Oleh : Habibah
Saat ini kita sedang berada di bulan Februari yang khas dengan bulan kasih sayang atau V-Day.Tapi tahukah kita di kalender Hijriyah saat ini adalah bulan Rajab. Salah satu bulan yang mulia dan mempunyai banyak keistimewaan.
Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriah. Kata Rajab sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya “keagungan”,“kebesaran” atau “kemuliaan”. Dengan demikian, Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Dikatakan sebagai bulan yang mulia sebab ia masuk dalam kategori bulan-bulan haram alias dimuliakan oleh Allah SWT.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Artinya : Sungguh bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan, dalam catatan Allah, saat Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram [suci]. Itulah agama yang lurus. Karena itu janganlah kalian menzalimi diri kalian sendiri pada bulan-bulan itu (QS At-Taubah [9]: 36).
Nabi Muhammad saw. menjelaskan bulan-bulan haram:
إنَّ الزَّماَنَ قَدْ اِسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُوْ الْقَعْدَةِ، وَذُوْ الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ شَهْرُ مُضَرّ الَّذِيْ بَيْنَ جُمَادِى وَشَعْبَانَ
"Sungguh waktu itu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumadi dan Sya’ban" (HR Muslim).
Dalam QS At-Taubah ayat 36 di atas, Allah SWT melarang kita menzalimi diri sendiri pada bulan-bulan tersebut, termasuk pada bulan Rajab ini, apalagi menzalimi pihak lain. Imam Al -Baihaqi menyatakan bahwa Allah SWT telah menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan haram tersebut—termasuk pada bulan Rajab ini—lebih besar. Begitu juga amal shalih dan pahalanya (yang dilakukan pada bulan-bulan haram tersebut) juga sangat besar (Al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, III/370).
Dalam kitab Zaadul Masiir tentang tafsir surat At-Taubah ayat 36, diterangkan bahwa di bulan-bulan suci, larangan melakukan perbuatan haram lebih ditekankan. Ini karena bulan tersebut amat mulia. Pada saat yang sama, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ketakwaan.
Selayaknya bagi kita sebagai muslim menjadikan bulan Rajab ini menjadi momen perubahan menuju lebih baik, meningkatkan amal sholih bukan malah meningkatkan kemaksiatan. Apalagi ikut ikutan merayakan V-Day yang jelas bukan ajaran Islam.
Cinta di hari Valentine adalah cinta semu. Karena konsekuensi dari cinta adalah cinta karena iman. Kecintaan di hari Valentine sejatinya adalah cinta didasarkan hawa nafsu. Kenyataannya, kasih sayang yang ada bukanlah dari pasangan yang legal. Namun timbul dari pasangan yang belum ada status yang sah. Jadinya, yang adalah cinta berdasarkan hawa nafsu. Cinta tersebut pun adalah perantara menuju zina yang termasuk dosa besar. Padahal Allah telah memperingatkan,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32).
Jika kita harus memilih antara V-Day atau Rajab. Jelas kita harus memilih memuliakan bulan Rajab ini. Sebetulnya bagi seorang muslim tidak pantas memilih untuk maksiat atau taat. Ibaratnya V-Day isinya kemaksiatan dan Rajab banyak sekali kemuliaan, yang wajib diisi dengan ketaatan kepada Allah SWT. Ketika merujuk pendapat para ulama bahwa di bulan haram segala kemaksiatan akan dilipatgandakan, tidakkah kita takut ketika kita terjerumus ke dalam lubang maksiat yang dibalut dengan dalih kasih sayang (Valentine Day) dan nyatanya karena dosa itu pahala kita habis dengan dosa yang berkali lipat itu?
Justru bulan Rajab yang mulia dan penuh keistimewaan ini harus dioptimalkan dengan amal Sholih. Salah satunya dengan saling mengingatkan dalam ketakwaan dan mencegah dalam kemungkaran/ kemaksiatan. Pahala yang besar jika kita mengajak mereka kepada kebaikan dan menjauhkan mereka pada kemaksiatan. Wallohu A’lam.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar