Seruan Genosida Muslim India, Umat Butuh Perisai


Oleh : Indah Kurniawati

India kembali diambang konflik sosial terkait ramainya isu kebencian terahadap salah satu agama, bahkan ada seruan melakukan genosida umat muslim di sana oleh kelompok ekstrimis Hindu. Pada saat yang sama upaya pemerintah masih minim untuk mencegah hal ini.

Seruan genosida umat muslim terjadi pada satu konferensi di India bulan Desember lalu. Dimana ekstrimis Hindu menggunakan pakaian khas keagamaan menyerukan untuk membunuh muslim dan 'melindungi' negaranya.

"Jika 100 dari kita menjadi tentara dan siap untuk membunuh 2 juta muslim, maka kita akan menang .. melindungi India dan menjadikan negara Hindu," kata Anggota Senior Sayap Kanan Hindu. Partai Politik Mahasabha dalam sebuah video, dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (15/1/2022).

Namun kata-kata dan seruannya untuk melakukan kekerasan disambut oleh pemimpin agama, disambut dengan tepuk tangan meriah dari banyak penonton, dalam video itu. Meski respon hampir seluruh warga di India marah besar karena seruan itu.

Adapun potongan video pertemuan tersebut telah beredar luas di media sosial dan berbagai saluran berita. Mantan kepala militer, pemimpin masyarakat sipil dan aktivis termasuk legenda tenis Martina Navratilova telah mengkritik acara pertemuan tersebut.

Negara bagian Uttarakhand diperintah oleh partai sayap kanan Hindu Partai Bharatiya Janata (BJP). Sejak BJP di bawah Perdana Menteri Narendra Modi memenangkan pemilihan pada 2014 dan kemudian pemilihan ulang telak pada 2019, telah terjadi lonjakan serangan terhadap Muslim dan minoritas lainnya.

Serangan terhadap minoritas dan tidak adanya hukuman segera dan keras telah membuat para ekstremis Hindu semakin berani. Banyak yang melihatnya sebagai dukungan diam-diam oleh pemerintah.

Pidato dan tindakan komunal menghancurkan negara itu, dan banyak yang merasa keheningan dari sang perdana menteri. Di Gurugram, sebuah kota satelit yang berbatasan dengan ibu kota nasional sayap kanan Hindu berulang kali melarang Muslim untuk beribadah di ruang publik.

Dan kembali lagi dipertontonkan usaha pemberantasan kaum muslim di seluruh penjuru dunia. Bukan hal sepele isu kebencian yang ditujukan kepada umat muslim.Tanpa tedeng aling aling para pembenci muslim dengan bringasnya melakukan berbagai aksinya untuk melenyapkan keberadaan umat muslim. 

Umat muslim seoalah di himpit dari berbagai sudut dan tak ada tempat baginya apalagi pemimpin yang melindunginya.Dan perlu diingat bahwa umat muslim di siksa dan dibunuh bukan karena tingkah lakunya atau sikapnya yang salah. Namun karena mereka muslim dan memeluk agama islam.

Semakin menyayat hati nasib muslim di seluruh dunia. Penganiayaan dan usaha pembunuhan kepada kaum muslim semakin menjadi jadi bahkan dilakukan dan disyiarkan secara umum, seolah mempertontonkan keadaan kaum muslim yang tak bedaya. Terlebih tidak adanya usaha para pemimpin yang benar benar peduli dan membela nasib para muslim.

Namun perlu kita sadari bahwa keadaan ini juga menunjukkan betapa hacurnya persatuan dan kesatuan umat muslim di seluruh dunia. Umat muslim terpecah belah tanpa ada ikatan kepemimpinan yang jelas . sehingga mudah saja bagi para musuh muslim untuk menghancurkan keberadaan umat islam.

Keadaan ini terjadi sejak runtuhnya daulah islam yang terakhir yaitu kekhilafaah ustmaniah di turki pada tahun 1969. Sejak saat itu umat muslim mengalami kemerosotan dalam berbagai hal. Kekuatan umat muslim menjadi hilang dan nasib muslimpun semakin hari semakin terancam.

Seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Begitilah pribahasa yang mengganbarkan keadaan umat muslim saat ini. Disiksa, dibunuh, dan terusir dimana mana. Tanpa ada yang mebela dan melindungi, justru orang orang yang menyuarakan kepentingan muslim dianggap radikal dan dicap teroris.

Tidak adanya perdamaian dan rusuhnya keadaan dunia saat ini juga merupakan bukti gagalnya ideologi yang memimpin dunia saat ini. Pemimpin dunia tidak mampu menciptakan perdamaian dan justru memihan  pada kemungkaran.

Maka permasalahan umat akan selesai apabila umat sadar akan keadaanya. Dan segera bersatu dalam sebuah kepemimpinan yang dipimpin oleh pemimpin yang menerapkan ideologi islam yaitu khilafah.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar