Pembiaran LGBT Menanti Azab Pedih Negeri, Nauzubillah


Oleh: Neng Sri Yunita, S.Pd.

Pengibaran bendera LGBT di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pekan lalu membuat pemerintah Indonesia kecewa, sementara media sosial Kedubes Inggris ditanggapi banyak warganet yang menyatakan penolakannya. Bahkan anggota Komisi VIII DPR Bukhori Yusuf memprotesnya. Dilansir dari jpnn.com (22/05/2022), Politikus PKS itu pun mendukung upaya pemerintah menegakkan kedaulatan negara ini dengan mengirimkan pesan yang tegas bahwa setiap perwakilan asing di Indonesia tidak diperkenankan secara provokatif mengkampanyekan nilai dan norma yang tidak sesuai dengan pandangan hidup warga di negara ini.

Bukhori mengatakan konstitusi telah menegaskan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai Pasal 29 Ayat 1 UUD 1945, sehingga agama telah menjadi ruh dan sumber nilai dari pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain menyimpang dari ajaran agama, kata Bukhori, LGBT adalah penyakit sosial yang mengancam kohesi sosial di tengah masyarakat, khususnya bagi ketahanan keluarga.

Tidak hanya anggota dewan dari PKS saja yang memprotes pengibaran bendera Pelangi di Kedubes Inggris namun Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menyatakan ketidaksetujuan nya seperti dilansir tribunjambi.com (22/05/2022) dalam hal pengibaran bendera LGBT di Kedubes Inggris ada prinsip yang tidak sesuai dengan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, terutama pada Pasal 3 Ayat 1 (e). Dijelaskannya, dalam pasal tersebut menjelaskan fungsi misi diplomatik adalah mempromosikan hubungan persahabatan antara Negara Pengirim dan Negara Penerima dan mengembangkan hubungan ekonomi, budaya, dan ilmiah. Di sisi lain, pengibaran bendera LGBT tersebut merupakan tindakan provokatif dari sisi budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, mestinya Inggris lebih sensitif.

Terlepas dari siapa yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pengibaran bendera pelangi tersebut ada hal yang sangat urgent sebaiknya segera diselesaikan, yaitu penggantian sistem kepemimpinan yang Allah SWT. turunkan agar dunia aman serta damai jauh dari murka-Nya sang Khalik. LGBT atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender adalah penyakit menentang kodrat yang Allah berikan dan Allah akan mendatangkan azab yang sangat pedih.

Jika ingin melihat satu bukti azab Allah SWT. yang diturunkan kepada satu kaum, datanglah ke Napoli, Italia. Pompei di zaman Romawi, adalah kota wisata bagi bangsawan Romawi, yang sejuk dan indah. Pompei juga berkembang menjadi kota maksiat. Bersumber pada wikidedia.id pada tahun 79 M, tiba-tiba Gunung Vesuvius meletus. Awan panas dan debu vulkanik menghantam kota Pompei sekaligus menguburnya. Pompei hilang dan menjadi kota yang terlupakan. 

1600 tahun kemudian, seorang arsitek menemukan fosil atap sebuah bangunan. Penggalian yang memakan waktu lebih dari 150 tahun pun dilakukan untuk mengangkat kota Pompei ke permukaan. Pemandangan yang dilihat para arkeolog dunia itu sungguh menakjubkan. Fosil-fosil utuh dan membatu dari tubuh manusia tampak awet. Posisi mereka ada yang sedang berhubungan badan, ada yang sedang jongkok, bahkan ada yang sedang berusaha bangun dari tidurnya. Dari fosil-fosil yang sedang berhubungan badan ini, tampak beberapa dari mereka mempunyai jenis kelamin yang sama (Homoseks). Ada juga yang sedang berhubungan dengan anak-anak. Raut muka mereka masih tergambar detail seperti manusia yang masih hidup.

Hal ini jelas menampakkan, bahwa mereka sendiri tidak sadar akan bencana yang menimpa mereka. Itu menandakan antara meletusnya Gunung Vesuvius, hantaman awan panas, dan debu vulkanik ke kota Pompei hanya membutuhkan waktu sepersekian detik. Fosil-fosil utuh manusia itu sekarang dipamerkan sebagai bagian dari peringatan kepada umat manusia akan kebesaran Allah SWT.

Allah SWT. telah menceritakan kisah seperti ini dalam Al-Quran tentang nasib kaum Nabi Luth as. dan 'pemusnahannya secara ttiba-tiba'. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنْ كَا نَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّا حِدَةً فَاِ ذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ
"Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati." (QS. Ya-Sin 36: Ayat 29). Al Qur'an terbukti benar.

Apakah kita ingin dimusnahkan Allah SWT. seperti kaum Nabi Luth as. dan kaum Pompei. Nauzubillahimindzalik. Maka dari itu sebagai kaum muslim mari kita saling mengingatkan agar segera bertobat dan kembali ke jalan Allah SWT.  jika di sekitar kita terdapat teman, atau saudara yang menyimpang.
Wallahu'alam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar