Palestina Menderita, Ukraina Jadi Sorotan Dunia


Oleh : Ine Wulansari (Pendidik Generasi)

Media massa tengah sibuk menyoroti perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Penderitaan yang dialami pihak Ukraina menjadi sorotan mata dunia saat ini. Bahkan secara lantang mengkritik presiden Rusia Pladimir Putin atas kekejamannya. Tak hanya itu, bantuan pun terus digencarkan dan berdatangan untuk membantu Ukraina. 

Namun dunia lupa dengan nasib rakyat Palestina. Serangan yang dilayangkan pihak Israel secara masif tak membuat dunia bersikap sama. Kekejian dan kejahatan Israel yang sudah terjadi puluhan tahun terhadap Palestina, terlupakan begitu saja. Derita rakyat Palestina pun tak jadi sorotan mata dunia, bahkan hanya angin lalu.

Kejahatan Israel tidak memandang bulu. Anak-anak, perempuan terus menjadi sasaran amukan para eksekutornya. Seperti yang terjadi pada tanggal 10 April ini, tentara Israel menembak mati seorang perempuan Palestina di dekat Betlehem Tepi Barat, hingga menyebabkannya tewas. Kekerasan di perbatasan terus meningkat dan menelan korban jiwa. Kebanyakan korban merupakan warga yang dituding hendak menyerang tentara Israel. (CNNIndonesia, 11 April 2022)

Bukan hanya itu saja, saat umat Islam di belahan bumi lainnya sedang menikmati indahnya bulan Ramadhan. Justru rakyat Palestina tengah berjibaku terhadap berbagai serangan tentara Israel. Perdana Menteri Palestina Mohammed Ishatay berharap, dunia meminta Israel menghentikan serangannya terhadap warga sipil Palestina. Kenaikan jumlah pembunuhan, penyiksaan, penangkapan serta membolehkannya para pemukim Israel membawa senjata dan membunuh warga Palestina. Tentu saja, hal ini menimbulkan ancaman dan stabilitas di kawasan. Ishatay berharap, negara di dunia bisa mendorong Israel untuk segera mengakhiri pelanggaran dan kezaliman yang terus-menerus dilakukan pihak Israel kepada Palestina. (Wartaekonomi.co.id, 7 April 2022)

Inilah fakta yang tak terbantahkan, dunia sedang menunjukkan standar ganda dalam menghadapi kondisi yang sama. Satu sisi begitu berpihak pada Ukraina dan mendorong dunia untuk terus membantunya, namun abai terhadap muslim Palestina yang justru penderitaannya sudah begitu lama. Serangan Israel yang selama ini kita saksikan dianggap sebagai kegiatan kontra terorisme. Padahal kita tahu, teroris sesungguhnya adalah Israel yang merampas wilayah Palestina hingga membunuh warganya. Akan tetapi tidak pernah ada sedikit pun keadilan atau protes dari dunia terhadap kekejamannya.

Berbanding terbalik dengan Ukraina, perhatian dunia tertuju tiada henti. Krisis yang baru beberapa bulan dialaminya, seolah membuat dunia ikut terluka dan menderita. Tak ayal, peggalangan dana pun silih berganti datang dari berbagai pihak, tak terkecuali para tokoh dunia.

Sungguh, ketimpangan ini merupakan bentuk diskriminasi bagi Palestina. Semestinya dunia bersikap sama, sebab krisis yang dialami kedua belah pihak, baik Ukraina ataupun Palestina sama-sama memakan korban luka dan jiwa. Hampir semua korbannya adalah warga sipil yang tak berdosa, yang sudah sepatutnya memperoleh perlindungan dari negara.

Sudah jelas dapat kita saksikan, gambaran dunia yang condong pada satu sisi menunjukkan betapa lemahnya para pemimpin negeri-negeri muslim yang tak mampu bersuara. Mereka tunduk dan patuh pada perintah negeri yang berkuasa di bawah sistem rusak bernama kapitalisme. Ketidakmampuannya ini, tentu saja di bawah kendali berbagai kepentingan dan tujuan. Perjanjian dan kerjasama yang sudah disepakati, membuat mereka diam dan rela mengorbankan rakyatnya. Sungguh, keberpihakan mereka dengan menerapkan sistem kapitalisme banyak membantai warga muslim yang tak berdosa hingga puluhan tahun.

Dalam Islam, hilangnya satu nyawa lebih berharga dari dunia dan segala isinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.: “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. An-Nasai dan Bukhari)

Hadits di atas menunjukkan bahwa dalam Islam nyawa seorang muslim sangatlah berharga. Islam pun memiliki sistem sanksi yang tegas dalam menindak perilaku kejahatan. Sanksi yang tegas ini dapat dilaksanakan, sebab Islam memiliki sistem pemerintahan yang mampu menjadi perisai. Tujuannya, dalam rangka melindungi jiwa kaum muslim sebagai warga negaranya. 

Tugas seorang pemimpin secara umum adalah memelihara seluruh kemaslahatan rakyat. Sehingga dengan ketegasan dan sanksi yang diterapkan kepala negara, akan memberi efek jera dan menunjukkan wibawa sebagai pemimpin negeri muslim yang tak mudah diintervensi. 

Dengan hadirnya Islam sebagai sebuah agama, yang di dalamnya disertakan aturan sempurna untuk manusia, alam semesta, dan kehidupan. Akan membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi seluruh alam. Tentu saja keberkahan dan kebahagiaan akan terealisasi, dengan hadirnya seorang pemimpin yang menerapkan syariat Islam secara sempurna. Ia lahir dari sistem yang shahih yakni Daulah Islamiyah.

Dalam Islam, seorang pemimpin adalah penanggung jawab atas rakyatnya dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.: "Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan dimintai pertanggung jawabannya atas rakyat yang dipimpinnya..." (HR. Muslim). Oleh karena itu, seorang pemimpin (khalifah), akan melaksanakan tugas dengan amanah. Karena ia menyadari, dipundaknya tersemat beban berat yang akan dihisab kelak. Dalam Islam, pemimpin atau kepala negara menjadi garda terdepan dalam membela rakyatnya dan akan mewujudkan keberkahan hidup di bawah bimbingan syariat Islam.

Wallahua’lambishshawab.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar