Menyoal Tender Gorden DPR


Oleh : Maya Dhita (Pegiat Literasi)

Baru-baru ini DPR RI membuat anggaran fantastis tentang pergantian gorden dan blin atau pengaspalan senilai 48,7 milyar. Pembiayaan berasal dari APBN 2022. Tender ini diberi nama Pergantian Gordyn dan Blind DPR RI Kalibata.

Indra Iskandar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI, menjelaskan bahwa anggaran ini akan dialokasikan untuk  505 unit rumah dinas anggota DPR. Jadi per rumah sekitar 80 juta lebih ditambah pajak jadi 90 juta.

Tak hanya besaran anggaran yang fantastis di tengah buruknya kondisi perekonomian rakyat, pemenang tender program ini pun menjadi sorotan karena jumlah pengajuan harga paling tinggi di antara peserta tender lainnya. 

Lelang yang diikuti oleh 49 peserta, namun yang tampak hanya tiga perusahaan. Dari ketiga perusahaan ini, PT Bertiga Mitra Solusi yang jadi pemenang dengan pengajuan harga tertinggi di antara ketiganya. Entah apa yang menjadi pertimbangan, yang jelas keputusan telah diambil dan tender dinyatakan selesai.

Berbagai pertanyaan muncul dari berbagai pihak berkaitan dengan hal ini. Mulai dari sebab dianggarkannya Gordyn baru di tengah perekonomian rakyat yang belum bangkit. Kedua nominal anggaran yang fantastis. Ketiga, adanya keputusan pemenang tender yang tidak wajar, hingga gagal fokusnya DPR yang seharusnya mengurusi masalah perundangan dan penyampai aspirasi rakyat, bukan malah mengurusi insfrastruktur fisik. 

Sangat disayangkan jika para wakil rakyat tidak serius menangani apa yang dihadapi rakyat saat ini. Padahal rakyat telah meletakkan kepercayaan pada mereka. Mereka cenderung memikirkan kepentingan partai dan pribadinya. Berusaha memanfaatkan jabatan yang dimiliki untuk memuluskan agenda pribadi dan golongannya.

Begitulah demokrasi yang selalu diagung-agungkan oleh pengembannya. Berbagai penyimpangan kekuasaan dilakukan tanpa malu dan rasa bersalah. Mirisnya, semua menganggap bahwa penyimpangan itu hal yang lumrah pada akhirnya. Korupsi, kolusi, nepotisme telah menjadi bacaan yang membosankan.

Berbeda dengan apa yang menjadi prioritas pada daulah Islam. Kesejahteraan rakyat menjadi hal utama yang akan diperjuangkan oleh para pemimpinnya. Pemimpin hanya fokus mengurusi masalah umat. Hukum syarak yang mengikat, menjaga pemimpin dari penyelewengan amanah. Rasa takut pada Allah Swt. melahirkan pemimpin yang bertanggung jawab dan amanah.

"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (Riwayat Muslim).




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar