Oleh: Nuryanti (Aktivis Muslimah Bali)
Penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw. terus terjadi di sistem sekarang ini. Kehormatan Islam dan kaum muslimin semakin hari semakin diinjak-injak. Berbagai protes, kritik ataupun tindakan pemboikotan terhadap negara penghina pun tak mampu menghentikan penghinaaan ini.
Sudah tak terhitung lagi berapa banyak korban kaum muslimin yang berguguran, baik yang terluka ataupun yang mati syahid. Para pemuda yang seharusnya menguatkan bersatunya kaum muslimin dalam membangun kekuatan politik Islam tidak mampu menghentikan kondisi tersebut. Kondisi ini diperkuat karena paham sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan tengah berkuasa di negeri kaum muslimin. Paham sekularisme dalam bentuk demokrasi yang mengedepankan kebebasan adalah pilar utamanya, yang menjadikan pintu masuknya berbagai macam kerusakan, yang haram bisa dihalalkan atas nama kebebasan, syariat dijadikan sebagai objek pelecehan dan yang sering dinistakan.
Penghinaan terhadap nabi Muhammad saw. yang dilakukan secara verbal adalah suatu batasan yang bertujuan untuk meremehkan dan merendahkan martabat beliau sebagaimana yang dipahami kebanyakan orang, terlepas perbedaan akidah mereka, termasuk melaknat dan menjelek-jelekkan beliau.
Indonesia yang merupakan mayoritas muslim tidak bisa menghentikan atas kejadian dalam penghinaan terhadap nabi Muhammad saw. maupun penistaan terhadap agama Islam. Sudah menjadi rahasia umum bahwa hukumpun tidak mampu berpihak kepada umat muslim. Maka tak heran jika penghinaan terhadap nabi Muhammad saw. akan terus terjadi. Ditambah lagi jika sudah terjadi penistaan antarumat beragama itu sangat berbahaya, persatuan diantara kaum muslim akan tercabik-cabik, dan kezaliman terhadap kaum muslimin akan terus meningkat.
Selain paham sekularisme yang tengah berkuasa dan membebaskan semua tingkah laku, penistaan agama juga disebabkan karena diamnya sebagian besar umat muslim, tokoh agam dan para intelektual muslim. Menganggap bahwa semua ini sudah lumrah terjadi di alam liberalisme.
Sungguh, Islam tak akan terlindungi jika umat tak memiliki pelindung yang kuat dalam naungan Negara Khilafah. Umat muslim saat ini benar-benar membutuhkan pelindung yang agung, yaitu Khilafah ala minhaj an-nubuwah. Sejak dulu hingga kini, sejarah telah membuktikan bahwa DNA pejuang Islam sejatinya telah mendarah daging dan tak dapat dipisahkan dari umat Islam, khususnya umat Islam di Indonesia.
Jika hari ini kita temukan banyak pihak yang merendahkan derajat nabi Muhammad saw. atau bahkan banyak pula yang mengaku muslim namun tak ingin mengikuti ajaran nabi, maka disaat yang sama, ada elemen umat muslim yang tetap istiqamah membela pribadi dan risalah Rasulullah sebagai bentuk cintanya kepada nabi dan syariat. Dengan begitu, maka pastikan diri kita berada dalam barisan pembela Islam.
Memuliakan nabi Muhammad saw. merupakan kewajiban dan kebaikan yang amat luhur. Maka menista kemuliaan beliau adalah sebaliknya, yaitu akan mendapat dosa besar. Telah Allah firmankan di dalam surat at-Taubah ayat 61, "Orang-orang yang menyakiti Rasullullah itu, bagi mereka azab yang pedih".
Surat Al-Ahzab ayat 57 pun juga dijelaskan, "Sungguh orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, Allah melaknat mereka di dunia dan di akhirat, Allah pun menyediakan bagi mereka siksaan yang menghinakan”.
Maka dari itu, umat tidak boleh diam saat agama atau rasulnya dihinakan. Wajib baginya membela agama dan Rasulullah yang mulia. Sungguh dengan demikian, kelak nabi Muhammad saw. juga berjuang membela nasib umatnya agar menjadi hamba-hamba Allah SWT yang layak mendapatkan jannah.
Wallahu a’lam bisshawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar