Membongkar Pemikiran Keliru di Era Modern


Oleh: Fatimah
  
Pemikiran Keliru di Era Modern seperti sampah yang tak layak di budidayakan dalam kehidupan ini karena  kalau sampai pemikiran masuk dalam diri manusia akan seperti racun yang cepat bereaksi dan ini perlu diobati, karena manusia  adalah makhluk yang bernyawa dan manusia juga makhluk yang memiliki akal yang unik, karena diberikan kesempatan hidup di bumi dan beribadah, tapi kenyataanya, berbeda, padahal manusia memiliki akal untuk berpikir dalam menyelesaikan persoalan hidup yang manusia alami, berpikir yang dimaksud bukan hanya persoalan diri semata, melainkan persoalan semuannya, seperti berpikir tentang ketaatan kepada Allah, menyebarkan kebaikan kepada sesama manusia, dan menegakkan keadilan.

Manusia makhluk berakal yang mampu menghadirkan pemikiran  yang beranekaragam, sehingga manusia punya pemikiran berbeda-beda demi  hidup sejahtera lewat pemikiran yang di anut, tanpa memandang salah atau benarnya. Manusia selalu menciptakan pikiran sesuai asas manfaat dan bahkan pemikiran  liar yang menyebar di era modern sekarang, tentang islam radikal, islam moderat, Islam fundamental atau menganggap semua agama sama pahadal ini adalah pemikiran yang mengancurkan pemikiran hakiki dan suci. Di era modern sekarang pemikiran mudah di akses di media sosial dan ini sangat berbahaya sekali untuk umat ini. Krisis islam pada manusia benar-benar nyata adannya, karena sebagian manusia lebih sibuk dengan pemikiran keliru yang menjeruskan diri dalam kesesatan dunia dan meninggalkan kewajibannya dalam taat. 

Pemikiran keliru harus dimusnakan terlebih  dahulu dengan cara mencuci pemikiran yang keliru, kedua bergaul dengan manusia yang mendewakan islam agar taat pada sang pencipta, memang tidak mudah bukan berarti tidak mampu, terkadang kita harus berusaha  meraihnya dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, uang demi meraihnya agar kita selamat. Manusia harus istiqomah dengan pemikiran yang benar agar tidak terjebak pada pemikiran keliru, solusi sejatinnya menegakkan hukum sejati yang berasal dari Allah (Al-Quran dan sunnah)



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar