Menikmati Mudik dengan Asyik


Oleh : Ai Oke Wita Tarlina, S. Pt.

Fenomena mudik baru saja berlalu. Mudik tahun ini, konon pemerintah sudah mensinyalir adanya lonjakan pemudik. Lonjakan ini wajar terjadi mengingat sudah 2 tahun masyarakat banyak yang tidak mudik karena terganjal pandemi.

Sungguh sangat disayangkan, lonjakan ini tidak diantisipasi dengan baik oleh pemerintah. Sudah tahu akan melonjak kenapa tidak disiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya?. Mulai dari fasilitas untuk pemudik selama di perjalanan, sehingga tidak perlu sampai terjadi kemacetan di jalan tol. Bukankah jalan tol adalah jalan bebas hambatan, tapi kenyataannya kemacetan ini bahkan berkilo-kilo meter jauhnya.

Pembenahan tata kelola di semua lini harus dilaksanakan mengingat mayoritas penduduk indonesia adalah muslim dan setiap tahun akan terjadi fenomena mudik massal ini. Bukan hanya transportasi, tapi juga ekonomi negara bahkan seluruh sistem yang diterapkan harus dievaluasi agar masalah yang sama tidak kembali terjadi.

Dalam Islam, penguasa wajib melayani seluruh kebutuhan rakyat, termasuk urusan mudik ini karena berkaitan dengan banyak hal. Sarana dan prasarana harus dipastikan mampu memenuhi kebutuhan rakyat, dari mulai pembangunan infrastruktur, moda transportasi, hingga penyediaan bahan bakar yang murah. Semua harus dikelola menggunakan prinsip bahwa penguasa adalah pelayan rakyat. Penguasa wajib memenuhi kebutuhan semua rakyat. Rasul saw bersabda "Setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya" (H. R. Muslim).

Oleh karena itu, selama pengurusan rakyat berorientasi profit, maka dipastikan semuanya akan berjalan diatas kepentingan materi semata bukan karena tuntutan kewajiban yang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Sungguh yang dibutuhkan negri ini pada saat ini adalah pemimpin yang amanah, peduli pada masyarakat dan menjalankan syariat Allah. Dengan itu semua, bukan hanya kemacetan yang akan terurai, tapi semua problematika yang sedang dihadapi umat Islam akan tuntas, bahkan Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana firmanNya : "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?" (QS.Al-a’raaf : 96-98).



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar