Aksi Matikan Mikrofon, Oposisi Tak Boleh Interupsi


Oleh : Yuni Nisawati (Pegiat Literasi)

Lagi-lagi ketua DPR RI, Puan Maharani menjadi sorotan. Sosoknya kembali kedapatan mematikan mikrofon anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Terbaru adalah saat Anggota fraksi PKS yang meminta waktu untuk bicara sesaat sebelum rapat diakhiri. Memang bukan kali pertama, sebelumnya beliau telah dua kali mematikan mikrofon. 

Kejadian pertama terjadi saat ia memimpin rapat Pengesahan UU Cipta Kerja pada bulan Oktober 2021. Ia mematikan mikrofon saat anggota DPR dari fraksi Demokrat hendak mengajukan interupsi. Hal ini dilakukan alasannya karena fraksi Demokrat telah diberikan kesempatan interupsi sebanyak tiga kali. 

Kejadian kedua saat Puan Maharani memimpin rapat atas agenda Persetujuan Jenderal TNI, Andika Perkasa sebagai panglima TNI, pada November 2021. Fahmi Alaydroes, anggota Komisi X dari Fraksi PKS, memohon agar Puan tidak menutup rapat dan memberinya waktu. Namun interupsi tersebut diabaikan dan rapat diakhiri. (www.suara.com, 2022/05/26)

Hal ini pun menuai berbagai kritikan. Sebagai pemimpin sidang seharusnya Ia mampu mendengarkan pendapat anggotanya. 

Sistem Kapitalis yang diterapkan saat ini adalah sistem yang dikuasai dan dikendalikan oleh pemerintah. Sehingga kekuasaan dan hukum mutlak milik pemerintah. Walaupun mereka melakukan pelanggaran hukum atau kesalahan, hukum dan sanksi akan cenderung tumpul untuk mereka yang berkuasa. Sehingga hukum yang mereka ciptakan hanya untuk kepentingan mereka pribadi. Cenderung otoriter, tidak mau mendengarkan interupsi, atau pendapat-pendapat yang tidak sesuai dengan keinginan penguasa. Apakah sistem yang semacam ini masih bisa dipercaya? Bukankah rakyat menginginkan sistem yang adil dan lebih baik?

Namun di mana letak keadilan di sistem kapitalis yang selama ini diagung-agungkan? Kenyataannya semakin banyak ketidakadilan. Semakin banyak hak-hak rakyat terabaikan dan suara-suara rakyat yang tidak pernah didengar. Sehingga apapun yang rakyat usahakan untuk memperoleh hak-haknya hanyalah sia-sia. Tidakkah rakyat melihat bahwa Allah sudah memberikan solusi kepada kita tanpa kita sadari yaitu Sistem Islam yang sempurna yang Allah sudah siapkan untuk memecahkan segala permasalahan hidup di dunia ini.

Sistem yang Allah ciptakan adalah sistem hukum yang sempurna untuk kepentingan semua umat, untuk keadilan, keamanan, dan kesejahteraan umat. Sistem hukum yang selalu mendengarkan segala kepentingan-kepentingan rakyat. Tidak hanya kepentingan-kepentingan rakyat, namun juga keluh kesah rakyat dan hukum-hukum yang tidak pandang bulu untuk semua kalangan. Bukankah harusnya sistem seperti ini yang diterapkan? Sistem islam yang sempurna dengan penuh keadilan. Harusnya kita memperjuangkan sistem yang seperti ini. Agar kemaksiatan-kemaksiatan tidak seperti sekarang yang semakin banyak, bebas dan meresahkan. Agar hak-hak rakyat tersampaikan dan segala permasalahan dapat terselasaikan dengan baik.

Sesungguhnya, dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.” (QS Asy-Syura: 42).

Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar