Oleh: Ziyan Saffana Erhaff (Mahasiswi Sumedang)
Tahun boleh berganti. Namun rasanya permasalahan yang terjadi di setiap negara masih terus ada. Apalagi masalah yang terjadi diantara kaum muslimin khususnya. Sudah berpuluh tahun rasanya setiap pergantian tahun baru masehi, berita di media massa selalu menyiarkan pelecehan terhadap agama islam baik terhadap syariat-Nya, dan kaum muslim sendiri. Rasanya setiap awal tahun baru ada saja berita miris yang datang menuju kaum muslimin. Seperti baru-baru ini terjadi penghinaan (lagi) terhadap Nabi kita yaitu dua kasus besar yang menjadi viral di sosial media yaitu kasus promosi Holywings dan anggota partai di Negara India. Untuk kasus Holywings sendiri menjadi perhatian publik setelah kasus promosinya yang mengandung SARA.
Melalui media sosial Instagram, Holywings diketahui memposting promosi minuman alkohol untuk nama Muhammad dan Maria. Promo itu menggratiskan satu botol minuman beralkohol atau minuman keras (miras) bagi yang memiliki nama Muhammad dan Maria (dream.co.id). Buntut dari kasus promosi tersebut, terdapat enam tersangka yang telah ditetapkan polisi hingga cabang Holywings di Surabaya turut berimbas dengan ditutup sementara. Sedangkan kasus lainnya terjadi di India dimana juru bicara partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma. Melansir Sputnik News, dia disebut mengolok-olok Al-Qur'an dan menyamakannya dengan 'bumi itu datar'. Sharma juga disebut menghina Nabi Muhammad SAW, karena menikah dengan istrinya Aisyah saat masih muda. "Nabi Muhammad SAW menikahi seorang gadis berusia enam tahun dan kemudian berhubungan dengannya pada usia sembilan tahun," ujarnya dalam sebuah video yang kemudian dihapus oleh saluran televisi tersebut (cnbcindonesia.com).
Dua kasus diatas hanya sedikit contoh dari banyaknya kasus penghinaan terhadap agama Islam dan Nabi kita. Dan kasus-kasus tersebut cenderung dilupakan oleh kaum muslimin nantinya. Kasus holywings memang berujung penindak pidaan bagi tersangka. Namun apakah hal tersebut akan membuat orang-orang lain berhenti melakukan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW?. Pun didalam kasus penghinaan yang dilakukan oleh politisi tersebut, membuat bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di India timur memakan korban dua remaja pada bulan Juni lalu (rapublika.co.id). Kedua orang politisi tersebut membuat klarifikasi di sosial media mereka setelahnya. Hal ini membuat banyak Negara Muslim mengecam dan memboikot India seperti Qatar, Kuwait, dsb. Lalu bagaimana dengan kita Negara Indonesia dengan mayoritas pendudukanya yang beragama Islam? Negara kita mungkin akan sulit untuk ikut memboikot kepada negara lain sebab salah satu faktornya akan berdampak buruk pada perekonomian negara. Indonesia juga banyak mengimpor bahan pangan dari India.
Mengecam dan memboikot saja bila keduanya datang dari negara-negara yang tidak berkuasa juga tidak akan cukup membuat jera, atau berhenti dalam penghinaan yang terjadi pada kaum muslim. Bagi seorang Muslim yang Mukmin mencintai Nabi Muhammad SAW. akan disertai dengan memuliakan sosoknya. Pun demikian tidak akan rela jika Nabi Muhammad SAW dihinakan. Sesiapapun yang menghinakan kepada Agama Allah serta Nabi Muhammad SAW. itu akan mendapatkan dosa, dan mendapat Murka Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا
“Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya itu, Allah melaknati mereka di dunia dan di akhirat. Allah pun menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan.” (QS Al-Ahzab [33]: 57)
Serta:
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: ”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah:”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasûl-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa" (At-Taubah/9:66]
Penistaan terhadap kehormatan dan martabat Nabi Muhammad SAW dan Agama Islam berulang kali terjadi karena banyak umat Islam dan tokohnya memilih diam. Mereka mengira diam dan sabar saat Nabi dihina adalah suatu kebajikan. Justru bila kita diam juga sebenarnya berdosa karena bungkam terhadap yang munkar. Apakah kita tidak malu kepada muslim di India sana saat aksi bela Nabi kemarin memakan korban puluhan muslim terluka dan dua pemuda syahid? Padahal kita juga sama-sama seorang muslim, namun kita lebih memilih diam dan melihat saja fenomena tersebut terjadi berulang kali. Maka demikian pantaslah kita untuk selalu membela Nabi dan Agama kita, sebagaimana dulu Nabi Muhammad SAW. telah berjuang bagi kita agar kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang kelak mendapat Surga-Nya. Sebegitu cinta Rasulullah pada kita, ummat muslim. Maka balaslah cinta Beliau, dengan keimanan kita dengan membela tinggi-tinggi kehormatan dan martabat Beliau. Sungguh malu rasanya bila kita hanya diam melihat penghinaan terhadap Nabi kita. Pantas kita tanyakan pada diri kita, sejauh manakah cinta kita terhadap Nabi kita?. Wallahualam bissawab[]
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar