KHUTBAH JUM'AT : KEWAJIBAN JILBAB TAK PANTAS DIPERSOALKAN


KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
 وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
 اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : 
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
  وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
 (QS al-Anbiya‘ [21]: 107).

Alhamdulillah, Dia-lah Yang Maha Perkasa atas seluruh alam semesta. Yang Menghidupkan dan Mematikan. Yang Maha Pemberi Rezeki seluruh makhluk-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,  
Bertakwalah kepada Allah. Sungguh pesan ini selalu diulang-ulang agar kita semua senantiasa ingat untuk taat kepada Allah. Melaksanakan semua kewajiban, meninggalkan seluruh larangan-Nya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,  
Lagi dan lagi ajaran Islam dipersoalkan. Kali ini soal kerudung atau masyarakat menyebutnya jilbab. Hanya gara-gara ada siswi di Yogyakarta yang dipakaikan jilbab di sekolahnya, muncul narasi: pemaksaan jilbab. Padahal, jelas-jelas pihak sekolah menyatakan tak ada pemaksaan itu. 

Lalu mengapa itu diviralkan? Jelas dan nyata, ada orang-orang yang islamofobia di luar sana. Mereka tak suka ajaran Islam. Mereka alergi dan menentangnya dengan berbagai dalih, HAM-lah dan sebagainya. Tapi anehnya, mereka diam seribu bahasa terhadap siswi SD di Gunungsitoli Sumatera Utara yang dipaksa melepas jilbabnya. Ke mana mereka? Apakah boleh memaksa melepas jilbab? Kalau memaksa siswa berbuat baik, mereka tentang. Tapi mengapa memaksa siswa meninggalkan ajaran agamanya, mereka diam?

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Ketahuilah, menutup aurat adalah perintah Islam, baik bagi Muslim dan Muslimah. Kaum Muslimah wajib menutup auratnya kecuali wajah dan telapak tangannya. 

Allah subhanahu wa taala berfirman:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka. Janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) tampak pada diri mereka” (TQS an-Nur [24]: 31).

Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menyatakan yang dimaksud dengan frasa illaa mâ zhahara minhaa dalam ayat di atas adalah muka dan telapak tangan. Imam ath-Thabari juga menyatakan, Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah pendapat yang menyatakan bahwa sesuatu yang biasa tampak (pada wanita) adalah wajah dan telapak tangan. (Ath-Thabari, Jaami al-Bayaan fii Tafsiir al-Quraan, XVIII/94).

Kewajiban mengenakan kerudung (khimar) didasarkan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Katakanlah kepada kaum wanita Mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka. Janganlah mereka menampakkan perhiasan  mereka, kecuali yang biasa tampak pada diri mereka, dan hendaklah mereka memakai kerudung (penutup kepala) hingga menutupi dada mereka (TQS an-Nur [24]: 31). 

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Karena itu jelas, sebagai kewajiban syariah bagi Muslimah, jilbab tak layak dan tak pantas dipersoalkan. Apalagi, sebagai bagian dari hukum syariah, pastinya banyak hikmah dari pengamalan kewajiban berjilbab bagi Muslimah ini. Sebabnya, jelas seluruh hukum syariah pasti mendatangkan rahmat (maslahat) bagi manusia. 
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (TQS al-Anbiya‘ [21]: 107).

Kita meyakini bahwa perintah Allah subhanahu wa ta’ala kepada para wanita untuk berbusana Muslimah (memakai kerudung dan berjilbab yakni baju kurung/gamis panjang hingga menutup mata kaki) pasti mengandung banyak kebaikan/manfaat sekaligus menghindari banyak keburukan/madarat, khususnya bagi pemakainya dan umumnya bagi masyarakat. 

Penggunaan jilbab dalam kehidupan umum akan mendatangkan kebaikan bagi semua pihak. Tidak hanya bagi kaum perempuan. Dengan tubuh yang tertutup jilbab, kehadiran wanita jelas tidak akan membangkitkan birahi lawan jenisnya. Dengan demikian kewajiban berjilbab telah menutup salah satu celah yang dapat mengantarkan manusia terjerumus ke dalam perzinaan atau pemerkosaan. Realitas ini membuktikan kebenaran ayat tentang kewajiban berjilbab di atas: Dzâlika adnâ an yurafna falâ yudzayn (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal sehingga mereka tidak diganggu).

Karena itu jilbab bisa lebih melindungi wanita Muslimah, membuat mereka lebih merasa aman, menjaga diri mereka dari gangguan lelaki usil, menjaga mereka dari obyek pandangan lelaki yang hanya ingin cuci mata, menjaga diri mereka dari obyek syahwat lelaki, menghindarkan diri mereka dari zina mata dan zina hati, dan lain-lain.

Bagi wanita, jilbab juga dapat mengangkat mereka pada derajat kemuliaan. Dengan aurat yang tertutup rapat, penilaian terhadap wanita lebih terfokus pada kepribadiannya, kecerdasannya, profesionalismenya serta ketakwaannya. Bukan pada fisik atau tubuhnya.  Ini berbeda jika wanita tampil terbuka dan sensual. 

Bagi Muslimah, berkerudung dan berjilbab secara syari juga bisa menjadi pembuktian atas kesalihan dirinyatentu jika keputusannya berkerudung dan berjilbab dilandaskan pada faktor keimanannya dan ketaatannya pada syariah Islam. 

Selain itu, kerudung dan jilbab yang dia pakai berpotensi menjadi benteng perilaku bagi dirinya sehingga ia akan berpikir seribu kali untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang yang bertentangan dengan citra kerudung dan jilbab sebagai pakaian takwa. 

Karena itu, hati-hatilah dengan tipu daya musuh-musuh Islam. Jaga istri dan anak kita agar tetap menutup auratnya dengan benar, berbaju syar’i. Jangan biarkan pikiran sekuler menggerus pemahaman mereka. []


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم





KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar