Oleh : Muslihah AQ (Aktivis dakwah Sumedang)
Pengrekrutan yang dilakukan oleh kemenag, banyak guru dan lembaga yang menyebarkan kepada muridnya untuk moderasi agama. Seperti Kemenag Bekali Guru Madrasah Prinsip Islam Moderat (republika.com). Kemenag Bekali Literasi Agama Lintas Budaya Bagi Guru Madrasah (ibadah.com). Sampai Kemenag Kebut Penyusunan Modul Moderasi pada PAI di Sekolah.
Memang selintas, seolah-olah baik baik saja. Kalau kita lihat berita dari Prof.dr.Oman Fathurohman, ketua pokja moderasi beragama kemenag RI. Menuturkan Jangan terlalu ekstrim dalam beragama, adapun poin-poinnya. Pertamanya uji, dianggap ekstrem kalau atas nama agama, seseorang melanggar nilai luhur dan harkat mulia kemanusiaan, karena agama kan diturunkan untuk memuliakan manusia. Kedua, dianggap ekstrem kalau atas nama agama, seseorang melanggar kesepakatan bersama yang dimaksudkan untuk kemaslahatan; dan ketiga, dianggap ekstrem kalau atas nama agama, seseorang kemudian melanggar hukum. Jadi, orang yang atas nama menjalankan ajaran agamanya tapi melanggar ketiga batasan ini, bisa disebut ekstrem dan melebihi batas.
Dari sini kita bisa lihat, jika moderasi beragama adalah seperti itu, batasan-batasan yang dibuat oleh manusia, kesepakatan bersama dan batasan hukum. Apakah aturan Agama berdasarkan Sang pencipta Yang Maha Tahu, harus dikalahkan oleh aturan manusia? Maka semuanya jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Seorang muslim harus berkeimanam yang kuat. Bahwa Islam-lah ajaran yang benar. Karena Islam lah yang akan menyelamatkan dan memberi kebahagian di Dunia dan keselamatan di akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلٰمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى الْأَاخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِينَ
"Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 85)
Sejarah peradaban Islam, pemuda adalah sosok garda terdepan. Contohnya sahabat Rasulullah Saw., Ali bin Abi Thalib. Mereka sosok memiliki keimanan yang kukuh. Saudagar sukses, seperti Abdurahman bin Auf pengahafal Al-Qur'an, menjadi mujtahid muda seperti Imam Syafi'i dan lain sebagainya. Atau sejarawan yang bisa menaklukkan negara dan berjaya Islam oleh pemuda yaitu Muhammad al-Fatih.
Mereka lahir dari rahim pemerintahan Islam yang membina dan mendidik ajaran Islam yang di contohkan oleh Rasulullah Saw. Potensi pemuda Islam memang luar biasa, dimasa sekarang dan yang akan datang membutuhkan masukan keimanan yang lebih kokoh agar tidak salah ajaran dan memahami Islam. Namun, sekarang dengan moderasi islam dan berkonspirasi dengan kapitalisme-liberalisme.
Mereka merekrut pemuda dengan berbagai cara. Seperti, menjadikan bidang dokteran, bidang astronomi dan sebagainya yang menjadikan sebagai standar kebahagiaan semata meraih materi semata. Mereka (kapitalisme) merasa ketakutan karena terusik jika umat muslim bangkit. Dan akan tau akar masalah kedzaliman, dan penderitaan selama ini. Yakni kapitalisme, sekulerisme, dan demokrasi.
Generasi muslim harus di jaga dari moderasi agama. Yang akan membajak potensi mereka. Melemahkan keimanannya dan merusak ketaatan kepada Allah SWT., serta memadamkan semangat dakwah. Generasi harus dibina dan dipahamkan dengan Islam yang kaffah. Karena merekalah harapan dunia, harapan Islam yang akan bisa berjaya kembali Islam.
Hal ini bukan lah ekstrimis beragama atau tidak ekstrimis. Tapi ini adalah kewajiban muslim dan sesuai aturan yang Allah turunkan kedunia, untuk para pemuda yang masih berjiwa kuat dan tangguh. Maka yang harus di ganti dalam negara adalah mengganti sistem kapitalisme, sekulerisme dan demokrasi menjadi Islam yang rahmatan lil'alamiin.
Wallahu a'lam bishawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar