Oleh : Widyaastika
Beberapa waktu terakhir publik dihebohkan dengan berbagai tingkah generasi muda. Diantaranya adalah kasus bullying di Tasikmalaya, kalu ini korban nya adalah seorang anak SD yang dipaksa menyetubuhi seekor kucing oleh teman sekelasnya. Sampai anak tersebut depresi dan meninggal dunia, tentu tindakan ini sangatlah ekstrim bahkan diluar nalar. Mengingat bahwa pelakunya adalah seorang anak SD.
Lalu publik juga dikejutkan dengan racun Citayam Fashion Week. Fenomena CFW ini menampilkan gambaran generasi muda yang krisis jati diri bahkan saat ditanya niat shalat saja mereka tidak tahu. Kemiskinan sistematik, gaya hidup liberal, bahkan yang luar biasa mengerikannya lagi munculnya bibit-bibit L98T.
Memilih Jadi Konten Kreator Daripada Sekolah Diberi Beasiswa
Menparekraf, pak Sandiaga Uno, mengatakan akan memberikan beasiswa pendidikan untuk ABG Citayam yang putus sekolah. Agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai.
Tapi, ketika salah satu diantara mereka ditawarkan beasiswa mereka tidak mau dan mereka lebih memilih menjadi content creator tik tok saja, serta mengatakan jika kembali bersekolah tidak ada jaminan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, mengingat di negeri ini sulit mendapatkan pekerjaan.
Nah inilah akibat dari diterapkannya sistem Kapitalisme-Sekuler yang menjadikan Uang/ materialistik sebagai tolak ukur kesuksesan dan kebahagiaan.
Siapa yang kita salahkan dari fenomena ini?
Sebenarnya kita semua adalah korban. Korban dari kedzaliman sistem Kapitalisme-Sekuler. Why? Karena sekularisme-kapitalisme adalah sebuah paham yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Orientasi hidup paham sekularisme-kapitalisme hanya untuk cari materi, materi dan materi, tanpa memandang hukum syariat. Serta agama menjadi urusan pribadi.
Secara hidup dalam sistem Kapitalisme-Sekuler apa apa butuh uang. Dan mindset penguasa ketika membuat kebijakan diracuni oleh kapitalisme. Jangankan memikirkan urusan negara, memikirkan urusan pribadi saja kalang kabut. Inilah salah satu produk generasi dan penguasa disistem Kapitalisme-Sekuler.
Akibat sistem Kapitalisme-Sekuler ini juga negara hanya membuat kebijakan dan pernyataan normatif. Seperti mencarikan tempat untuk fashion week dan memberikan beasiswa. Serta menganggap fenomena CFW adalah sebuah kreativitas.
Bahkan untuk kasus perundungan yang diterjadi pada anak SD di Tasikmalaya hanya mengeluarkan statement " tanggung jawab ini butuh kerja sama dari orangtua, sekolah, tenaga pendidik dan masyarakat" tidak ada disebutkan peran negara didalamnya.
Padahal tak hanya pihak internal, pihak negara juga memiliki peran penting untuk membuat dan mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan kepada generasi.
Pendidikan Untuk Generasi Daulah Islam (Khilafah)
Generasi saat ini beda jauh sama generasi di sistem Islam atau yang dikenal dengan istilah Khilafah. Sistem Islam mampu melahirkan pemimpin berjiwa periayah seperti Khalifah Umar bin Khattab, Harun Ar-Rasyid dan lain sebagainya.
Generasi yang dihasilkan khilafah itu tidak sibuk dengan urusan pribadi mereka sendiri. Bukan berarti mereka tidak memiliki masalah pribadi tapi mereka mampu menyelesaikan masalahnya dengan tepat.
Orientasi hidup para generasi negara Islam adalah hanya untuk kemuliaan Islam dan membantu umat. Generasi yang seperti ini tidak lepas dari sistem pendidikan yang diterapkan.
Syaikh Atta' bin Khalil dalam kitabnya yang berjudul Usus At Ta'lim fi Daulah Al khilafah (Dasar-dasar Pendidikan Negara Khilafah) menjelaskan bahwa jika ingin menyusun kurikulum, yang harus banget diperhatikan adalah dua tujuan pokok pendidikan.
Pertama; membangun kepribadian islam, agar generasi pola pikir dan pola sikap sesuai dengan Islam, sehingga generasi paham tujuan hidup dan mampu menyelesaikan masalahnya dengan tepat.
Kedua; Mencetak ulama-ulama yang ahli dari segala aspek kehidupan. Dari segi ilmu keislaman seperti ijtihad, fiqih, Qadhi dan lain sebagainya. Dari segi ilmu terapan seperti teknik, kimia, kedokteran dan lain sebagainya.
Sehingga generasi tumbuh menjadi seorang problem solver ditengah-tengah umat. Mereka juga akan siap siaga menjadi para pemimpin peradaban misalnya Muhammad Al Fatih,Shalahuddi Shalahuddin Al Ayyubi, Fathimah Al Fihri, Imam Syafi'i dan masih banyak lagi.
Dan para generasi tidak perlu khawatir dengan biaya pendidikan. Karena dalam daulah Islam(khilafah) pendidikan adalah kebutuhan dasar publik. Oleh karena itu, Daulah Islam lah yang akan menanggung seluruh biayanya. Dari mana sumbernya? Maka jawabannya adalah dari pos kepemilikan umum yaitu Baitul Mal. Wallahu 'alambissowwab...
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar