Ibu Gorok Anak, Kapitalisme Hancurkan Fitrah Keibuan


Oleh: Kartika Septiani

Ramai baru-baru ini, publik digegerkan dengan seorang ibu muda di Brebes yang menggorok ketiga anaknya, satu diantaranya tewas, dan dua lainnya terluka. Dengan motif ekonomi, agar anak-anaknya tidak merasakan sedih dan kesulitan seperti dirinya. 

Ahli Psikologi Forensik, Reza Indra Giri Amriel mengimbau, kepada pihak kepolisian untuk memeriksa lebih lanjut kejiwaan pelaku. "Kasus serupa saat seorang ibu di Jabar meracuni ketiga anaknya. Tapi, mungkin ada kondisi psikologi abnormal tertentu," kata Reza Indra Giri kepada wartawan, Ahad (20/3/2022).

Pelaku mengaku, jika kematian anak-anaknya adalah jalan yang terbaik. Karena tidak kuat dengan ekonomi pas-pasan dan suaminya yang sering menganggur. “Saya ingin menyelamatkan anak-anak saya biar enggak hidup susah. Enggak perlu ngerasain sedih. Harus mati biar enggak sedih kayak saya,” ujar pelaku. Dilansir dari Republika.co.id (20/03/2022) 

Namun, masalah ini tidak bisa hanya dengan penanganan terhadap kejiwaan dan psikologi ibu tersebut. Melainkan dengan menghapus trigger yang mendorong munculnya masalah kejiwaan para kaum ibu. 

Hal ini terjadi karena pengaruh cara pandang masyarakat. Cara pandang masyarakat hari ini tidak lain adalah cara pandang kapitalis, sistem buatan manusia yang memisahkan agama dari kehidupan. Meraih sebanyak-banyaknya materi, adalah kebahagiaan di dalam kapitalis, meskipun harus menindas yang lain. Hasilnya, manusia yang hidup dengan paham kapitalis, tidak akan menjadikan agama sebagai solusi dari masalah kehidupan. 

Contohnya seperti kasus ibu muda ini, yang umat Islam harusnya lakukan adalah dengan tawakal, sabar, dan ikhlas dalam menerima qadha dari Allah. Bukan menjadi depresi dan stress, ingin mati dan malah bunuh diri atau membunuh orang lain. 

Selain itu, di dalam kapitalisme, kelas sosial ekonomi masyarakat begitu terpisah. Para pemilik modal dibiarkan menguasai kekayaan rakyat, maupun memonopoli kebutuhan rakyat. Negara bertekuk lutut pada para pemilik modal, hasilnya adalah tidak ada periayahan terhadap rakyat. Walau dengan sumber daya alam yang begitu melimpah, masyarakat tidak dapat merasakan manfaat tersebut. Masih banyak kepala keluarga yang tidak memiliki pekerjaan. Inilah sistem kapitalisme, yang secara sistematik menjadi penyebab dari masalah kejiwaan para kaum ibu. 

Masalah ini hanya bisa diselesaikan dengan sistem alternatif yang lain, yang mampu mensejahterakan masyarakat. Yaitu hanya dengan sistem Islam dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai aturan dalam kehidupan manusia. Di dalam satu kesatuan khilafah. Sebab, hanya dengan khilafah, kesejahteraan, keberkahan dan kebaikan jaminan hidup akan terwujud dan dirasakan seluruh rakyat dibawah naungan khilafah. 

Tidak akan ada kasus seperti yang dialami ibu muda di Brebes ini. Karena khilafah akan menyediakan lapangan pekerjaan yang begitu luas, dengan balai-balai pelatihan, agar para laki-laki bisa bekerja sesuai dengan fashion mereka. Sehingga tidak akan ada satupun laki-laki yang menganggur, dan seluruh kepala keluarga dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk keluarga mereka. Rakyat akan sejahtera dan hidup dengan baik. Wallahua'lam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar