WAHANA WISATA MENJADI BENCANA, DIMANA PERAN NEGARA?


Oleh : Siami Rohmah (Pegiat Literasi)

Miris, kejadian tak terduga terjadi di wahana bermain Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya pada Sabtu, 7 Mei 2022. Di saat para pengunjung sedang asik bermain di wahana seluncuran kolam renang tiba-tiba saja seluncuran tersebut ambrol. Kontan saja pengunjung banyak yang terluka. setidaknya ada 16 korban luka. (detik.com)
Pihak pengelola Kenpark menyebut wahana selalu dilakukan perawatan setahun sekali, dan terakhir dilakukan 9 bulan yang lalu. Masih ada waktu 3 bulan lagi untuk jadwal pengecekkan, ungkap Bambang Irianto, selaku perwakilan pengelola Kenpark. Ambrolnya seluncuran dituturkan Bambang karena overload pengunjung yang naik seluncuran.

Wahana wisata sejenis Kenpark maupun jenis lain memang akan banyak dikunjungi masyarakat pada masa liburan. Apalagi dengan diberikan pelonggaran setelah pembatasan aktivitas masa pandemi Covid-19. Tentu pengunjung bisa diprediksi akan membludak di tempat-tempat wisata. Dan dengan banyaknya pengunjung otomatis akan mendatangkan banyak keuntungan bagi wahana. Hal ini yang sering membuat pengelola abai dalam mengatur ketertiban pengunjung dalam menggunakan wahana. Akhirnya bisa saja terjadi overload seperti yang terjadi di Kenpark.                                                                                                                    Selain itu, ada juga para pengelola nakal yang tidak melakukan pengecekkan dan perawatan terhadap wahana, hal ini tentu akan sangat berbahaya bagi para pengunjung. Namun dalam kapitalisme hal semacam ini menjadi biasa, yang terpenting mendapat keuntungan yang besar tapi enggan jika harus keluar dana perawatan. Maka tidak heran sering kita dengar kecelakaan di wahana wisata.

Berwisata adalah hal yang dibolehkan sepanjang tidak keluar dari aturan Allah. Wisata yang tidak hanya menghibur semata tapi juga memiliki nilai bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Islam selain kebutuhan individu yang berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal, ada juga kebutuhan komunal, atau kebutuhan umat yaitu terkait dengan pendidikan, kesehatan dan keamanan. 

Keamanan menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi bagi umat menjadi tanggung jawab negara selaku pemangku kekuasaan sekaligus penjaga bagi umat. Negara harus bisa memberikan rasa aman yang sesungguhnya kepada rakyat. Sehingga keselamatan jiwa masyarakat bisa terjamin. Kaitannya dengan kejadian di Kenpark Surabaya atau di tempat wisata lain menunjukkan keamanan masyarakat masih diabaikan, dengan begitu lamanya jangka perawatan, yaitu satu tahun sekali, padahal setiap hari wahana digunakan. Ditambah lagi pemerintah yang terkesan abai, bertindak setelah ada kejadian.

Tentu berbeda sekali ketika Islam berperan dalam pengelolaan negara, termasuk di dalamnya jaminan keamanan bagi masyarakat. Bagaimana Khalifah Umar bin Khattab begitu memperhatikan keselamatan rakyat, termasuk binatang sekalipun. Begitu masyhur diceritakan Khalifah Umar mengkhawatirkan keledai yang terperosok jika jalan ada yang rusak atau berlubang. Jika hewan saja dipikirkan bagaimana dengan manusia, tentu akan lebih baik jaminan yang diberikan oleh negara.

Namun, gambaran jaminan keamanan yang akan didapat oleh masyarakat tersebut tentu masih menjadi mimpi jika kita masih berada dalam sistem yang uang menjadi pengendali seperti saat ini, kapitalisme yang menguasai pemikiran para pengusaha dan penguasa menjadikan keamanan bagi rakyat bukanlah hal utama, yang utama adalah bagaimana mereka mendapat keuntungan sebesar-besarnya.

Jadi, sudah seharusnya kita mencampakkan sistem yang menganggap remeh keselamatan rakyatnya ini, kemudian beralih kepada sistem yang menjamin keamanan dan keselamatan rakyat dengan penuh kesungguhan, yaitu sistem Islam. Bukankah siapapun ingin mendapatkan perhatian negara yang luar biasa terhadap rakyat sebagaimana yang dilakukan oleh Khalifah Umar. Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar