KHUTBAH JUM'AT : ISLAMOPHOBIA: SIKAP TERCELA


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : 
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

  ذلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
 (QS al-Hajj [22]: 32).

Alhamdulillah, Allah masih berikan kita nikmat iman dan Islam serta kesehatan sehingga di hari mulia ini, kita berkumpul di tempat mulia ini, untuk bermunajat kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan alam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Bertakwalah kepada Allah, laksanakan perintah-Nya, jauhi larangan-Nya. Ingatlah, derajat manusia di sisi-Nya, ditentukan oleh kadar ketakwaan kita.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Allah subhanahu wa taala berfirman: 
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sementara Allah enggan kecuali menyempurnakan cahaya-Nya meski orang-orang kafir tidak menyukainya (TQS at-Taubah [9]: 32). 

Ayat ini mengingatkan kita bahwa musuh-musuh Islam tidak pernah melewatkan satu pun kesempatan untuk menyerang Islam dan kaum Muslim. Mereka memendam kebencian. Tak senang jika Islam berjaya dan menjadi solusi atas permasalahan umat manusia.

Sikap orang kafir itu tidak hanya baru lahir saat ini. Kebencian terhadap Islam atau yang dikenal sebagai 'Islamophobia', ternyata sudah ada sejak zaman Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Selama periode Makkah (610622 Masehi), Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan kaum Muslim menghadapi ujian yang begitu dahsyat dari orang-orang kafir Makkah.

Orang-orang Arab jahiliah ketika itu melakukan penganiayaan terhadap para pengemban risalah yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sejumlah tokoh Quraisy, seperti Abu Jahal dan Abu Lahab, gencar membuat propaganda agar masyarakat Makkah menolak kehadiran Islam. Mereka juga memprovokasi orang-orang Makkah untuk melakukan aksi kekerasan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para pengikutnya.

Bahkan beberapa Sahabat menjadi korban kekejaman mereka. Sebut saja Ammar bin Yasir, Khabbab bin al-Arats dan Bilal bin Rabbah. Mereka disiksa dengan cara yang amat sadis oleh kaum kafir Makkah. 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri juga tak luput menjadi sasaran aksi kebencian kaum kafir Quraisy pada masa itu. Dalam beberapa riwayat disebutkan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah dihina, diludahi, bahkan disakiti oleh orang-orang yang memusuhi beliau. Namun, selama berada di Makkah, semua perlakuan itu dihadapi oleh beliau dengan penuh kesabaran.

Setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabat hijrah ke Madinah, kaum kafir Makkah masih saja menunjukkan sikap permusuhannya terhadap Islam. Mereka terus berupaya merongrong kaum Muslim dengan berbagai macam cara. Situasi semacam itu terus berlangsung selama beberapa tahun. Akhirnya, terjadilah peristiwa Fathu Makkah (Pembebasan Kota Makkah) oleh kaum Muslim pada 8 H/630 M. Sejak itu barulah Islam mulai diterima secara luas oleh masyarakat Arab.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Sepeninggalnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, pengaruh Islam semakin berkembang hingga ke luar Jazirah Arab. Beberapa penaklukan yang berlangsung selama pemerintahan Khilafah Umayah, Abbasiyah dan Utsmaniyah memberikan kontribusi besar dalam membentuk peradaban Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa. Namun demikian, proses ekspansi di bawah kekuasaan Islam itu bukannya tanpa hambatan. Sikap kebencian dan permusuhan yang mulai tumbuh di tengah-tengah masyarakat Barat menjadi satu tantangan tersendiri yang dihadapi kaum Muslim selama periode tersebut.

Ketakutan terhadap pengaruh Islam yang semakin meluas mulai tertanam di kalangan masyarakat Barat. Meletuslah untuk pertama kalinya Perang Salib (antara 10951291) yang melibatkan tentara Muslim dan Kristen Eropa. Pada masa-masa itu, Kekaisaran Bizantium dan Gereja Roma menggunakan propaganda sentimen anti-Islam untuk merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslim. Puncaknya ketika rezim Kristen Spanyol/Andalusia memaksa umat Islam memeluk Kristen, jika tidak maka mereka dibunuh. 

Maka jangan heran, jika islamophobia itu masih terus ada sampai sekarang. Beberapa waktu yang lalu, seorang profesor dengan beraninya melakukan tindakan rasisme dan melecehkan ajaran Islam. Yang terbaru Ustadz Abdul Somad dideportasi dari Singapura karena alasan yang dicari-cari dan tak masuk akal. Rezim negara itu pun mengidap Islamophobia.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Ingatlah, siapapun tidak selayaknya takut dan benci terhadap Islam. Sebabnya, Islam adalah agama mulia, yang bersumber dari Zat Yang Mahamulia, Allah subhanahu wa taala, Pencipta manusia.

Islam membimbing manusia dengan ajarannya yang mulia. Ajaran tentang kewajiban jilbab bagi Muslimah, misalnya, jelas bertujuan untuk memuliakan mereka. Bukan merendahkan mereka. 

Islam pun memberikan perlindungan kepada segenap umat manusia. Bahkan jihad fi sabilillah di dalam Islam—yang sering dituding identik dengan terorisme—sesungguhnya tetap meniscayakan perlindungan kepada mereka yang tak terlibat dalam peperangan seperti perempuan, orangtua dan anak-anak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
انْطَلِقُوا بِاسْمِ اللَّهِ وَبِاللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ وَلاَ تَقْتُلُوا شَيْخًا فَانِيًا وَلاَ طِفْلاً وَلاَ صَغِيرًا وَلاَ امْرَأَة
Berangkatlah kalian dengan nama Allah dan di atas agama Rasulullah. Janganlah kalian membunuh orang yang lanjut usia, anak kecil dan wanita (HR Abu Dawud).

Sejarah Islam pun, sejak masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. dan era Kekhilafahan, banyak berisi kemuliaan terhadap umat manusia. Tak pernah terjadi pemaksaan agama Islam kepada non-Muslim. Apalagi aksi genosida terhadap kalangan di luar Islam. Sejarah menyaksikan Khilafah sepanjang sejarahnya justru menjadi payung kebersamaan untuk berbagai agama.

Karena itu, tidak selayaknya bagi siapapun bersikap nyinyir terhadap Islam dan berbagai ajarannya seperti jilbab, jihad, khilafah, dan lain-lain. Tak seharusnya mereka membenci berbagai simbol dan syiar Islam. 

Ketahuilah, menonjolkan syiar-syiar Islam adalah wujud ketakwaan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ذلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Allah, sungguh itu timbul dari ketakwaan kalbu (TQS al-Hajj [22]: 32).

Mari kita lawan segala bentuk Islamophobia dengan argumentasi yang cerdas, tanpa kekerasan. Sampaikan kebenaran walaupun pahit. Pasti, Allah menolong hamba-Nya yang menolong agama-Nya.
[]

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم



KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar