Rusaknya Rakyat Cermin Pemimpinnya


Oleh : Windha Yanti.S (Aktivis dan Pemerhati Sosial)

Melansir dari TRIBUN-TIMUR.COM, Ketua DPR RI Puan Maharani kembali mematikan mikrofon anggota dewan yang sedang melakukan interupsi. Putri Megawati tersebut mematikan mikrofon saat pimpin rapat paripurna DPR yang digelar pada Selasa (24/5/2022).

Aksi matikan mikrofon tersebut juga dilakukan Puan Maharani pada tahun 2020 lalu. Hanya saja 'korban' Puan Maharani tahun 2020 dan tahun 2022 berbeda. Mereka juga berasal dsari fraksi berbeda. Kini, Komisi VI DPR asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Amin AK yang dimatikan mikrofonnya saat instrupsi. Sementara pada tahun 2020 lalu, Puan Maharani mematikan mikrofon (mic) saat politikus Partai Demokrat, Irwan atau Irwan Fecho, sedang interupsi.

Bukan yang pertama atau kedua kalinya para penguasa rezim hari ini menunjukan sikap tak pantas sebagai pemimpin, bukannya mencerminkan sikap adil dan wibawanya, alih alih justru bersikap sewenang wenang. Bahkan lebih tepatnya diktator, sebab setiap kebijakan yang lahir sering kali membuat rakyat menangis.

Sebetulnya sekali jika kita dapati penguasa rezim hari ini tak mencerminkan sikap adil dan mengayomi, karena mereka lahir dari sebuah sistem yang liberal, yaitu demokrasi kapitalisme, mereka dibentuk hasil pemilu yang harganya triliunan, demi mencapai bangku kekuasaan mereka harus memiliki modal besar, sehingga ketika mereka terpilih, visi dan misi mereka bukan lagi untuk mengurus rakyat, melainkan harus balik modal agar bisa membayar hutang.

Kapitalisme adalah sebuah ideologi yang memiliki landasan memisahkan agama dari kehidupan, sehingga agama tidak boleh ikut campur dalam kehidupan umum maupun politik, akhirnya lahirlah liberalisme, faham kebebasan, sehingga manusia boleh membuat aturan sesuka hati mereka, tentuny aturan itu akan mengikuti kepentingan mereka. Sehingga bukan hal yang aneh jika setiap kebijakan yang lahir sangat merugikan rakyat.

Kondisi ini akhirnya menjadikan rakyat tak lagi percaya pada pemimpinnya, sehingga rakyatpun harus kerja keras demi mencukupi semua kebutuhannya sendiri, tak perduli harus mencuri, membegal hingga memperkosa demi memenuhi naluri seksnya, sebab jika harus menikahpun biayanya mahal. Kondisi kerusakan rakyatpun menjadi cerminan pemimpinnya, sebab istilah buah jatuh tak jauh dari pohonnya adalah analogi yang tepat untuk menggambarkan kondisi hari ini.

Jika Islam punya seperangkat aturan yang paripurna dan lengkap, yang mengatur kehidupan manusia dengan rinci, sehingga aturan ini tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan umum apalagi politik, sebab seorang muslim diwajibkan untuk masuk kedalam  Islam secar kaffah, sehingga aturan inilah yang menjadikan sebuah negara akan mampu mencapai kegemilangannya. Seperti daulah Islam yang diwariskan oleh baginda kita Rosulullah SAW dimulai dari madinah wilayah kekuasaannya hingga mencapai dua pertiga dunia.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (Q.S Al Baqarah 208)

Inillah bentuk keberhasilan sistem Islam ketika diterapkan dalam bingkai negara, pemimpin yang tidak hanya mampu memimpin tapi juga jujur, amanah dan adil, karena kepribadian Islamlah yang menjadikan para khalifah tidak gila dengan harta, karena mereka sangat memahami amanah yang diemban kelak akan dimintai pertanggung jawaban dipengadilan Allah.

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Artinya : "Pada hari ini (yakni hari kiamat) kami kunci mulut-mulut mereka, dan berbicaralah kepada kami, tangan-tangan mereka, dan kaki-kaki mereka bersaksi di hadapan kami mengenai apa yang mereka lakukan (di dunia)." (Q.S. Yasin: 65)

Sehingga sudah selayaknya negri ini dikembalikan pada peliknya yaitu Allah SWT, artinya mengembalikan pengaturan negri dengan syariat Allah. Agar negri ini menjadi negri yang rahmatan lil alamin

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya : "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (Q.S Al-Anbiya 107)

Wallahu'alam




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar