitu lama. Seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Harun ar-Rasyid, dan masih banyak lagi. Mereka tidak pernah lalai terhadap tanggung jawab, memberikan pendidikan yang berkualitas kepada rakyat berlandaskan ketaatan yang sempurna. Hingga tidak pernah didapati generasi yang abai terhadap perintah dalam Islam, tidak ada kaum muslim yang melakukan kejahatan atau semacam penyimpangan lainnya.

Sebagaimana sabda rasul yang terus diterapkan khalifah hingga pergantian seterusnya, sampai pada kepemimpinan Utsmani. “Pemimpin rakyat adalah pengurus (mereka). Dia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya.” (h.r. Muslim).

Oleh karena itu, kembalilah kepada penerapan Islam kafah dalam sistem Islam yang menjamin segala kebutuhan termasuk akhlak yang baik. Sedangkan sistem sekarang tidak akan mampu menuntaskan problem, mau itu di Belawan hingga seluruh provinsi yang ada di Indonesia ataupun di negara mana pun juga.

Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar